Prajurit TNI Berdarah Campuran yang Melegenda, dari Pierre Tendean hingga Idjon Djanbi

Jum'at, 17 Juni 2022 - 06:09 WIB
Foto dari kiri ke kanan Letnan Satu Pierre Tendean, Serma KKO (Purn) Djoni Matius (Djoni Liem), Laksamana Muda TNI John Lie Tjeng Tjoan, dan Letkol Inf Mohammad Idjon Djanbi. Foto/Ist
JAKARTA - Prajurit TNI berdarah campuran yang melegenda , dinilai memiliki historisnya masing-masing. Dimulai dari Letnan Satu Pierre Tendean, Serma KKO (Purn) Djoni Matius (Djoni Liem), Laksamana Muda TNI John Lie Tjeng Tjoan, hingga Letkol Inf Mohammad Idjon Djanbi.

Catatan sejarah keempat prajurit TNI berdarah campuran yang melegenda ini memberikan banyak inspirasi kepada generasi muda, tentang keteguhan, nasionalisme terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kali ini SINDOnews menjabarkan satu per satu profil keempat prajurit TNI berdarah campuran yang melegenda tersebut.

1. Letnan Satu Pierre Tendean

Lahir di Jakarta 21 Februari 1939, Pierre Tendean merupakan perwira militer keturunan Prancis-Minahasa. Ibunda Pierre, Maria Elizabeth Cornet, merupakan keturunan Prancis dari Leiden, Belanda.



"Sedangkan ayah Pierre Tendean merupakan seorang dokter spesialis jiwa berdarah Minahasa, Aurelius Lammert (A.L) Tendean," seperti dikutip dari buku Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi, Biografi Resmi Pierre Tendean.

Nama Pierre Tendean atau lengkapnya Pierre Andries Tendean menjadi begitu melegenda karena merupakan salah satu pahlawan revolusi. Dia menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Sejak April 1965 Pierre menjadi ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris (AH) Nasution dan tinggal di kediaman AH Nasution di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat. Pierre Tendean meninggal pada 1 Oktober 1965 di Jakarta saat malam peristiwa G30S.

Dalam tragedi itu, Pierre Tendean berusaha melindungi Jenderal AH Nasution dengan mengaku sebagai Nasution saat pasukan Cakrabirawa menyerbu rumah jenderal besar itu. Jenazah Tendean ditemukan di sumur Lubang Buaya, bersama 6 jenazah jenderal lainnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More