Inovasi dalam Kebijakan

Senin, 27 Februari 2023 - 08:59 WIB
loading...
A A A
Dengan demikian disrupsi dan inovasi perlu dilakukan didalam mendesain kebijakan. Disrupsi bukan sekadar mendestruksi “pakaian” lama menjadi baru, tetapi juga memasukkan hal–hal baru pada sistem untuk menghasilkan kebijakan yang lebih segar dan menjanjikan.

Atas dasar fakta tersebut, kita tidak bisa sekadar berpangku tangan menunggu dorongan ekonomi, seperti investasi akan masuk ke negara kita. Terutama jika kita menginginkan target pertumbuhan ekonomi di atas 5%, mengingat target besar kita adalah keluar darimiddle income trapyang harus dicapai sebelum 2045.

Pembangunan infrastruktur yang sangat massif sejak 2014, sudah saatnya menunjukkan hasil yang signifikan bagi perekonomian nasional. Secara agresif seharusnya kita harus membuat inovasi, keluar dari zona nyaman (kebiasaan), serta mengembangkan cara-cara baru yang tentu lebih efisien dan memberikan daya dorong yang positif.

Peran teknologi tentunya menjadi sangat penting, termasuk penyiapan sumber daya manusia (SDM) serta budaya untuk meneliti dan sistemreward and punishmentyang mendorong orang untuk membuat inovasi dan aman tidak diplagiasi, atau dengan mendorong kekayaan hak intelektual sebagai satu asset ekonomi.

Saat ini adalah momentum yang tepat bagi pemerintah untuk menularkan viruscreative destruction-nya melalui kebijakan-kebijakan kreatif di sektor publik. Hal yang sering terjadi, inovasi yang dilakukan dalam kebijakan publik, malah sering keluar dari koridor hukum.

Untuk itu, inovasi yang dilakukan sebaiknya masih dalam kerangkagovernanceyang memang menjadi dasar dari semua inovasi yang akan dilakukan.

Organisasi, SDM, Riset
Organisasi pemerintah terutama yang terbiasa seperti menara gading, kaku dan kuat dalam pengaturan struktur, saat ini sudah dituntut harus berubah. Maka dibuatlah kementerian reformasi birokrasi yang bertanggung jawab akan perubahan baik dalam cara kerja, proses bisnis, termasuk perhitunganrewardserta mekanisme hukuman dan target output outcome yang diharapkan.

Organisasi yang sehat (transparan akuntabel), berorientasi pada kualitas layanan (struktur fungsi), kepuasan masyarakat menjadi idaman dalam arah perubahan saat ini.

Namun, organisasi tersebut tentu membutuhkan orang– orang yang sesuai, yang mampu menjalankan tugas dan kewajiban organisasi. Proses rekrutmen SDM, jenjang karir yang jelas, pengembangan pendidikan, serta penghargaan yangfairakan menciptakan SDM unggul yang berujung pada terciptanya organisasi yang sehat.

Sementara riset terus dikembangkan untuk mendukung pelaksaan fungsi yang lebih cepat, efisien dan mendekatkan organisasi pada masyarakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2265 seconds (0.1#10.140)