Adaptasi Transformasi Digital Dorong Pertumbuhan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Transformasi digital telah menjadi kekuatan mengubah yang mendasar, mulai dari kehidupan umat manusia, pendidikan pekerjaan. Pada 2023 pengeluaran global untuk teknologi dan layanan transformasi digital lebih dari USD2,16 triliun dan diperkirakan akan sampai USD3,5 triliun dalam waktu dekat.
Hal ini mencerminkan pentingnya transformasi digital sebagai pendorong pertumbuhan masyarakat. Diketahui dalam beberapa tahun terakhir tantangan yang diciptakan oleh Pandemi Covid-19 turut mempercepat transformasi digital di berbagai bidang, sehingga literasi digital menjadi kebutuhan yang mendesak hingga saat ini.
Meskipun transformasi digital menjanjikan banyak manfaat, namun sejumlah tantangan tak luput dari adanya transformasi digital mulai dari akses penggunaan, kepercayaan, hingga tata kelola.
Beberapa penelitian juga menyoroti risiko kegagalan dalam transformasi digital terutama jika tidak didukung dengan perencanaan dan strategi yang memadai. Selain itu, ada juga aspek etika, privasi, budaya dan keamanan yang menjadi perhatian utama dalam penerapan teknologi digital. Itu sebabnya adaptasi terhadap perkembangan digital dinilai penting di era saat ini.
Hal itu terungkap dalam Webinar Obral-obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk "Transformasi Digital: Adaptasi Untuk Masa Depan" yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Jumat, 23 Agustus 2024
Konten kreator sekaligus pengamat AI Abil Sudarman mengatakan, seseorang yang tidak dapat mengikuti perkembangan digital akan kalah saing dan tidak mampu bertahan dalam persaingan dunia kerja maupun usaha.
"Digital itu pada dasarnya teknologi. Semua teknologi itu meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Kalau kita tidak manfaatkan digital atau teknologi, tentu kita akan ketinggalan," Abil dikutip Sabtu (24/8/2024).
Pegiat Literasi Digital, Anita Wahid mengatakan selain di dunia kerja, transformasi digital juga dapat dimanfaatkan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi hingga memantau kinerja pemerintah.
"Teknologi digital sangat mungkin membantu penguatan demokrasi karena teknologi digital bisa membuat kita bisa berpartisipasi dalam proses-proses demokrasi secara lebih luas dan langsung," paparnya.
"Kita juga bisa melakukan pemantauan terhadap kinerja pemerintah baik di pusat maupun daerah. Kita juga dapat melakukan pemantauan terhadap proses pengambilan keputusan hingga anggaran negara," ujar Anita.
Konsultan Komunikasi dan Media Sosial Ndoro Kakung menambahkan, perkembangan digital atau transformasi digital harus diimbangi dengan masyarakat yang terliterasi digital. Jika masyarakat sudah paham sisi positif dan negatif dari teknologi digital, maka Indonesia yang lebih maju adalah suatu keniscayaan.
"Dalam berkegiatan digital kita harus memiliki etika dan budaya, dan yang tidak kalah penting adalah selalu melindungi diri kita dengan menjaga data, privasi kita ketika beraktivitas di dunia digital," ucap Ndoro.
Hal ini mencerminkan pentingnya transformasi digital sebagai pendorong pertumbuhan masyarakat. Diketahui dalam beberapa tahun terakhir tantangan yang diciptakan oleh Pandemi Covid-19 turut mempercepat transformasi digital di berbagai bidang, sehingga literasi digital menjadi kebutuhan yang mendesak hingga saat ini.
Meskipun transformasi digital menjanjikan banyak manfaat, namun sejumlah tantangan tak luput dari adanya transformasi digital mulai dari akses penggunaan, kepercayaan, hingga tata kelola.
Beberapa penelitian juga menyoroti risiko kegagalan dalam transformasi digital terutama jika tidak didukung dengan perencanaan dan strategi yang memadai. Selain itu, ada juga aspek etika, privasi, budaya dan keamanan yang menjadi perhatian utama dalam penerapan teknologi digital. Itu sebabnya adaptasi terhadap perkembangan digital dinilai penting di era saat ini.
Hal itu terungkap dalam Webinar Obral-obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk "Transformasi Digital: Adaptasi Untuk Masa Depan" yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Jumat, 23 Agustus 2024
Konten kreator sekaligus pengamat AI Abil Sudarman mengatakan, seseorang yang tidak dapat mengikuti perkembangan digital akan kalah saing dan tidak mampu bertahan dalam persaingan dunia kerja maupun usaha.
"Digital itu pada dasarnya teknologi. Semua teknologi itu meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Kalau kita tidak manfaatkan digital atau teknologi, tentu kita akan ketinggalan," Abil dikutip Sabtu (24/8/2024).
Pegiat Literasi Digital, Anita Wahid mengatakan selain di dunia kerja, transformasi digital juga dapat dimanfaatkan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi hingga memantau kinerja pemerintah.
"Teknologi digital sangat mungkin membantu penguatan demokrasi karena teknologi digital bisa membuat kita bisa berpartisipasi dalam proses-proses demokrasi secara lebih luas dan langsung," paparnya.
"Kita juga bisa melakukan pemantauan terhadap kinerja pemerintah baik di pusat maupun daerah. Kita juga dapat melakukan pemantauan terhadap proses pengambilan keputusan hingga anggaran negara," ujar Anita.
Konsultan Komunikasi dan Media Sosial Ndoro Kakung menambahkan, perkembangan digital atau transformasi digital harus diimbangi dengan masyarakat yang terliterasi digital. Jika masyarakat sudah paham sisi positif dan negatif dari teknologi digital, maka Indonesia yang lebih maju adalah suatu keniscayaan.
"Dalam berkegiatan digital kita harus memiliki etika dan budaya, dan yang tidak kalah penting adalah selalu melindungi diri kita dengan menjaga data, privasi kita ketika beraktivitas di dunia digital," ucap Ndoro.
(abd)