Mantan Anak Buah Buka-bukaan Masa Lalu Doni Monardo, Terharu sampai Air Mata Tumpah
Sabtu, 10 September 2022 - 09:48 WIB
Atas prestasi gemilang Yon 741, Nainggolan beberapa kali menyebutkan tingkat intensitas gemblengan yang diberikan Komandan Doni Monardo. “Wah, latihan kami imbang-imbanglah sama Kopassus,” katanya sambil tertawa.
Ditanya kesannya atas pertemuan kembali dengan Doni Monardo, setelah 12 tahun (pasca Sinabung 2010), Nainggolan spontan menjawab, “Tidak berubah. Beliau selalu baik kepada prajurit. Sangat baik dan perhatian. Kalaupun keras, itu demi kami para prajurit yang dipimpin,” katanya seraya menambahkan, “suatu hari dalam sebuah apel saya ingat betul kata-kata beliau, tidak ada prajurit salah, yang salah adalah komandan.”
Karena itu, para perwira di Batalyon 741 pun digembleng jiwa kepemimpinan yang keras. Ia mencontohkan soal kemampuan menembak. Bahwa perwira dibekali satu unit pistol, umum mengetahui itu.
Akan tetapi, oleh Doni diberi tambahan kalimat, “Boleh membawa pistol kalau bisa menembak. Sebaliknya, yang tidak bisa menembak, letakkan pistol di meja saya. Jangan bawa pistol.”
Yang terjadi kemudian, semua perwira di Yon 741 pun berlatih menembak intensif. Doni Monardo pula yang menjadi instruktur, hingga semua perwira akhirnya mahir menembak. Mereka pun boleh memegang pistol.
Saat wawancara diakhiri, buru-buru Nainggolan mencegah. “Tunggu, ada satu lagi yang harus saya sampaikan terima kasih kepada beliau. Yaitu bentuk perhatian kepada kami mantan anak buahnya,” katanya.
Salah satu contoh, ia sebutkan saat batalyonnya mengikuti pertandingan olahraga militer di Serang, Banten. Tim Yon 741 hanya membawa satu kaos tim. Mereka pun menghubungi Doni.
Tidak lama kemudian, datang bantuan kaus tim, lima set untuk tiap atlet. “Jadi kami ketambahan kaos tim lima, sumbangan beliau,” kata Nainggolan tersenyum lebar.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
Ditanya kesannya atas pertemuan kembali dengan Doni Monardo, setelah 12 tahun (pasca Sinabung 2010), Nainggolan spontan menjawab, “Tidak berubah. Beliau selalu baik kepada prajurit. Sangat baik dan perhatian. Kalaupun keras, itu demi kami para prajurit yang dipimpin,” katanya seraya menambahkan, “suatu hari dalam sebuah apel saya ingat betul kata-kata beliau, tidak ada prajurit salah, yang salah adalah komandan.”
Karena itu, para perwira di Batalyon 741 pun digembleng jiwa kepemimpinan yang keras. Ia mencontohkan soal kemampuan menembak. Bahwa perwira dibekali satu unit pistol, umum mengetahui itu.
Akan tetapi, oleh Doni diberi tambahan kalimat, “Boleh membawa pistol kalau bisa menembak. Sebaliknya, yang tidak bisa menembak, letakkan pistol di meja saya. Jangan bawa pistol.”
Yang terjadi kemudian, semua perwira di Yon 741 pun berlatih menembak intensif. Doni Monardo pula yang menjadi instruktur, hingga semua perwira akhirnya mahir menembak. Mereka pun boleh memegang pistol.
Saat wawancara diakhiri, buru-buru Nainggolan mencegah. “Tunggu, ada satu lagi yang harus saya sampaikan terima kasih kepada beliau. Yaitu bentuk perhatian kepada kami mantan anak buahnya,” katanya.
Salah satu contoh, ia sebutkan saat batalyonnya mengikuti pertandingan olahraga militer di Serang, Banten. Tim Yon 741 hanya membawa satu kaos tim. Mereka pun menghubungi Doni.
Tidak lama kemudian, datang bantuan kaus tim, lima set untuk tiap atlet. “Jadi kami ketambahan kaos tim lima, sumbangan beliau,” kata Nainggolan tersenyum lebar.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
(rca)
tulis komentar anda