Urgensi Vaksin Covid-19 dan Peluang Bio Farma Indonesia
loading...
A
A
A
Taruna Ikrar
Dokter Ahli Farmakologi, Anggota American College of Clinical Pharmacology Amerika Serikat
CORONA virus disease (Covid-19) mewabah secara global yang sudah menjadi pandemik. Bahkan telah menginfeksi jutaan penduduk dunia, dengan tingkat kematian yang sangat tinggi hingga ratusan ribu pasien. Wabah ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan dunia, bahkan ancaman nyata terjadinya resesi ekonomi, sosial, dan politik global.
Virus Corona atau Covid-19 begitu cepat menular akibat memiliki empat sifat yang menunjukkan virulensi sangat reaktif, yaitu (1) Menular dari orang ke orang (human to human); (2) Menular pada saat penderita belum/tidak ada gejala (asymptomatic); (3) Menular trans-species (bisa antara spesies atau Human-Animal-Human); dan (4) Entry point penularannya bukan hanya via pernapasan (not only via respiratory), tetapi bisa menginfeksi jaringan mukosa, seperti pada selaput mukosa atau lendir pada mata, juga saluran pencernaan, dan tentu saja lewat saluran pernapasan sebagai jalur utama penularan penyakit ini.
Tingginya tingkat kematian akibat Covid-19 berdasarkan laporan ilmiah New Enaglan Journal of Medicine (NEJM 2020) dengan tiga fakta penting sebagai berikut: pertama, gagal pernapasan (Acute Respiratory Distress Syndrome) yang diakibatkan oleh akumulasi mucuse di paru-paru khususnya di dalam alveolus. Kedua, terjadi sumbatan pembuluh darah yang akhirnya pembuluh darah arteri mengalami pelebaran atau aneurysm akibat atherosclerosis tersebut yang akhirnya bisa terjadi perdarahan. Ketiga, penggumpalan darah (trombosis) yang berakibat sangat berbahaya, karena bisa mengakibatkan kegagalan berbagai organ tubuh (Multiorgan failure). Ketiga hal di atas yang menyebabkan sangat tingginya jumlah kematian pada pasien Covid-19.
Sejak Juni 2020, beberapa negara di dunia telah melakukan pelonggaran terhadap karantina wilayah. Dalam istilah yang dipopulerkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) disebut NNL (New Normal Life), dalam arti bahwa masyarakat di beberapa wilayah setelah mengalami penurunan jumlah kasus, untuk melakukan pelonggaran dan masyarakat sudah diizinkan beraktivitas di luar rumah, tetapi tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat. Protokol tersebut berupa, yakni masyarakat tetap diharuskan menjaga jarak (social distancing), memakai masker bila keluar rumah, mencegah kerumunan orang banyak, dan tetap menjaga kebersihan tubuh dengan senantiasa mencuci tangan. Namun, melihat data epidemiologi, masih sangat jelas bahwa Covid-19 akan senantiasa berada di sekeliling kita dan akan tetap menjadi ancaman kesehatan dunia.
Urgensi Vaksin Covid-19
Berdasarkan sifat virus Covid-19 di atas, jika tidak ditangani dengan baik, akan berdampak sangat serius karena akan terjadi ledakan kasus Covid-19 di masa mendatang. Oleh karena itu, urgensi menemukan vaksin Covid-19 menjadi sebuah keharusan. Apalagi urutan genetik SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 telah ditemukan dan merangsang perusahaan farmasi global yang kuat untuk mengembangkan vaksin melawan penyakit tersebut. Skala dampak kemanusiaan dan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang luar biasa, mendorong evaluasi teknologi vaksin generasi terkini melalui paradigma baru untuk mempercepat pengembangan, kandidat vaksin Covid-19 memasuki pengujian klinis pada manusia.
