Masih Tak Percaya Ada Virus Corona? Ini Penjelasan Dokter Reisa
Selasa, 16 Juni 2020 - 19:04 WIB
JAKARTA - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas, Reisa Broto Asmoro menegaskan bahwa pandemi COVID-19 masih terus berlangsung hingga saat ini. Bahkan, ancaman virus corona masih ada di sekitar kita meski tidak terlihat oleh mata.
"Oleh karena itu kita harus selalu tanggap dan waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti yang sudah sering saya ingatkan pakai masker dengan benar, selalu jaga jarak, cuci tangan sesering mungkin. Pastikan kita tetap aman dari Covid-9 meski makin produktif," kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Namun, Reisa mengatakan saat ini masih ada masyarakat yang mempertanyakan apakah Covid-19 benar-benar ada? Ia pun menjelaskan tentang virus corona dan pandemi Covid-19. Covid-19 adalah singkatan dari coronavirus Disease 2019 atau penyakit menular yang disebabkan oleh salah satu jenis virus corona yang disebut SARS Cov-2 yang pertama kali ditemukan pada Desember 2019.(
)
Reisa mengatakan virus corona banyak jenisnya dan biasanya ditemukan pada binatang. "Tetapi ada beberapa jenis yang bisa menginfeksi manusia, contohnya SARS di awal tahun 2000-an dan MERS Cov di tahun 2012," katanya.
Sejauh ini, ungkap Reisa, ada beberapa jenis virus corona yang dapat menyerang manusia. "Tipe virus tersebut adalah penyebab wabah raya dunia sebelumnya yang saya sebutkan SARS dan MERS Cov. Dan ketiga ini, SARS Cov 2 adalah pemicu diumumkannya status gawat darurat kesehatan dunia di awal tahun ini. Dan kemudian diumumkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi Covid-19 sejak 11 Maret 2020," kata Reisa.
Virus corona yang masuk ke tubuh seseorang, kata Reisa, dapat menggandakan diri di dalam sel tubuh manusia. Terutama di bagian saluran pernapasan bawah seperti paru-paru. Virus ini mengganggu imunitas atau kekebalan tubuh. "Dan bagi mereka yang sudah memiliki penyakit penyerta atau penyakit bawaan, seperti batu ginjal, diabetes, darah tinggi akibatnya dapat menjadi fatal," katanya.(
)
Penyebaran virus ini terjadi dari satu manusia melalui percikan cairan yang berasal dari saluran pernapasan dan mulut. Seperti buliran yang keluar saat batuk atau bersin yang disebut sebagai droplet.
Selain itu, penularan dapat terjadi melalui kontak terhadap droplet tersebut baik secara kontak langsung dengan orang yang membawa virus atau melalui perantara permukaan yang dipegang oleh orang tersebut. "Bahkan ketika seseorang batuk atau bersin atau bahkan berbicara, maka virus tersebut dapat keluar bersamaan dengan percikan liur atau cairan hidung," kata Reisa.
Apabila percikan tersebut tersentuh oleh tangan atau jatuh di permukaan benda yang ada di sekitar orang tersebut, maka tegas Reisa besar kemungkinannya dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain. "Terutama apabila orang tersebut tidak menjaga kebersihan tangannya lalu kemudian menyentuh bagian mata hidung dan mulut," katanya.
"Oleh karena itu kita harus selalu tanggap dan waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti yang sudah sering saya ingatkan pakai masker dengan benar, selalu jaga jarak, cuci tangan sesering mungkin. Pastikan kita tetap aman dari Covid-9 meski makin produktif," kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Namun, Reisa mengatakan saat ini masih ada masyarakat yang mempertanyakan apakah Covid-19 benar-benar ada? Ia pun menjelaskan tentang virus corona dan pandemi Covid-19. Covid-19 adalah singkatan dari coronavirus Disease 2019 atau penyakit menular yang disebabkan oleh salah satu jenis virus corona yang disebut SARS Cov-2 yang pertama kali ditemukan pada Desember 2019.(
Baca Juga
Reisa mengatakan virus corona banyak jenisnya dan biasanya ditemukan pada binatang. "Tetapi ada beberapa jenis yang bisa menginfeksi manusia, contohnya SARS di awal tahun 2000-an dan MERS Cov di tahun 2012," katanya.
Sejauh ini, ungkap Reisa, ada beberapa jenis virus corona yang dapat menyerang manusia. "Tipe virus tersebut adalah penyebab wabah raya dunia sebelumnya yang saya sebutkan SARS dan MERS Cov. Dan ketiga ini, SARS Cov 2 adalah pemicu diumumkannya status gawat darurat kesehatan dunia di awal tahun ini. Dan kemudian diumumkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi Covid-19 sejak 11 Maret 2020," kata Reisa.
Virus corona yang masuk ke tubuh seseorang, kata Reisa, dapat menggandakan diri di dalam sel tubuh manusia. Terutama di bagian saluran pernapasan bawah seperti paru-paru. Virus ini mengganggu imunitas atau kekebalan tubuh. "Dan bagi mereka yang sudah memiliki penyakit penyerta atau penyakit bawaan, seperti batu ginjal, diabetes, darah tinggi akibatnya dapat menjadi fatal," katanya.(
Baca Juga
Penyebaran virus ini terjadi dari satu manusia melalui percikan cairan yang berasal dari saluran pernapasan dan mulut. Seperti buliran yang keluar saat batuk atau bersin yang disebut sebagai droplet.
Selain itu, penularan dapat terjadi melalui kontak terhadap droplet tersebut baik secara kontak langsung dengan orang yang membawa virus atau melalui perantara permukaan yang dipegang oleh orang tersebut. "Bahkan ketika seseorang batuk atau bersin atau bahkan berbicara, maka virus tersebut dapat keluar bersamaan dengan percikan liur atau cairan hidung," kata Reisa.
Apabila percikan tersebut tersentuh oleh tangan atau jatuh di permukaan benda yang ada di sekitar orang tersebut, maka tegas Reisa besar kemungkinannya dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain. "Terutama apabila orang tersebut tidak menjaga kebersihan tangannya lalu kemudian menyentuh bagian mata hidung dan mulut," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda