Ancaman Resesi Global dan Respons Kebijakan
Sabtu, 15 Oktober 2022 - 11:26 WIB
Menurut studi baru yang komprehensif oleh Bank Dunia, ketika bank sentral di seluruh dunia secara bersamaan menaikkan suku bungaacuan untuk meresponlajuinflasi, dunia mungkin sedang menuju resesi global pada 2023 dan serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang yang akan merugikan mereka.
Bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bungaacuantahun ini dengan tingkat sinkronisitas yang tidakpernahterlihat selama lima dekade terakhir, di manatreninikemungkinan akan berlanjut hingga tahun depan.Namun, lintasan kenaikan suku bungaacuanyang saat ini diharapkan dan tindakan kebijakan lainnya mungkin tidak cukup untuk membawa inflasi global kembali kelevel normalsebelum pandemi.
Untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah, stabilitas mata uang, dan pertumbuhanekonomiyang lebih cepat,parapembuat kebijakan dapat mengalihkan fokus mereka dari mengurangi konsumsi menjadi meningkatkan produksi.Kebijakaniniharus berusaha untuk menghasilkan investasi tambahan dan meningkatkan produktivitas dan alokasi modal, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan.
Bank-banksentral haruskonsistenbertahan mengendalikan inflasidengan pilihan waktu dan takaran yang terukur dan tepat supaya tidak menimbulkan efek samping beruparesesi global.Keputusan inimembutuhkan tindakan bersama olehpara pengambil kebijakan di bank-bank sentral dan pemerintahannya.
Bank sentraljugaharus mengkomunikasikan keputusan kebijakan dengan jelas sambil menjaga independensinya.Cara ini dapat membantu jangkar ekspektasi inflasi dan mengurangilevelpengetatan yang diperlukan.Khusus dinegara berkembang,bank sentralnyaharus memperkuat peraturan makroprudensial dan meningkatkancadangan devisanya.
Sejalan dengan langkah bank sentral, otoritas fiskal perlu mengkalibrasi dengan hati-hati penarikan langkah-langkah dukungan fiskal sambil memastikan konsistensi dengan tujuan kebijakan moneter. Pembuat kebijakan juga harus menerapkan rencana fiskal jangka menengah yang kredibel dan memberikan bantuankhususyang ditargetkan kepada rumah tangga yang rentanuntuk menjaga daya beli agar level konsumsi masyarakat tidak anjlok.
Bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bungaacuantahun ini dengan tingkat sinkronisitas yang tidakpernahterlihat selama lima dekade terakhir, di manatreninikemungkinan akan berlanjut hingga tahun depan.Namun, lintasan kenaikan suku bungaacuanyang saat ini diharapkan dan tindakan kebijakan lainnya mungkin tidak cukup untuk membawa inflasi global kembali kelevel normalsebelum pandemi.
Untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah, stabilitas mata uang, dan pertumbuhanekonomiyang lebih cepat,parapembuat kebijakan dapat mengalihkan fokus mereka dari mengurangi konsumsi menjadi meningkatkan produksi.Kebijakaniniharus berusaha untuk menghasilkan investasi tambahan dan meningkatkan produktivitas dan alokasi modal, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan.
Bank-banksentral haruskonsistenbertahan mengendalikan inflasidengan pilihan waktu dan takaran yang terukur dan tepat supaya tidak menimbulkan efek samping beruparesesi global.Keputusan inimembutuhkan tindakan bersama olehpara pengambil kebijakan di bank-bank sentral dan pemerintahannya.
Bank sentraljugaharus mengkomunikasikan keputusan kebijakan dengan jelas sambil menjaga independensinya.Cara ini dapat membantu jangkar ekspektasi inflasi dan mengurangilevelpengetatan yang diperlukan.Khusus dinegara berkembang,bank sentralnyaharus memperkuat peraturan makroprudensial dan meningkatkancadangan devisanya.
Sejalan dengan langkah bank sentral, otoritas fiskal perlu mengkalibrasi dengan hati-hati penarikan langkah-langkah dukungan fiskal sambil memastikan konsistensi dengan tujuan kebijakan moneter. Pembuat kebijakan juga harus menerapkan rencana fiskal jangka menengah yang kredibel dan memberikan bantuankhususyang ditargetkan kepada rumah tangga yang rentanuntuk menjaga daya beli agar level konsumsi masyarakat tidak anjlok.
(ynt)
tulis komentar anda