Apakah Harga BBM Naik Berakibat Inflasi?
Jum'at, 02 September 2022 - 06:05 WIB
Selama masa Pemerintahan Jokowi harga BBM belum menjadi penyumbang terbesar inflasi. Karena memang selama pemerintahan ini inflasi relatif kecil. Bagaimana tidak kecil inflasinya, ekonomi cuma berputar putar di atas, di lingkaran oligarki dalam mega proyek mereka.
Inflasi yang rendah karena ekonomi lemot menjadi makin lemot karena tidak ada faktor yang signifikan yang bisa menimbulkan inflasi. Faktor moneter seperti suku bunga yang tinggi, justru membuat ekonomi makin tidak bergerak. Konsumsi stagnan akibat daya beli yang memang tidak berubah. Di Indonesia kita hidup pas pasan dan cukup dengan pas pasan itu.
Lalu apakah kenaikan harga BBM bisa mengakibatkan inflasi. Bisa saja karena nilai pembelian BBM memang cukup besar sekitar Rp700 triliun sampai dengan Rp800 triliunan. Hampir sama dengan nilai penjualan rokok, atau 2 kali nilai penjualan listrik, atau 3 kali nilai penjualan pulsa.
Tapi bisa saja tidak karena daya beli yang stagnan. Orang akan mengurangi komsumsi BBM, atau beralih mengganti BBM dengan listrik, atau seperti masa pandemi kemarin dimana sebagian besar pekerjaan dilakukan di rumah atau Work From Home (WFH). Akibatnya konsumsi BBM kendaraan bermotor berkurang.
Kalau demikian untuk menghindari inflasi akibat kenaikan harga BBM sebaiknya pemerintah khususnya segera memberlakukan WFH secara masif selama 6 bulan ke depan. Semua sekolah diganti dengan sekolah online. Dijamin kenaikan harga BBM tidak akan memicu inflasi.
Tapi ada pengamat ekonomi yang membuat argumentasi bahwa harga BBM akan mempengaruhi harga barang lain. Ya benar itu harga BBM industri bukan harga BBM subsidi. Kalau harga BBM subsidi mengakibatkan inflasi seperti yang dimaksud, maka kesimpulannya selama ini ternyata industri yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa menggunakan BBM bersubsidi. Padahal itu jelas sudah dilarang!
Inflasi yang rendah karena ekonomi lemot menjadi makin lemot karena tidak ada faktor yang signifikan yang bisa menimbulkan inflasi. Faktor moneter seperti suku bunga yang tinggi, justru membuat ekonomi makin tidak bergerak. Konsumsi stagnan akibat daya beli yang memang tidak berubah. Di Indonesia kita hidup pas pasan dan cukup dengan pas pasan itu.
Lalu apakah kenaikan harga BBM bisa mengakibatkan inflasi. Bisa saja karena nilai pembelian BBM memang cukup besar sekitar Rp700 triliun sampai dengan Rp800 triliunan. Hampir sama dengan nilai penjualan rokok, atau 2 kali nilai penjualan listrik, atau 3 kali nilai penjualan pulsa.
Tapi bisa saja tidak karena daya beli yang stagnan. Orang akan mengurangi komsumsi BBM, atau beralih mengganti BBM dengan listrik, atau seperti masa pandemi kemarin dimana sebagian besar pekerjaan dilakukan di rumah atau Work From Home (WFH). Akibatnya konsumsi BBM kendaraan bermotor berkurang.
Kalau demikian untuk menghindari inflasi akibat kenaikan harga BBM sebaiknya pemerintah khususnya segera memberlakukan WFH secara masif selama 6 bulan ke depan. Semua sekolah diganti dengan sekolah online. Dijamin kenaikan harga BBM tidak akan memicu inflasi.
Tapi ada pengamat ekonomi yang membuat argumentasi bahwa harga BBM akan mempengaruhi harga barang lain. Ya benar itu harga BBM industri bukan harga BBM subsidi. Kalau harga BBM subsidi mengakibatkan inflasi seperti yang dimaksud, maka kesimpulannya selama ini ternyata industri yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa menggunakan BBM bersubsidi. Padahal itu jelas sudah dilarang!
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda