Urgensi Vaksin Covid-19 dan Peluang Bio Farma Indonesia
Kamis, 18 Juni 2020 - 07:29 WIB
Demikian pula sejumlah kandidat vaksin lain telah mengindikasikan untuk memulai pengujian pada manusia (Uji Klinis) tahun 2020 ini. Keragaman platform teknologi dalam pengembangan dan pembuatan vaksin Covid-19 dilakukan berdasarkan beberapa jenis teknologi, seperti teknologi asam nukleat (DNA dan RNA), teknologi partikel atau peptida dari virus, teknologi protein rekombinan, atau plasmid virus yang dilemahkan. Bahkan, dewasa ini juga telah ditemukan jenis platform baru yang didasarkan pada DNA atau mRNA sehingga memberikan fleksibilitas lebih luas dalam hal manipulasi antigen dan potensi kecepatan.
Sebagai contoh, perusahaan farmasi Moderna memulai pengujian klinis vaksin berbasis mRNA-1273 hanya dua bulan setelah identifikasi urutan RNA virus Covid-19. Vaksin ini berdasarkan vektor virus menawarkan ekspresi protein tingkat tinggi dan stabilitas jangka panjang sehingga memicu respons imun yang kuat.
Dari beberapa kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi, ada 56 (72%) sedang dikembangkan oleh pengembang swasta/industri sehingga sisanya 22 (28%) proyek dipimpin oleh akademik, sektor publik, dan organisasi nirlaba lainnya. Meskipun sejumlah pengembang vaksin multinasional besar (seperti Janssen, Sanofi, Pfizer dan GlaxoSmithKine) telah terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19, banyak pengembang utama kecil dan/atau tidak berpengalaman dalam pembuatan vaksin skala besar.
Jadi, yang terpenting adalah memastikan adanya koordinasi dalam pembuatan vaksin dan kapabilitas pasokan serta kapasitas untuk memenuhi permintaan. Sebagian besar kegiatan pengembangan vaksin COVID-19 berada di Amerika Serikat, sebanyak 36 (46%) pengembang kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi dibandingkan dengan 14 (18%) di China, 14 (18%) di Asia (tidak termasuk China) dan Australia, dan 14 (18%) di Eropa.
Peluang “Bio Farma” Indonesia
Perjuangan mengembangkan vaksin sangat penting karena keharusan untuk adanya upaya mempercepat, ada indikasi bahwa vaksin bisa tersedia dalam penggunaan darurat minimal akhir tahun ini. Mengingat penyakit Covid-19 ini sudah menjadi pandemi dan memiliki tingkat penularan dan fatalitasnya yang tinggi.
Penemuan vaksin tentu merupakan sebuah keharusan untuk pencegahan membludaknya kasus-kasus baru ataupun mencegah the second peak of Covid-19. Karena dengan menemukan vaksin Covid-19, maka penyakit ini bisa dicegah bahkan dieliminasikan di masa-masa mendatang. Di Amerika Serikat telah ada tujuh calon vaksin yang telah diuji klinis, yaitu diuji coba pada pasien dan dibandingkan dengan kontrol. Bahkan sudah masuk uji klinis fase 2/3. Hal ini akan menambah optimisme kita bahwa wabah Covid-19 mampu kita lawan dan hadapi.
Dengan melihat kondisi global dan kepentingan nasional Indonesia, pencarian dan penemuan vaksin Covid-19 sebetulnya juga menjadi peluang bagi Indonesia, khususnya PT (Persero) Bio Farma yang merupakan perusahaan berumur lebih dari seratus tahun, warisan era penjajahan Belanda yang masih mampu bertahan sampai saat ini. Perusahaan ini bahkan telah tumbuh dan berkembang pesat karena memiliki human capital dan keunggulan teknologi dalam produksi vaksin dan sera.
PT (Persero) Bio Farma telah lebih dari lima tahun mendapatkan penugasan dari WHO sebagai pemasok kebutuhan vaksin global. Perusahaan ini mampu memasok lebih dari 18 negara dengan revenue sekitar 60–70% berasal dari ekspor. Perusahaan ini dengan pengalaman panjang yang dimilikinya, sangat dimungkinkan menjadi perusahaan bioteknologi yang advanced karena teknologi pembuatan vaksin telah dikuasainya dengan baik.