Strategi penemuan atau pencarian vaksin membutuhkan kerja sama global dalam upaya pencegahan dan pengobatan dengan menggunakan vaksin Covid-19. Dasar pengembangan ini meliputi program pengembangan vaksin yang dilaporkan dan dikoordinasikan dengan WHO. Berdasarkan laporan WHO sejauh ini telah dilaporkan 115 kandidat vaksin Covid-19. Dari 115 tersebut, 78 di antaranya dikonfirmasi sedang dalam pengujian praklinis/klinis, sedangkan 37 tidak dikonfirmasi. Dari 78 proyek aktif yang dikonfirmasi, 73 saat ini berada pada tahap eksplorasi atau praklinis. Sementara selebihnya sudah masuk uji klinis, yaitu mRNA-1273 dari Moderna, Ad5-nCoV dari CanSino Biologicals, INO-4800 dari Inovio, LV-SMENP-DC, dan aAPC khusus patogen dari Shenzhen Geno-Immune Medical Institute.
Demikian pula sejumlah kandidat vaksin lain telah mengindikasikan untuk memulai pengujian pada manusia (Uji Klinis) tahun 2020 ini. Keragaman platform teknologi dalam pengembangan dan pembuatan vaksin Covid-19 dilakukan berdasarkan beberapa jenis teknologi, seperti teknologi asam nukleat (DNA dan RNA), teknologi partikel atau peptida dari virus, teknologi protein rekombinan, atau plasmid virus yang dilemahkan. Bahkan, dewasa ini juga telah ditemukan jenis platform baru yang didasarkan pada DNA atau mRNA sehingga memberikan fleksibilitas lebih luas dalam hal manipulasi antigen dan potensi kecepatan.
Sebagai contoh, perusahaan farmasi Moderna memulai pengujian klinis vaksin berbasis mRNA-1273 hanya dua bulan setelah identifikasi urutan RNA virus Covid-19. Vaksin ini berdasarkan vektor virus menawarkan ekspresi protein tingkat tinggi dan stabilitas jangka panjang sehingga memicu respons imun yang kuat.
Dari beberapa kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi, ada 56 (72%) sedang dikembangkan oleh pengembang swasta/industri sehingga sisanya 22 (28%) proyek dipimpin oleh akademik, sektor publik, dan organisasi nirlaba lainnya. Meskipun sejumlah pengembang vaksin multinasional besar (seperti Janssen, Sanofi, Pfizer dan GlaxoSmithKine) telah terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19, banyak pengembang utama kecil dan/atau tidak berpengalaman dalam pembuatan vaksin skala besar.
Jadi, yang terpenting adalah memastikan adanya koordinasi dalam pembuatan vaksin dan kapabilitas pasokan serta kapasitas untuk memenuhi permintaan. Sebagian besar kegiatan pengembangan vaksin COVID-19 berada di Amerika Serikat, sebanyak 36 (46%) pengembang kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi dibandingkan dengan 14 (18%) di China, 14 (18%) di Asia (tidak termasuk China) dan Australia, dan 14 (18%) di Eropa.
Peluang “Bio Farma” Indonesia
Perjuangan mengembangkan vaksin sangat penting karena keharusan untuk adanya upaya mempercepat, ada indikasi bahwa vaksin bisa tersedia dalam penggunaan darurat minimal akhir tahun ini. Mengingat penyakit Covid-19 ini sudah menjadi pandemi dan memiliki tingkat penularan dan fatalitasnya yang tinggi.
Penemuan vaksin tentu merupakan sebuah keharusan untuk pencegahan membludaknya kasus-kasus baru ataupun mencegah the second peak of Covid-19. Karena dengan menemukan vaksin Covid-19, maka penyakit ini bisa dicegah bahkan dieliminasikan di masa-masa mendatang. Di Amerika Serikat telah ada tujuh calon vaksin yang telah diuji klinis, yaitu diuji coba pada pasien dan dibandingkan dengan kontrol. Bahkan sudah masuk uji klinis fase 2/3. Hal ini akan menambah optimisme kita bahwa wabah Covid-19 mampu kita lawan dan hadapi.
Dengan melihat kondisi global dan kepentingan nasional Indonesia, pencarian dan penemuan vaksin Covid-19 sebetulnya juga menjadi peluang bagi Indonesia, khususnya PT (Persero) Bio Farma yang merupakan perusahaan berumur lebih dari seratus tahun, warisan era penjajahan Belanda yang masih mampu bertahan sampai saat ini. Perusahaan ini bahkan telah tumbuh dan berkembang pesat karena memiliki human capital dan keunggulan teknologi dalam produksi vaksin dan sera.
