UMKM dan Pangan: Isu Kuat Ekonomi 2023

Senin, 26 Desember 2022 - 07:22 WIB
Mendorong Ketahanan Pangan Nasional

Selain menjaga stabilitas roda perekonomian berbasis UMKM, ketahanan pangan menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam menghadapi tahun depan. Ketidakpastian ekonomi yang masih terjadi berpotensi mempengaruhi pasokan global (supply chain) yang berdampak pada kenaikan harga pangan. Oleh sebab itu, saat ini, mempersiapkan ketersediaan pangan di Indonesia merupakan salah satu langkah penting yang patut menjadi perhatian pemerintah.

Data BPS (2021) mencatat bahwa Indonesia mengimpor sebanyak 407.741 ton beras di tahun 2021, di mana sebagian besar impor beras tersebut berasal dari India sebanyak 215.386 ton. Begitu juga untuk Impor gula, data BPS (2021) mencatat bahwa Indonesia mengimpor gula sebanyak 5,45 juta ton yang sebagain besar berasal dari India.

Demi mengamankan rantai pasok bahan pangan di Indonesia tatkala kondisi rantai pasok dunia yang diperkirakan masih terganggu hingga tahun depan, maka salah satu kunci agar bisa bertahan adalah harus mampu menjaga kondisi rantai pasok pangan nasional dengan mendorong produtivitas pertanian nasional.

Produksi petani akan sangat penting bagi perekonomian mikro maupun makro. Selain akan menjamin ketahanan pangan nasional, peningkatan produtivitas pertanian juga secara langsung dapat menjaga kelangsungan perekonomian para petani.

Artinya, kebijakan yang diarahkan untuk mendorong produktivitas pertanian nasional akan menghasilkan efek multiplier bagi seluruh rantai pasok pangan nasional. Oleh sebab itu, sinergitas antara pemerintah, petani, dan pengusaha adalah kunci menjaga ketahanan pangan dari ancaman resesi 2023.

Tak ada yang mengetahui kapan ancaman resesi berakhir. Perekonomian global masih akan dihadapi ketidakpastian yang tinggi meski tahun akan segera berganti. Kini, waspada dan mempersiapkan strategi memperkuat ketahanan ekonomi dan pangan dalam negeri untuk menghadapi turbulensi ekonomi global adalah pilihan terbaik. Wallahu a’lam.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ynt)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More