Deretan Sultan yang Menjadi Pahlawan Nasional, Nomor 5 Berjuluk Ayam Jantan dari Timur
Rabu, 09 November 2022 - 00:01 WIB
Sultan Mahmud Riayat Syah dikenal dengan kegigihannya melawan Belanda. Ia melawan Belanda dengan menggunakan strategi gerilya laut. Strategi gerilya laut yang dilakukannya berhasil menumpas Belanda, hingga akhirnya mundur pada Mei 1987.
Pada 12 Januari 1812, Sultan Mahmud Riayat Syah meninggal dunia. Ia dimakamkan di belakang Masjid Sultan, Daik Lingga. Atas jasa yang dilakukan, Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan nasional kepada Sultan Mahmud Riayat Syah. Pemberian gelar pahlawan nasional itu berdasarkan Keppres No. 115/TK/ Tahun 2017.
4. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi
FOTO/EBOOK ANAK
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi adalah Sultan Buton ke-20 yang memerintah pada 1750-1752. Ia lebih memilih berada di hutan bersama rakyat untuk bergerilya melawan penjajah Belanda. Ia kembali dinobatkan menjadi Sultan Buton pada 1760-1763. Saat itu ia menjabat sebagai Sultan Buton ke-23.
Selama memimpin, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi banyak menentang kekuasaan Belanda di Buton. Di hutan, ia kerap mengatur strategi untuk mengusir Belanda. Atas kegigihannya dalam melawan Belanda, ia dinobatkan sebagai Oputa Yi Koo oleh Kesultanan Buton. Hal ini lantaran ia dapat mengusir Belanda di Buton. Gelar tersebut mempunyai arti raja atau penguasa yang bergerilya di dalam hutan melawan penjajah.
Atas jasa yang dilakukannya, Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan nasional berdasarkan Keppres Nomor 120/TK/2019 tertanggal 7 November 2019.
5. Sultan Hasanuddin
Pada 12 Januari 1812, Sultan Mahmud Riayat Syah meninggal dunia. Ia dimakamkan di belakang Masjid Sultan, Daik Lingga. Atas jasa yang dilakukan, Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan nasional kepada Sultan Mahmud Riayat Syah. Pemberian gelar pahlawan nasional itu berdasarkan Keppres No. 115/TK/ Tahun 2017.
4. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi
FOTO/EBOOK ANAK
Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi adalah Sultan Buton ke-20 yang memerintah pada 1750-1752. Ia lebih memilih berada di hutan bersama rakyat untuk bergerilya melawan penjajah Belanda. Ia kembali dinobatkan menjadi Sultan Buton pada 1760-1763. Saat itu ia menjabat sebagai Sultan Buton ke-23.
Selama memimpin, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi banyak menentang kekuasaan Belanda di Buton. Di hutan, ia kerap mengatur strategi untuk mengusir Belanda. Atas kegigihannya dalam melawan Belanda, ia dinobatkan sebagai Oputa Yi Koo oleh Kesultanan Buton. Hal ini lantaran ia dapat mengusir Belanda di Buton. Gelar tersebut mempunyai arti raja atau penguasa yang bergerilya di dalam hutan melawan penjajah.
Atas jasa yang dilakukannya, Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan nasional berdasarkan Keppres Nomor 120/TK/2019 tertanggal 7 November 2019.
5. Sultan Hasanuddin
tulis komentar anda