PT (Persero) Bio Farma telah lebih dari lima tahun mendapatkan penugasan dari WHO sebagai pemasok kebutuhan vaksin global. Perusahaan ini mampu memasok lebih dari 18 negara dengan revenue sekitar 60–70% berasal dari ekspor. Perusahaan ini dengan pengalaman panjang yang dimilikinya, sangat dimungkinkan menjadi perusahaan bioteknologi yang advanced karena teknologi pembuatan vaksin telah dikuasainya dengan baik.
Apabila diberi peluang membangun kolaborasi dengan berbagai perusahaan global, maka perusahaan ini akan menjadi perusahaan terkemuka di dunia yang membanggakan Indonesia. PT (Persero) Bio Farma memiliki tenaga ahli berkualifikasi internasional dan memiliki kesiapan membangun kerja sama strategis dengan perusahaan kelas dunia, terutama kesiapannya dalam alih teknologi untuk pembuatan vaksin, seperti vaksin kanker, vaksin malaria, vaksin meningitis, vaksin influenza, dan lain-lain.
Wabah pandemi Covid-19 menjadi ancaman dunia yang menginfeksi jutaan penduduk dunia. Oleh karena itu, semua penyakit akibat infeksi virus, drag of choices, atau pengobatan utamanya adalah vaksin. Sebab, kondisi ini menjadi peluang emas bagi Bio Farma untuk turut serta upaya strategis dalam perlombaan menemukan vaksin Covid-19, dengan strategi menemukan sendiri vaksin Covid-19, ataupun bekerja sama dengan perusahaan farmasi global.
Kedua strategi tersebut akan memberikan manfaat bagi Bio Farma dan Indonesia dalam dua hal, yaitu Indonesia turut aktif dalam proses melawan Covid-19 secara global dan kelak jika vaksinnya ditemukan bisa menjadi pemasukan ratusan triliun rupiah bagi kepentingan pasokan ekonomi nasional. Semoga perjuangan para perusahaan farmasi dan ilmuwan tersebut bisa sukses dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga wabah Covid-19 bisa segera diatasi.
Lihat Juga: Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi: Kebutuhan untuk Wujudkan Merdeka Belajar
Dokter Ahli Farmakologi, Anggota American College of Clinical Pharmacology Amerika Serikat
CORONA virus disease (Covid-19) mewabah secara global yang sudah menjadi pandemik. Bahkan telah menginfeksi jutaan penduduk dunia, dengan tingkat kematian yang sangat tinggi hingga ratusan ribu pasien. Wabah ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan dunia, bahkan ancaman nyata terjadinya resesi ekonomi, sosial, dan politik global.
Virus Corona atau Covid-19 begitu cepat menular akibat memiliki empat sifat yang menunjukkan virulensi sangat reaktif, yaitu (1) Menular dari orang ke orang (human to human); (2) Menular pada saat penderita belum/tidak ada gejala (asymptomatic); (3) Menular trans-species (bisa antara spesies atau Human-Animal-Human); dan (4) Entry point penularannya bukan hanya via pernapasan (not only via respiratory), tetapi bisa menginfeksi jaringan mukosa, seperti pada selaput mukosa atau lendir pada mata, juga saluran pencernaan, dan tentu saja lewat saluran pernapasan sebagai jalur utama penularan penyakit ini.
Tingginya tingkat kematian akibat Covid-19 berdasarkan laporan ilmiah New Enaglan Journal of Medicine (NEJM 2020) dengan tiga fakta penting sebagai berikut: pertama, gagal pernapasan (Acute Respiratory Distress Syndrome) yang diakibatkan oleh akumulasi mucuse di paru-paru khususnya di dalam alveolus. Kedua, terjadi sumbatan pembuluh darah yang akhirnya pembuluh darah arteri mengalami pelebaran atau aneurysm akibat atherosclerosis tersebut yang akhirnya bisa terjadi perdarahan. Ketiga, penggumpalan darah (trombosis) yang berakibat sangat berbahaya, karena bisa mengakibatkan kegagalan berbagai organ tubuh (Multiorgan failure). Ketiga hal di atas yang menyebabkan sangat tingginya jumlah kematian pada pasien Covid-19.
