Prajurit TNI Berdarah Campuran yang Melegenda, dari Pierre Tendean hingga Idjon Djanbi

Jum'at, 17 Juni 2022 - 06:09 WIB
Saat itu, Royal Navy di Singapura mengadakan pelatihan. Dengan mengikuti pelatihan ini, John Lie meningkatkan kemampuannya soal taktik perang laut, khususnya operasi kapal logistik di saat perang.

John Lie berharap, pelatihan itu menjadi modal untuk bisa bergabung dalam laskar perjuangan mengusir penjajah dari Indonesia. Sesampainya di Indonesia, tepatnya pada Mei 1946, John Lie menghadapi pimpinan Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia (LKRI), Hans Pandelaki dan Mohede di Jakarta. Saat bertemu kedua orang penting ini, John Lie menyampaikan niatnya.

Hasilnya, John Lie diterima bergabung di LKRI dan diberi surat pengantar untuk bertemu Menteri Keuangan AA Maramis. Sang Menteri Keuangan lalu meminta John Lie menghadap Kepala Staf Angkatan Laut RI (ALRI) di Yogyakarta yang saat dijabat Laksamana M Pardi.

John Lie pun berangkat menghadap M Pardi. Kepada Pardi, John Lie menyampaikan bahwa dirinya ingin ikut mempertahankan kemerdekaan NKRI. John Lie meninggal pada 28 Agustus 1988, di Jakarta.

4. Letkol Inf Mohammad Idjon Djanbi

Letnan Kolonel (Letkol) Inf Mohammad Idjon Djanbi memiliki catatan tersendiri, terutama dalam sejarah berdirinya Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dia merupakan salah satu figur yang turut berperan dalam lahirnya Kopassus.

Dilansir dari buku kopassus Inside Indonesia's special forces, Kisah Idjon Djanbi dalam mendirikan Kopassus dimulai dari A.E kawilarang yang ingin membentuk pasukan khusus saat melawan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 16 April 1952.

Keberanian dan ketegasan pemilik nama lengkap Rokus Bernardus Visser ini dalam pertempuran, membuat namanya terus dikenang meski bukan Warga Negara Indonesia (WNI).

Pasca terjadinya agresi militer Belanda, Visser memilih untuk keluar dari militer dan beralih menjadi petani bunga di Lembang, Jawa Barat. Di sini dia menjadi mualaf dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi.

Pria kelahiran 13 Mei 1914, Boskoop, Belanda ini kemudian hidup di Lembang dan kemudian ditemui oleh Letda Aloysius Soegijanto untuk membahas pembentukan pasukan komando. Pasalnya, Idjon Djanbi memiliki banyak keahlian bertempur.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More