Ini Sosok Hoegeng, Polisi yang Disebut Gus Dur Tidak Mempan Disogok

Jum'at, 19 Juni 2020 - 06:46 WIB
Dari beberapa kasus tersebut ada dua lagi yang terbesar. Pertama adalah kasus Robby Tjahyadi yang menyelundupkan mobil mewah di lingkungan para pejabat, seperti menteri. Hoegeng berhasil menyeretnya hingga ke meja hijau.

Kasus kedua yang juga sempat menghebohkan adalah kasus pemerkosaan yang menimpa Sumarijem, penjual telur ayam berusia 18 tahun atau yang lebih dikenal dengan Sum Kuning. Hoegeng terus memantau perkembangan kasus ini.

Sehari setelah vonis bebas Sum, Hoegeng memanggil Komandan Polisi Yogyakarta AKBP Indrajoto dan Kapolda Jawa Tengah Kombes Suswono. Hoegeng lalu memerintahkan Komandan Jenderal Komando Reserse Katik Suroso mencari siapa saja yang memiliki fakta soal pemerkosaan Sum Kuning. Tim Pemeriksa Sum Kuning kemudian dibentuk pada Januari 1971.

Bagai bola salju, kasus Sum Kuning terus membesar. Sejumlah pejabat polisi, dan pejabat di Yogyakarta disebut-sebut terlibat. Namun mereka membantah lewat media massa. Hebatnya, Presiden Soeharto sampai turun tangan menghentikan kasus Sum Kuning. Dalam pertemuan di Istana, Soeharto memerintahkan kasus ini diambil alih Tim Pemeriksa Pusat Kopkamtib, lembaga yang menangani keamanan negara.

Dalam kasus persidangan perkosaan Sum, polisi kemudian mengumumkan pemerkosa Sum berjumlah 10 orang. Semuanya anak orang biasa, bukan anak penggede alias pejabat negara. Tetapi para terdakwa membantah keras melakukan pemerkosaan.

Bahkan, mereka bersumpah rela mati jika benar memerkosa. Hoegeng yang saat itu masih menjadi Kapolri akhirnya sadar, ada kekuatan besar untuk menghilangkan kasus ini. Tanggal 2 Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri.

Beberapa pihak menilai Hoegeng sengaja dipensiunkan untuk menutup kasus ini, dan kasus Robby Tjahyadi, serta sejumlah kasus lain terkait bisnis pejabat. Namun ada juga yang menganggap karena keterlibatannya dalam Petisi 50.

Tentang pencopotannya sebagai Kapolri, Hoegeng mengatakan, Presiden Soeharto berencana mencopotnya sebagai Kapolri dan menggantinya menjadi Duta Besar di Belgia. Namun dia menolak tawaran itu, dan memilih mengundurkan diri.

Diolah dari berbagai sumber:

Memoar: Senarai Kiprah Sejarah, Diangkat dari Majalan Tempo, Grafiti, Cetakan Pertama Juli 1993
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More