Spiritual Ramadan dan Tata Kelola Ekonomi

Senin, 20 Maret 2023 - 09:10 WIB
loading...
A A A
Untuk itu, kita bisa bersepakat bahwa tingkatan inflasi perlu terus dijaga dan dikendalikan. Ada beberapa kejadian musiman, seperti hari besar keagamaan nasional, kemerdekaan, masa-masa pendaftaran sekolah/kuliah, akan menjadi faktor pendorong inflasi. Secara historis inflasi tertinggi selalu berada di bulan Ramadan, kecuali di 2020 dan 2021 karena masa pandemi.

Data BPS mencatat bahwa sebagian besar kota di Indonesia mengalami inflasi pada Bulan Ramadan, dengan inflasi tinggi dominan terjadi di kota luar Pulau Sumatera dan Jawa. Saat ini, inflasi diperkirakan meningkat pada April 2023 seiring meningkatnya kebutuhan pada Bulan Ramadan dan Idul Fitri.

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31% dengan tingkat inflasi yang terkendali walaupun agak tinggi, kita tetap harus hati-hati menghadapi laju inflasi mengingat momentum Ramadan dan Lebaran 2023 sudah di depan mata.

Belanja pemerintah yang sifatnya menjaga bantalan konsumsi rumah tangga harus dikawal, selain monitor produksi pangan terus dilakukan mengingat perubahan iklim saat ini sangat cepat dan tidak terduga. Dengan terjaganya konsumsi, terkendalinya inflasi maka capaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan bisa kita capai.

Distribusi Zakat, Infak, Sedekah
Kegiatan puasa yang paling utama selain menahan diri pada apa-apa yang diperbolehkan (halal), tetapi juga disarankan untuk berbuat lebih besar (lebih dari biasanya) pada kegiatan infaq, sedekah termasuk zakat, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial bagi setiap muslim, terutama diperuntukkan bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.

Secara ekonomi ini bisa dilihat betapa pengeluaran yang besar pada konsumsi RT akan sangat membantu tugas pemerintah dalam hal mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tugas–tugas pemerintah seperti alokasi dan distribusi dapat dijalan sendiri oleh setiap RT yang menjalankan tugas spiritualnya, dengan jalan mengeluarkan sebagian harta dan kekayaannya untuk dibagikan pada tetangga maupun keluarga-keluarga miskin di sekitar rumahnya masing-masing.

Bisa dibayangkan betapa perekonomian akan lebih bergairah, karena banyak keluarga miskin mampu berbelanja baju baru, kebutuhan pokok, sepatu serta barang konsumsi lain yang tentu sangat baik bagi perekonomian.

Dengan demikian saat ini yang diperlukan adalah pengendalian inflasi yang harus dilakukan oleh banyak pihak, seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan pemerintah daerah, sangat signifikan perannya dalam pencapaian pengendalian inflasi di beberapa bulan terakhir.

Selain itu, pemerintah juga bisa mengontrol distribusi pangan (bahan pokok) yang seringkali hilangnya barang/pangan di pasar atau munculnya penimbunan. Segala tindakan kriminal ekonomi ini perlu terus dicegah dan aturan hukum betul-betul perlu ditegakkan.

Melihat peran ekonomi yang sangat menonjol dalam Ramadan, semua berharap momentum ini mampu membangun semangat spiritual dalam pengelolaan pemerintahan serta mengajarkan kejujuran.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1359 seconds (0.1#10.140)