Otak-Atik Daya Saing Industri dan Kelestarian
Senin, 19 Desember 2022 - 08:11 WIB
Urgensi Transformasi Struktural
Indonesia memiliki potensi pembangunan yang lengkap dan luar biasa besar untuk berlari menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan berdaulat. Proyeksi Indonesia maju pun telah menjadi diskursus intelektual yang hangat dibicarakan di forum-forum internasional.
Pada publikasi PwC dalam terbitan berkalanya berjudul “The Long View: How will the global economic order change by 2050?” memproyeksikan Indonesia sebagai menjadi negara keempat terbesar dunia setelah China, India dan Amerika Serikat pada 2050.Hal senada juga pernah disampaikan McKinsey Global Institute (MGI) pada September 2012 dalam laporannya yang berjudul “The Archipelago Economy: unleashing Indonesia’s potential”. Lembaga ini memprediksi, Indonesia yang mencapai peningkatan perekonomian dari peringkat ke-17 pada 2012 menjadi peringkat ke-7 pada 2030.
Setidaknya dua laporan ini mewakili begitu banyak analisis yang optimistis terhadap masa depan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Meski demikian, beragam pemikiran tentang optimisme perekonomian Indonesia tersebut mutlak membutuhkan prakondisi yang harus segera diwujudkan melalui transformasi stuktural ekonomi.
Transformasi struktural adalah kunci bagi Indonesia untuk dapat melaju dari negara berkembang menjadi negara maju dan berdaya saing. Secara umum, transformasi struktural berarti suatu proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa dengan relasi positif antara pertumbuhan output dan produktivitasyang dinamis sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
Transformasi struktural, terutama dalam ekonomi, merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan. Transformasi struktural ekonomi yang terjadi diharapkan dapat menggeser struktur ekonomi yang semula berbasis komoditas, menjadi ekonomi berbasis investasi, produksi, dan pelayanan yang memiliki nilai tambah tinggi.
Dalam transformasi struktural ekonomi, diperlukan suatu kebijakan yang memiliki daya dorong yang besar sebagai a necessary condition untuk mengatasi ketertinggalan dengan memanfaatkan jaringan kerja melalui skala kehematan dan cakupan (economies of scale and scope) sebagai acuan dalam mentransformasi ekonomi Indonesia.
Artinya, langkah krusial dalam jangka pendek adalah melakukan pengembangan industri pengolahan berbasis sumber daya alam secara massif di seluruh sentra produksi seperti pertambangan, perikanan, perkebunan, pertanian dan lainnya. Industri pengolahan harus mampu memberi nilai tambah (value added) pada produk-produk sektor primer. Sejalan dengan hal tersebut, hilirisasi subsektor industri manufaktur yang memiliki keterkaitan kuat ke depan (forward linkage) pun patut dijadikan prioritas.
Belajar dari kesuksesan transformasi struktural ekonomi di beberapa negara maju, menunjukkan bahwa peran sektor industri sebagai pemegang kunci mesin pembangunan ekonomi bukan tanpa alasan.
Hal itu karena keberhasilan pembangunan di sektor industri akan membawa dampak turunan bagi sektor lainnya melalui peningkatan nilai kapitalisasi modal, kemampuan penyerapan tenaga kerja yang besar, serta kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.
Indonesia memiliki potensi pembangunan yang lengkap dan luar biasa besar untuk berlari menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan berdaulat. Proyeksi Indonesia maju pun telah menjadi diskursus intelektual yang hangat dibicarakan di forum-forum internasional.
Pada publikasi PwC dalam terbitan berkalanya berjudul “The Long View: How will the global economic order change by 2050?” memproyeksikan Indonesia sebagai menjadi negara keempat terbesar dunia setelah China, India dan Amerika Serikat pada 2050.Hal senada juga pernah disampaikan McKinsey Global Institute (MGI) pada September 2012 dalam laporannya yang berjudul “The Archipelago Economy: unleashing Indonesia’s potential”. Lembaga ini memprediksi, Indonesia yang mencapai peningkatan perekonomian dari peringkat ke-17 pada 2012 menjadi peringkat ke-7 pada 2030.
Setidaknya dua laporan ini mewakili begitu banyak analisis yang optimistis terhadap masa depan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Meski demikian, beragam pemikiran tentang optimisme perekonomian Indonesia tersebut mutlak membutuhkan prakondisi yang harus segera diwujudkan melalui transformasi stuktural ekonomi.
Transformasi struktural adalah kunci bagi Indonesia untuk dapat melaju dari negara berkembang menjadi negara maju dan berdaya saing. Secara umum, transformasi struktural berarti suatu proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa dengan relasi positif antara pertumbuhan output dan produktivitasyang dinamis sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
Transformasi struktural, terutama dalam ekonomi, merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan. Transformasi struktural ekonomi yang terjadi diharapkan dapat menggeser struktur ekonomi yang semula berbasis komoditas, menjadi ekonomi berbasis investasi, produksi, dan pelayanan yang memiliki nilai tambah tinggi.
Dalam transformasi struktural ekonomi, diperlukan suatu kebijakan yang memiliki daya dorong yang besar sebagai a necessary condition untuk mengatasi ketertinggalan dengan memanfaatkan jaringan kerja melalui skala kehematan dan cakupan (economies of scale and scope) sebagai acuan dalam mentransformasi ekonomi Indonesia.
Artinya, langkah krusial dalam jangka pendek adalah melakukan pengembangan industri pengolahan berbasis sumber daya alam secara massif di seluruh sentra produksi seperti pertambangan, perikanan, perkebunan, pertanian dan lainnya. Industri pengolahan harus mampu memberi nilai tambah (value added) pada produk-produk sektor primer. Sejalan dengan hal tersebut, hilirisasi subsektor industri manufaktur yang memiliki keterkaitan kuat ke depan (forward linkage) pun patut dijadikan prioritas.
Belajar dari kesuksesan transformasi struktural ekonomi di beberapa negara maju, menunjukkan bahwa peran sektor industri sebagai pemegang kunci mesin pembangunan ekonomi bukan tanpa alasan.
Hal itu karena keberhasilan pembangunan di sektor industri akan membawa dampak turunan bagi sektor lainnya melalui peningkatan nilai kapitalisasi modal, kemampuan penyerapan tenaga kerja yang besar, serta kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda