Mengenal Laksda TNI TSNB Hutabarat, Komandan Satgasla Penjaga Laut G20
Jum'at, 25 November 2022 - 18:32 WIB
Baca juga: Libatkan 14 KRI, TNI AL Siapkan Prosedur Evakuasi Delegasi G20 lewat Laut
Dengan demikian, kata Laksda Cokky, di satu sisi, keamanan peserta G20 harus terjamin, sehingga harus ada pembatasan dari pihak yang mendekat, tapi di sisi lain kebebasan kapal yang melintas juga harus dijamin kebebasannya untuk melintas di ALKI dengan aman.
Menjadi Komandan Satgasla yang membawahi puluhan kapal bukan hal baru bagi Cokky. Pada 2016, ia dipercaya sebagai Dansatgas Multilateral Naval Exercise Komodo yang dilaksanakan di perairan Padang dan sekitarnya. Saat itu kegiatan yang dilaksanakan adalah Fleet Review, Western Pacific Naval Symposium (WPNS), dan Latihan Maritime Peace Keeping Operation yang melibatkan 50 kapal, dengan keterlibatan Angkatan Laut dari 39 negara. Latihan Mutilateral angkatan laut ini merupakan kegiatan latihan militer pertama yang ditinjau bahkan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam hal operasi laut, Cokky juga menjadi salah satu tokoh di balik pengusiran kapal China yang melintas batas memasuki wilayah Indonesia di Laut Natuna Selatan.
Saat Cokky menjabat Komandan Guspurla Koarmabar, pada 23 Juni 2016, terjadi penembakan terhadap kapal nelayan China oleh Kapal Perang Indonesia. Hal ini membuat Presiden Jokowi menggelar rapat dengan berlayar di Laut Natuna Utara di atas KRI Imam Bonjol-383 yang berada di bawah komandonya.
Demikian pula ketika Cokky menjabat Deputi Operasi dan Latihan Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada 2020, terjadi pengusiran kapal China Coast Guard oleh unsur Bakamla. Presiden Jokowi kembali hadir meninjau kekuatan TNI AL dan Bakamla yang beroperasi di sekitar Kepulauan Natuna.
Pada 7 September 2022, ketika salah satu Pesawat Bonanza T-2503 mengalami kecelakaan dan jatuh di Selat Madura, Cokky yang telah menjabat Panglima Koarmada II juga menunjukkan sikap sigap dan profesionalisme. Di bawah kepemimpinannya yang turut terjun ke lapangan, pesawat Bonaza dengan dua korban pilot yang berada di dasar laut, tak lebih dari 24 jam, berhasil ditemukan dan dievakuasi ke atas geladak Kapal KRI Soputan-923.
Dengan demikian, kata Laksda Cokky, di satu sisi, keamanan peserta G20 harus terjamin, sehingga harus ada pembatasan dari pihak yang mendekat, tapi di sisi lain kebebasan kapal yang melintas juga harus dijamin kebebasannya untuk melintas di ALKI dengan aman.
Menjadi Komandan Satgasla yang membawahi puluhan kapal bukan hal baru bagi Cokky. Pada 2016, ia dipercaya sebagai Dansatgas Multilateral Naval Exercise Komodo yang dilaksanakan di perairan Padang dan sekitarnya. Saat itu kegiatan yang dilaksanakan adalah Fleet Review, Western Pacific Naval Symposium (WPNS), dan Latihan Maritime Peace Keeping Operation yang melibatkan 50 kapal, dengan keterlibatan Angkatan Laut dari 39 negara. Latihan Mutilateral angkatan laut ini merupakan kegiatan latihan militer pertama yang ditinjau bahkan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam hal operasi laut, Cokky juga menjadi salah satu tokoh di balik pengusiran kapal China yang melintas batas memasuki wilayah Indonesia di Laut Natuna Selatan.
Saat Cokky menjabat Komandan Guspurla Koarmabar, pada 23 Juni 2016, terjadi penembakan terhadap kapal nelayan China oleh Kapal Perang Indonesia. Hal ini membuat Presiden Jokowi menggelar rapat dengan berlayar di Laut Natuna Utara di atas KRI Imam Bonjol-383 yang berada di bawah komandonya.
Demikian pula ketika Cokky menjabat Deputi Operasi dan Latihan Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada 2020, terjadi pengusiran kapal China Coast Guard oleh unsur Bakamla. Presiden Jokowi kembali hadir meninjau kekuatan TNI AL dan Bakamla yang beroperasi di sekitar Kepulauan Natuna.
Pada 7 September 2022, ketika salah satu Pesawat Bonanza T-2503 mengalami kecelakaan dan jatuh di Selat Madura, Cokky yang telah menjabat Panglima Koarmada II juga menunjukkan sikap sigap dan profesionalisme. Di bawah kepemimpinannya yang turut terjun ke lapangan, pesawat Bonaza dengan dua korban pilot yang berada di dasar laut, tak lebih dari 24 jam, berhasil ditemukan dan dievakuasi ke atas geladak Kapal KRI Soputan-923.
(abd)
tulis komentar anda