Sejak Juni 2020, beberapa negara di dunia telah melakukan pelonggaran terhadap karantina wilayah. Dalam istilah yang dipopulerkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) disebut NNL (New Normal Life), dalam arti bahwa masyarakat di beberapa wilayah setelah mengalami penurunan jumlah kasus, untuk melakukan pelonggaran dan masyarakat sudah diizinkan beraktivitas di luar rumah, tetapi tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat. Protokol tersebut berupa, yakni masyarakat tetap diharuskan menjaga jarak (social distancing), memakai masker bila keluar rumah, mencegah kerumunan orang banyak, dan tetap menjaga kebersihan tubuh dengan senantiasa mencuci tangan. Namun, melihat data epidemiologi, masih sangat jelas bahwa Covid-19 akan senantiasa berada di sekeliling kita dan akan tetap menjadi ancaman kesehatan dunia.
Urgensi Vaksin Covid-19
Berdasarkan sifat virus Covid-19 di atas, jika tidak ditangani dengan baik, akan berdampak sangat serius karena akan terjadi ledakan kasus Covid-19 di masa mendatang. Oleh karena itu, urgensi menemukan vaksin Covid-19 menjadi sebuah keharusan. Apalagi urutan genetik SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 telah ditemukan dan merangsang perusahaan farmasi global yang kuat untuk mengembangkan vaksin melawan penyakit tersebut. Skala dampak kemanusiaan dan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang luar biasa, mendorong evaluasi teknologi vaksin generasi terkini melalui paradigma baru untuk mempercepat pengembangan, kandidat vaksin Covid-19 memasuki pengujian klinis pada manusia.
Strategi penemuan atau pencarian vaksin membutuhkan kerja sama global dalam upaya pencegahan dan pengobatan dengan menggunakan vaksin Covid-19. Dasar pengembangan ini meliputi program pengembangan vaksin yang dilaporkan dan dikoordinasikan dengan WHO. Berdasarkan laporan WHO sejauh ini telah dilaporkan 115 kandidat vaksin Covid-19. Dari 115 tersebut, 78 di antaranya dikonfirmasi sedang dalam pengujian praklinis/klinis, sedangkan 37 tidak dikonfirmasi. Dari 78 proyek aktif yang dikonfirmasi, 73 saat ini berada pada tahap eksplorasi atau praklinis. Sementara selebihnya sudah masuk uji klinis, yaitu mRNA-1273 dari Moderna, Ad5-nCoV dari CanSino Biologicals, INO-4800 dari Inovio, LV-SMENP-DC, dan aAPC khusus patogen dari Shenzhen Geno-Immune Medical Institute.
Demikian pula sejumlah kandidat vaksin lain telah mengindikasikan untuk memulai pengujian pada manusia (Uji Klinis) tahun 2020 ini. Keragaman platform teknologi dalam pengembangan dan pembuatan vaksin Covid-19 dilakukan berdasarkan beberapa jenis teknologi, seperti teknologi asam nukleat (DNA dan RNA), teknologi partikel atau peptida dari virus, teknologi protein rekombinan, atau plasmid virus yang dilemahkan. Bahkan, dewasa ini juga telah ditemukan jenis platform baru yang didasarkan pada DNA atau mRNA sehingga memberikan fleksibilitas lebih luas dalam hal manipulasi antigen dan potensi kecepatan.
Sebagai contoh, perusahaan farmasi Moderna memulai pengujian klinis vaksin berbasis mRNA-1273 hanya dua bulan setelah identifikasi urutan RNA virus Covid-19. Vaksin ini berdasarkan vektor virus menawarkan ekspresi protein tingkat tinggi dan stabilitas jangka panjang sehingga memicu respons imun yang kuat.
Dari beberapa kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi, ada 56 (72%) sedang dikembangkan oleh pengembang swasta/industri sehingga sisanya 22 (28%) proyek dipimpin oleh akademik, sektor publik, dan organisasi nirlaba lainnya. Meskipun sejumlah pengembang vaksin multinasional besar (seperti Janssen, Sanofi, Pfizer dan GlaxoSmithKine) telah terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19, banyak pengembang utama kecil dan/atau tidak berpengalaman dalam pembuatan vaksin skala besar.
