Perkembangan Nasionalisme di Indonesia: Era Boedi Oetomo hingga Reformasi
Jum'at, 17 Juni 2022 - 04:30 WIB
Fase kedua kebangkitan nasionalisme ditandai dengan adanya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Pada masa ini, mulai ada kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa, dan bahasa ke dalam satu negara, bangsa, dan bahasa Indonesia.
Diketahui, pada 1928, Belanda berhasil menyebarkan perpecahan dengan munculnya perkumpulan kedaerahan, seperti Jong Celebes, Jong Jawa, dan lain-lain. Hal ini memicu tokoh Indonesia untuk menjebol perkumpulan kedaerahan. Hingga akhirnya pada 28 Oktober 1928 dikumandangkan Sumpah Pemuda.
Fase Ketiga
Pada fase ketiga, Indonesia memasuki masa revolusi fisik kemerdekaan. Salah satu peran nyata pemuda Indonesia tampak saat menculik Soekarno-Hatta dan dibawa ke Rengasdengklok. Mereka mendesak agar para pemimpin bangsa dapat segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda ini bersemangat dalam mewujudkan nation state yang berdaulat dalam kerangka kemerdekaan.
Fase Keempat
Perkembangan nasionalisme pada tahun 1966 menandai tatanan baru dalam pemerintahan Indonesia. Setelah kemerdekaan, beberapa peristiwa besar terjadi di Tanah Air, salah satunya adalah gerakan pemberontakan. Mahasiswa, organisasi pemuda, hingga organisasi sosial memiliki andil penting di fase ini. Tanpa peran mereka, Soeharto tampaknya sulit untuk memperoleh kekuasaan dari penguasa Orde Lama, Soekarno. Namun, dalam perjalanannya, pemerintahan Orde Baru justru menerapkan langkah untuk membatasi gerak mahasiswa dalam berpolitik.
Fase Kelima
Masa Orde Baru kemudian melahirkan nasionalisme fase kelima, yaitu masa Reformasi pada 1998. Nasionalisme tidak selesai sebatas pada masa pemerintahan Soeharto. Nasionalisme tetap berjalan ketika Reformasi, yang menjadi sumber inspirasi perjuangan bangsa.
Lihat Juga: Ini Mengapa Gerakan Reformasi Sosial dalam Islam Banyak Bertitik Tolak dari Doktrin Fikih
Diketahui, pada 1928, Belanda berhasil menyebarkan perpecahan dengan munculnya perkumpulan kedaerahan, seperti Jong Celebes, Jong Jawa, dan lain-lain. Hal ini memicu tokoh Indonesia untuk menjebol perkumpulan kedaerahan. Hingga akhirnya pada 28 Oktober 1928 dikumandangkan Sumpah Pemuda.
Fase Ketiga
Pada fase ketiga, Indonesia memasuki masa revolusi fisik kemerdekaan. Salah satu peran nyata pemuda Indonesia tampak saat menculik Soekarno-Hatta dan dibawa ke Rengasdengklok. Mereka mendesak agar para pemimpin bangsa dapat segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda ini bersemangat dalam mewujudkan nation state yang berdaulat dalam kerangka kemerdekaan.
Fase Keempat
Perkembangan nasionalisme pada tahun 1966 menandai tatanan baru dalam pemerintahan Indonesia. Setelah kemerdekaan, beberapa peristiwa besar terjadi di Tanah Air, salah satunya adalah gerakan pemberontakan. Mahasiswa, organisasi pemuda, hingga organisasi sosial memiliki andil penting di fase ini. Tanpa peran mereka, Soeharto tampaknya sulit untuk memperoleh kekuasaan dari penguasa Orde Lama, Soekarno. Namun, dalam perjalanannya, pemerintahan Orde Baru justru menerapkan langkah untuk membatasi gerak mahasiswa dalam berpolitik.
Fase Kelima
Masa Orde Baru kemudian melahirkan nasionalisme fase kelima, yaitu masa Reformasi pada 1998. Nasionalisme tidak selesai sebatas pada masa pemerintahan Soeharto. Nasionalisme tetap berjalan ketika Reformasi, yang menjadi sumber inspirasi perjuangan bangsa.
Lihat Juga: Ini Mengapa Gerakan Reformasi Sosial dalam Islam Banyak Bertitik Tolak dari Doktrin Fikih
(zik)
tulis komentar anda