Berharap Transportasi Umum yang Terintegrasi
loading...
A
A
A
Terkait kecepatan rata-rata kendaraan angkutan umum, pada jam puncak adalah 19,16 km/jam (tidak termasuk kereta api). Kecepatan rata-rata KRLCommuter Linesekitar 45,89 km/jam dan kecepatan rata-rata Bus Trans Jakarta 22,59 km/jam.
Dari sisi akses jalan kaki ke angkutan umum, pra angkutan sekitar 181 meter dan purna angkutan sekitar 116 meter (termasuk seluruh jenis moda pra/purna angkutan, seperti jalan kaki, sepeda motor, angkot, ojek, taksi). Pra/purna dengan berjalan kaki sekitar 149 meter. Sementara jika melihat integrasi jaringan layanan transportasi, sebanyak 100% terintegrasi dengan angkutan lanjutan, 85,45% terintegrasi dengan BRT, Bus Sedang/Besar, angkot dan 14,55% terintegrasi dengan kurang dari dua angkutan umum bertrayek.
Data lain menyebutkan, jarak perpindahan moda, jarak rata-rata perpindahan moda di simpul transportasi utama ke fasilitas pejalan kaki 105,93 meter dan ke fasilitas parkir/park and ride43,21 meter. Jarak rata-rata perpindahan moda ke fasilitas pejalanan kaki, parkir, halte bus, simpul lainnya adalah 127,09 meter.
Dilihat dari jumlah perpindahan moda dalam satu kali perjalanan. Sebanyak 1,03 perpindahan moda dalam satu kali perjalanan (atau jumlah moda yang digunakan dalam satu kali perjalanan 2,03 moda) dan 56% pra/purna angkutan dengan berjalan kaki
Operasi LRT Jabodebek
Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tetapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan, selama perjalanan, dan pascaperjalanan. Aksesibilitas ke 310 kawasan permukiman dan komersial harus ada untuk memberikan kemudahan bagi pengguna LRT Jabodebek.
Rencananya, pada Juli 2023 akan beroperasi LRT Jabodebek dengan 17 stasiun sepanjang 44,43 km. Sejumlah fasilitas integrasi telah disiapkan seperti fasilitas di stasiun integrasi LRT Jabodebek - Kereta Cepat Jakarta Bandung di Halim KM1+350, kemudianSkybridgeatau Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Revo – Stasiun LRT Jabodebek Bekasi Barat. Fasilitas pendukung lainnya juga bisa ditemukan di sekitar Gedung MTH 27 Office Suite PT Adhi Commuter Properti ke Stasiun LRT Jabodebek Ciliwung, di area Gedung Apartemen/Parkir PT Kresna Inti Utama Bekasi Barat, di Stasiun LRT Jabodebek Cikunir 1, hingga area Dukuh Atas – Stasiun KCI Sudirman.
Fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan mempermudah perpindahan moda yang dilakukan oleh pengguna sehingga berjalan lancar (seamless). Dengan demikian, akan mereduksi waktu perjalanan dan memberikan rasa aman serta nyaman bagi pengguna.
Pembangunan transportasi antarmoda juga harus terus diperbaiki, di antaranya pelayanan terpadu untuk pengguna angkutan umum. Simpul transportasi bertumpu pada faktor keterpaduan/integrasi ini harus meliputi integrasi fisik, integrasi layanan/informasi, dan integrasi tarif.
Integrasi tarif sedianya sudah dilakukan untuk layanan transportasi umum di Kota Jakarta. Seyogyanya juga dapat dilakukan hal yang sama nantinya dengan KRLCommuter Linedan LRT Jabodebek.
Layanan transportasi umum di Jakarta kini jauh lebih baik dan sudah sejajar dengan layanan transportasi di banyak kota metropolitan di dunia. Sayangnya, ini tidak terjadi di wilayah pendukungnya seperti Kota Bogor, Kota Tangerang, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Tangerang.
Dari sisi akses jalan kaki ke angkutan umum, pra angkutan sekitar 181 meter dan purna angkutan sekitar 116 meter (termasuk seluruh jenis moda pra/purna angkutan, seperti jalan kaki, sepeda motor, angkot, ojek, taksi). Pra/purna dengan berjalan kaki sekitar 149 meter. Sementara jika melihat integrasi jaringan layanan transportasi, sebanyak 100% terintegrasi dengan angkutan lanjutan, 85,45% terintegrasi dengan BRT, Bus Sedang/Besar, angkot dan 14,55% terintegrasi dengan kurang dari dua angkutan umum bertrayek.
Data lain menyebutkan, jarak perpindahan moda, jarak rata-rata perpindahan moda di simpul transportasi utama ke fasilitas pejalan kaki 105,93 meter dan ke fasilitas parkir/park and ride43,21 meter. Jarak rata-rata perpindahan moda ke fasilitas pejalanan kaki, parkir, halte bus, simpul lainnya adalah 127,09 meter.
Dilihat dari jumlah perpindahan moda dalam satu kali perjalanan. Sebanyak 1,03 perpindahan moda dalam satu kali perjalanan (atau jumlah moda yang digunakan dalam satu kali perjalanan 2,03 moda) dan 56% pra/purna angkutan dengan berjalan kaki
Operasi LRT Jabodebek
Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tetapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan, selama perjalanan, dan pascaperjalanan. Aksesibilitas ke 310 kawasan permukiman dan komersial harus ada untuk memberikan kemudahan bagi pengguna LRT Jabodebek.
Rencananya, pada Juli 2023 akan beroperasi LRT Jabodebek dengan 17 stasiun sepanjang 44,43 km. Sejumlah fasilitas integrasi telah disiapkan seperti fasilitas di stasiun integrasi LRT Jabodebek - Kereta Cepat Jakarta Bandung di Halim KM1+350, kemudianSkybridgeatau Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Revo – Stasiun LRT Jabodebek Bekasi Barat. Fasilitas pendukung lainnya juga bisa ditemukan di sekitar Gedung MTH 27 Office Suite PT Adhi Commuter Properti ke Stasiun LRT Jabodebek Ciliwung, di area Gedung Apartemen/Parkir PT Kresna Inti Utama Bekasi Barat, di Stasiun LRT Jabodebek Cikunir 1, hingga area Dukuh Atas – Stasiun KCI Sudirman.
Fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan mempermudah perpindahan moda yang dilakukan oleh pengguna sehingga berjalan lancar (seamless). Dengan demikian, akan mereduksi waktu perjalanan dan memberikan rasa aman serta nyaman bagi pengguna.
Pembangunan transportasi antarmoda juga harus terus diperbaiki, di antaranya pelayanan terpadu untuk pengguna angkutan umum. Simpul transportasi bertumpu pada faktor keterpaduan/integrasi ini harus meliputi integrasi fisik, integrasi layanan/informasi, dan integrasi tarif.
Integrasi tarif sedianya sudah dilakukan untuk layanan transportasi umum di Kota Jakarta. Seyogyanya juga dapat dilakukan hal yang sama nantinya dengan KRLCommuter Linedan LRT Jabodebek.
Layanan transportasi umum di Jakarta kini jauh lebih baik dan sudah sejajar dengan layanan transportasi di banyak kota metropolitan di dunia. Sayangnya, ini tidak terjadi di wilayah pendukungnya seperti Kota Bogor, Kota Tangerang, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Tangerang.