Apabila diberi peluang membangun kolaborasi dengan berbagai perusahaan global, maka perusahaan ini akan menjadi perusahaan terkemuka di dunia yang membanggakan Indonesia. PT (Persero) Bio Farma memiliki tenaga ahli berkualifikasi internasional dan memiliki kesiapan membangun kerja sama strategis dengan perusahaan kelas dunia, terutama kesiapannya dalam alih teknologi untuk pembuatan vaksin, seperti vaksin kanker, vaksin malaria, vaksin meningitis, vaksin influenza, dan lain-lain.
Sebagai contoh, perusahaan farmasi Moderna memulai pengujian klinis vaksin berbasis mRNA-1273 hanya dua bulan setelah identifikasi urutan RNA virus Covid-19. Vaksin ini berdasarkan vektor virus menawarkan ekspresi protein tingkat tinggi dan stabilitas jangka panjang sehingga memicu respons imun yang kuat.
Dari beberapa kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi, ada 56 (72%) sedang dikembangkan oleh pengembang swasta/industri sehingga sisanya 22 (28%) proyek dipimpin oleh akademik, sektor publik, dan organisasi nirlaba lainnya. Meskipun sejumlah pengembang vaksin multinasional besar (seperti Janssen, Sanofi, Pfizer dan GlaxoSmithKine) telah terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19, banyak pengembang utama kecil dan/atau tidak berpengalaman dalam pembuatan vaksin skala besar.
Jadi, yang terpenting adalah memastikan adanya koordinasi dalam pembuatan vaksin dan kapabilitas pasokan serta kapasitas untuk memenuhi permintaan. Sebagian besar kegiatan pengembangan vaksin COVID-19 berada di Amerika Serikat, sebanyak 36 (46%) pengembang kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi dibandingkan dengan 14 (18%) di China, 14 (18%) di Asia (tidak termasuk China) dan Australia, dan 14 (18%) di Eropa.
Peluang “Bio Farma” Indonesia
Perjuangan mengembangkan vaksin sangat penting karena keharusan untuk adanya upaya mempercepat, ada indikasi bahwa vaksin bisa tersedia dalam penggunaan darurat minimal akhir tahun ini. Mengingat penyakit Covid-19 ini sudah menjadi pandemi dan memiliki tingkat penularan dan fatalitasnya yang tinggi.
Penemuan vaksin tentu merupakan sebuah keharusan untuk pencegahan membludaknya kasus-kasus baru ataupun mencegah the second peak of Covid-19. Karena dengan menemukan vaksin Covid-19, maka penyakit ini bisa dicegah bahkan dieliminasikan di masa-masa mendatang. Di Amerika Serikat telah ada tujuh calon vaksin yang telah diuji klinis, yaitu diuji coba pada pasien dan dibandingkan dengan kontrol. Bahkan sudah masuk uji klinis fase 2/3. Hal ini akan menambah optimisme kita bahwa wabah Covid-19 mampu kita lawan dan hadapi.
Dengan melihat kondisi global dan kepentingan nasional Indonesia, pencarian dan penemuan vaksin Covid-19 sebetulnya juga menjadi peluang bagi Indonesia, khususnya PT (Persero) Bio Farma yang merupakan perusahaan berumur lebih dari seratus tahun, warisan era penjajahan Belanda yang masih mampu bertahan sampai saat ini. Perusahaan ini bahkan telah tumbuh dan berkembang pesat karena memiliki human capital dan keunggulan teknologi dalam produksi vaksin dan sera.
PT (Persero) Bio Farma telah lebih dari lima tahun mendapatkan penugasan dari WHO sebagai pemasok kebutuhan vaksin global. Perusahaan ini mampu memasok lebih dari 18 negara dengan revenue sekitar 60–70% berasal dari ekspor. Perusahaan ini dengan pengalaman panjang yang dimilikinya, sangat dimungkinkan menjadi perusahaan bioteknologi yang advanced karena teknologi pembuatan vaksin telah dikuasainya dengan baik.
Apabila diberi peluang membangun kolaborasi dengan berbagai perusahaan global, maka perusahaan ini akan menjadi perusahaan terkemuka di dunia yang membanggakan Indonesia. PT (Persero) Bio Farma memiliki tenaga ahli berkualifikasi internasional dan memiliki kesiapan membangun kerja sama strategis dengan perusahaan kelas dunia, terutama kesiapannya dalam alih teknologi untuk pembuatan vaksin, seperti vaksin kanker, vaksin malaria, vaksin meningitis, vaksin influenza, dan lain-lain.
Lihat Juga :
tulis komentar anda