Jadi, yang terpenting adalah memastikan adanya koordinasi dalam pembuatan vaksin dan kapabilitas pasokan serta kapasitas untuk memenuhi permintaan. Sebagian besar kegiatan pengembangan vaksin COVID-19 berada di Amerika Serikat, sebanyak 36 (46%) pengembang kandidat vaksin aktif yang dikonfirmasi dibandingkan dengan 14 (18%) di China, 14 (18%) di Asia (tidak termasuk China) dan Australia, dan 14 (18%) di Eropa.
Peluang “Bio Farma” Indonesia
Perjuangan mengembangkan vaksin sangat penting karena keharusan untuk adanya upaya mempercepat, ada indikasi bahwa vaksin bisa tersedia dalam penggunaan darurat minimal akhir tahun ini. Mengingat penyakit Covid-19 ini sudah menjadi pandemi dan memiliki tingkat penularan dan fatalitasnya yang tinggi.
Penemuan vaksin tentu merupakan sebuah keharusan untuk pencegahan membludaknya kasus-kasus baru ataupun mencegah the second peak of Covid-19. Karena dengan menemukan vaksin Covid-19, maka penyakit ini bisa dicegah bahkan dieliminasikan di masa-masa mendatang. Di Amerika Serikat telah ada tujuh calon vaksin yang telah diuji klinis, yaitu diuji coba pada pasien dan dibandingkan dengan kontrol. Bahkan sudah masuk uji klinis fase 2/3. Hal ini akan menambah optimisme kita bahwa wabah Covid-19 mampu kita lawan dan hadapi.
Dengan melihat kondisi global dan kepentingan nasional Indonesia, pencarian dan penemuan vaksin Covid-19 sebetulnya juga menjadi peluang bagi Indonesia, khususnya PT (Persero) Bio Farma yang merupakan perusahaan berumur lebih dari seratus tahun, warisan era penjajahan Belanda yang masih mampu bertahan sampai saat ini. Perusahaan ini bahkan telah tumbuh dan berkembang pesat karena memiliki human capital dan keunggulan teknologi dalam produksi vaksin dan sera.
PT (Persero) Bio Farma telah lebih dari lima tahun mendapatkan penugasan dari WHO sebagai pemasok kebutuhan vaksin global. Perusahaan ini mampu memasok lebih dari 18 negara dengan revenue sekitar 60–70% berasal dari ekspor. Perusahaan ini dengan pengalaman panjang yang dimilikinya, sangat dimungkinkan menjadi perusahaan bioteknologi yang advanced karena teknologi pembuatan vaksin telah dikuasainya dengan baik.
Apabila diberi peluang membangun kolaborasi dengan berbagai perusahaan global, maka perusahaan ini akan menjadi perusahaan terkemuka di dunia yang membanggakan Indonesia. PT (Persero) Bio Farma memiliki tenaga ahli berkualifikasi internasional dan memiliki kesiapan membangun kerja sama strategis dengan perusahaan kelas dunia, terutama kesiapannya dalam alih teknologi untuk pembuatan vaksin, seperti vaksin kanker, vaksin malaria, vaksin meningitis, vaksin influenza, dan lain-lain.
Wabah pandemi Covid-19 menjadi ancaman dunia yang menginfeksi jutaan penduduk dunia. Oleh karena itu, semua penyakit akibat infeksi virus, drag of choices, atau pengobatan utamanya adalah vaksin. Sebab, kondisi ini menjadi peluang emas bagi Bio Farma untuk turut serta upaya strategis dalam perlombaan menemukan vaksin Covid-19, dengan strategi menemukan sendiri vaksin Covid-19, ataupun bekerja sama dengan perusahaan farmasi global.
Kedua strategi tersebut akan memberikan manfaat bagi Bio Farma dan Indonesia dalam dua hal, yaitu Indonesia turut aktif dalam proses melawan Covid-19 secara global dan kelak jika vaksinnya ditemukan bisa menjadi pemasukan ratusan triliun rupiah bagi kepentingan pasokan ekonomi nasional. Semoga perjuangan para perusahaan farmasi dan ilmuwan tersebut bisa sukses dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga wabah Covid-19 bisa segera diatasi.
Lihat Juga: Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi: Kebutuhan untuk Wujudkan Merdeka Belajar
(maf)