Segera Atasi Defisit Pangan

Rabu, 29 April 2020 - 06:13 WIB
loading...
Segera Atasi Defisit Pangan
Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Sejumlah daerah mengalami defisit bahan pangan. Beberapa sembako yang kekurangan stok antara lain beras, cabai, bawang, dan telur ayam. Bahkan, gula mengalami defisit di hampir semua provinsi.

Kondisi tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin. Untuk mengatasi persoalan tersebut dia meminta jajarannya mendata daerah yang surplus maupun defisit, mendorong petani tetap berproduksi dengan memperhatikan protokal kesehatan demi menangkal virus corona (Covid-19), dan mempertimbangkan pesawat penumpang bisa beroperasi demi kelancaran distribusi sembako.

Merespons kondisi tersebut, sejumlah anggota DPR meminta pemerintah segera mengatasi persoalan karena masyarakat akan menghadapi Lebaran. Selain itu, mereka menekankan pentingnya kebijakan yang lebih berpihak pada petani, termasuk pemberian bantuan dan pembelian bahan pangan—terutama beras—dengan harga yang menguntungkan. “Laporan yang saya terima, untuk stok beras defisit di tujuh provinsi. Stok jagung defisit di 11 provinsi. Kemudian stok cabai besar defisit di 23 provinsi,” ungkap Presiden saat membuka rapat terbatas kemarin.

Defisit stok cabai rawit, bawang merah, telur ayam, bawang putih juga melanda sejumlah provinsi. Namun, minyak goreng dipastikan cukup untuk seluruh provinsi. “Stok cabai rawit defisit di 19 provinsi. Stok bawang merah diperkirakan juga defisit di 1 provinsi, dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi. Stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi. Tetapi, gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok bawang putih defisit di 31 provinsi,” paparnya.

Selain menekankan data daerah mana yang defisit dan surplus dan meminta petani tetap berproduksi, Jokowi menjanjikan akan memberikan bantuan untuk petani. “Program stimulus ekonomi juga harus betul-betul menjangkau yang berkaitan dengan produksi beras kita. Artinya menjangkau petani kita,” ungkapnya.

Dia lantas memerintahkan Bulog membeli gabah petani dengan harga layak. Apalagi puncak panen raya tahun ini cukup baik hasilnya, yakni mencapai 5,62 juta ton. “Saya juga minta Bulog tetap membeli gabah petani dengan insentif harga yang layak, dengan fleksibilitas yang memadai,” katanya.

Pada kesempatan itu Jokowi kembali mengingatkan agar manajemen pengelolaan beras dalam negeri harus diperhatikan dengan baik. Pasalnya, hal ini menjadi kunci penting bagi antisipasi dan mitigasi dari krisis pangan. “Oleh sebab itu, sekali lagi, kalkulasikan secara detail. Hitung betul secara detail mengenai ketersediaan stok, tentu dengan memperhitungkan stok di masyarakat, stok di penggilingan, stok di gudang, dan stok di Bulog,” paparnya.

Jokowi juga meminta agar dikalkulasikan kemungkinan terjadinya kemarau panjang pada 2020 terhadap kebutuhan beras dalam negeri. “Walau prediksi BMKG tidak ada cuaca yang ekstrem, (kemarau panjang) tetap harus diwaspadai, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional kita,” katanya.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah terus menggenjot pemberian insentif kepada masyarakat terdampak virus korona. Salah satu kelompok masyarakat yang akan mendapatkan insentif adalah petani miskin. “Untuk memberikan insentif kepada para petani. Jumlah petani kategori miskin 2,44 juta, diberi insentif agar bisa menanam di periode berikutnya,” ujarnya seusai rapat terbatas di Jakarta kemarin.

Airlangga mengungkapkan, kepada para petani pemerintah akan memberikan bantuan Rp600.000. Bantuan tersebut akan berupa bantuan tunai Rp300.000, separuh lagi untuk sarana prasarana produksi pertanian seperti bibit, pupuk, dan sarana produksi lain. “Ini diharapkan (untuk) periode tiga bulan dan teknisnya akan diumumkan Kementerian Pertanian,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1593 seconds (0.1#10.140)