KPI Gelar Deklarasi Forum Penyiaran 2022 di Bali
Jum'at, 13 Mei 2022 - 15:04 WIB
JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) menggelar deklarasi Forum Penyiaran 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/5/2022). Deklarasi ini bertujuan untuk menyatukan visi dalam menciptakan produk siaran berkualitas.
Hadir dalam deklarasi Forum Penyiaran 2022, Gubernur Bali I Wayan Koster, Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo, Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid, petinggi dan direksi televisi, dan perwakilan 12 universitas di Indonesia yang memiliki Program Studi Ilmu Komunikasi.
Dalam sambutannya, I Wayan Koster mengatakan, posisi KPI sangat krusial dan dibutuhkan. Sebab, fungsi pengawasan makin penting terlebih semakin banyak hadir media penyiaran di era digital serta berkembangnya teknologi informasi komunikasi. Apalagi saat ini berseliweran berita-berita yang judul dan isinya berbeda.
"Kenapa sekarang jadi begini? Karena itu, KPI sangat diperlukan kehadirannya untuk melakukan suatu pembinaan dan pengawasan supaya apa yang dikomunikasikan itu mengikuti tatanan kehidupan yang maju tapi tetap juga mengikuti, menjaga kehidupan budayanya," kata Koster dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (13/5/2022).
Koster berharap kepada lembaga penyiaran agar menjadi pendorong berkembangnya tatanan kehidupan baru bagi bangsa, khususnya di Bali. Menurutnya, Bali harus mampu dan secara berkelanjutan memperkuat budayanya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Sementara itu, Komisioner KPI Yuliandre Darwis menyampaikan bahwa siaran televisi berkualitas bukan hanya baik dari aspek teknologi, tapi mengandung konten kreatif dan edukatif, sehingga bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat.
Baca juga: KPI Pusat Bentuk Tim Penanganan dan Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Seksual
"Untuk itu, perlu adanya riset yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana kualitas penyiaran televisi kita dan bagaimana isi serta kreativitas siaran kita ini berkembang dan bergerak," kata pria Andre dalam sambutan melalui video VT.
Pada kesempatan itu, Meutya Hafid mengatakan, penyiaran Indonesia yang telah berubah menjadi digital menuju ke arah lebih baik, sehingga harus dibarengi dengan konten menarik. "Dengan adanya riset yang dilakukan KPI tentu akan menjadi acuan baru bagi para praktisi, khususnya di bidang industri untuk mengembangkan konten penyiarannya," katanya.
Hadir dalam deklarasi Forum Penyiaran 2022, Gubernur Bali I Wayan Koster, Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo, Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid, petinggi dan direksi televisi, dan perwakilan 12 universitas di Indonesia yang memiliki Program Studi Ilmu Komunikasi.
Dalam sambutannya, I Wayan Koster mengatakan, posisi KPI sangat krusial dan dibutuhkan. Sebab, fungsi pengawasan makin penting terlebih semakin banyak hadir media penyiaran di era digital serta berkembangnya teknologi informasi komunikasi. Apalagi saat ini berseliweran berita-berita yang judul dan isinya berbeda.
"Kenapa sekarang jadi begini? Karena itu, KPI sangat diperlukan kehadirannya untuk melakukan suatu pembinaan dan pengawasan supaya apa yang dikomunikasikan itu mengikuti tatanan kehidupan yang maju tapi tetap juga mengikuti, menjaga kehidupan budayanya," kata Koster dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (13/5/2022).
Koster berharap kepada lembaga penyiaran agar menjadi pendorong berkembangnya tatanan kehidupan baru bagi bangsa, khususnya di Bali. Menurutnya, Bali harus mampu dan secara berkelanjutan memperkuat budayanya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Sementara itu, Komisioner KPI Yuliandre Darwis menyampaikan bahwa siaran televisi berkualitas bukan hanya baik dari aspek teknologi, tapi mengandung konten kreatif dan edukatif, sehingga bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat.
Baca juga: KPI Pusat Bentuk Tim Penanganan dan Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Seksual
"Untuk itu, perlu adanya riset yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana kualitas penyiaran televisi kita dan bagaimana isi serta kreativitas siaran kita ini berkembang dan bergerak," kata pria Andre dalam sambutan melalui video VT.
Pada kesempatan itu, Meutya Hafid mengatakan, penyiaran Indonesia yang telah berubah menjadi digital menuju ke arah lebih baik, sehingga harus dibarengi dengan konten menarik. "Dengan adanya riset yang dilakukan KPI tentu akan menjadi acuan baru bagi para praktisi, khususnya di bidang industri untuk mengembangkan konten penyiarannya," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda