Jenderal Kopassus Malam-malam Bekali Prabowo Sajadah sebelum ke Medan Tempur
Rabu, 23 Februari 2022 - 05:58 WIB
Prabowo menuturkan, pada awalnya tidak begitu dekat dengan Wismoyo. Namun pada 1978, Wismoyo diangkat menjadi Komandan Group 1 Para Komando dari Kopasandha. ”Dengan begitu Beliau menjadi komandan group kami. Saya waktu itu Komandan Kompi 112. Saya pun mulai mengenal sosok Pak Wismoyo Arismunandar,” kata Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus ini menyebut, hal yang paling berkesan adalah ketika dirinya akan berangkat operasi pertama kali ke Timor-Timur pada akhir Oktober 1978. Saat itu, dirinya menjabat sebagai Komandan Kompi. ”Pukul 20.00 WIB malam, sebelum saya take off pukul 04.00 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma, beliau memanggil saya. Beliau menanyakan persiapan saya yang akan menjalankan operasi,” ucap Prabowo.
Lulusan AKABRI 1974 ini kemudian menjelaskan jika semua peralatan sudah disiapkan mulai dari senjata, peluru, kompas hingga obat-obatan. Namun, kata Prabowo, Wismoyo kembali menanyakan apalagi yang harus dipersiapkan. Bahkan pertanyaan itu dilakukan hingga berulang-ulang. “Saya bingung mau jawab apa lagi karena sudah disebutkan semua perlengkapan sudah disiapkan,” ucapnya.
Wismoyo kemudian menjelaskan maksud pertanyaannya tersebut. Sebagai pemimpin, menjaga keselamatan pasukan merupakan tanggung jawab yang sangat berat. Untuk itu, kedekatan kepada Tuhan YME sangat diperlukan agar mendapat perlindungan.
”Dia menyampaikan bahwa saya masih muda, bertanggung jawab atas 100 nyawa pasukan dan akan menghadapi bahaya maut karena itu dia mengingatkan saya untuk dekat kepada Tuhanya Yang Maha Kuasa. Barulah saya sadar. Beliau lalu masuk kamar dan saat keluar membawa bungkusan isinya sajadah. Dia meminta saya menaruh sajadah itu dalam ransel selama bertugas dan menggunakannya,” ucap Lulusan AKABRI 1974.
Bagi Prabowo, Wismoyo merupakan sosok yang banyak memengaruhi dirinya. Sebab Wismoyo merupakan pemimpin yang selalu mengutamakan semangat dan bergembira. Cara Wismoyo memimpin prajuritnya memberikan keteladanan tersendiri bagi putra Begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini.
”Ajaran-ajaran beliau memengaruhi pribadi saya. Ajaran utama beliau ke anak buahnya selain patriotisme yang menjadi ciri khas angkatan ’45 adalah harus selalu berpikir, berbuat dan bertutur kata yang baik. Jangan izinkan berpikir buruk terhadap orang lain. Itu ajaran beliau yang selalu melekat dalam hati saya,” katanya.
Sikap disiplin, bersahaja, dan religius Wismoyo juga diungkapkan dalam buku biografinya berjudul “Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar: Sosok Prajurit Sejati” yang diterbitkan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad). Dimana Wismoyo yang merupakan abituren Akademi Militer Nasional (AMN) kini Akademi Militer (Akmil) 1960 tidak pernah meninggalkan ibadahnya.
”Kapten Inf Wismoyo selalu menerapkan disiplin kepada anak buahnya. Di samping itu, dalam operasi selalu melaksanakan puasa sunah dan salat malam mohon petunjuk agar operasi berjalan dengan lancar dan aman,” tulis buku tersebut.
Mantan Danjen Kopassus ini menyebut, hal yang paling berkesan adalah ketika dirinya akan berangkat operasi pertama kali ke Timor-Timur pada akhir Oktober 1978. Saat itu, dirinya menjabat sebagai Komandan Kompi. ”Pukul 20.00 WIB malam, sebelum saya take off pukul 04.00 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma, beliau memanggil saya. Beliau menanyakan persiapan saya yang akan menjalankan operasi,” ucap Prabowo.
Lulusan AKABRI 1974 ini kemudian menjelaskan jika semua peralatan sudah disiapkan mulai dari senjata, peluru, kompas hingga obat-obatan. Namun, kata Prabowo, Wismoyo kembali menanyakan apalagi yang harus dipersiapkan. Bahkan pertanyaan itu dilakukan hingga berulang-ulang. “Saya bingung mau jawab apa lagi karena sudah disebutkan semua perlengkapan sudah disiapkan,” ucapnya.
Wismoyo kemudian menjelaskan maksud pertanyaannya tersebut. Sebagai pemimpin, menjaga keselamatan pasukan merupakan tanggung jawab yang sangat berat. Untuk itu, kedekatan kepada Tuhan YME sangat diperlukan agar mendapat perlindungan.
”Dia menyampaikan bahwa saya masih muda, bertanggung jawab atas 100 nyawa pasukan dan akan menghadapi bahaya maut karena itu dia mengingatkan saya untuk dekat kepada Tuhanya Yang Maha Kuasa. Barulah saya sadar. Beliau lalu masuk kamar dan saat keluar membawa bungkusan isinya sajadah. Dia meminta saya menaruh sajadah itu dalam ransel selama bertugas dan menggunakannya,” ucap Lulusan AKABRI 1974.
Bagi Prabowo, Wismoyo merupakan sosok yang banyak memengaruhi dirinya. Sebab Wismoyo merupakan pemimpin yang selalu mengutamakan semangat dan bergembira. Cara Wismoyo memimpin prajuritnya memberikan keteladanan tersendiri bagi putra Begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini.
”Ajaran-ajaran beliau memengaruhi pribadi saya. Ajaran utama beliau ke anak buahnya selain patriotisme yang menjadi ciri khas angkatan ’45 adalah harus selalu berpikir, berbuat dan bertutur kata yang baik. Jangan izinkan berpikir buruk terhadap orang lain. Itu ajaran beliau yang selalu melekat dalam hati saya,” katanya.
Sikap disiplin, bersahaja, dan religius Wismoyo juga diungkapkan dalam buku biografinya berjudul “Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar: Sosok Prajurit Sejati” yang diterbitkan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad). Dimana Wismoyo yang merupakan abituren Akademi Militer Nasional (AMN) kini Akademi Militer (Akmil) 1960 tidak pernah meninggalkan ibadahnya.
”Kapten Inf Wismoyo selalu menerapkan disiplin kepada anak buahnya. Di samping itu, dalam operasi selalu melaksanakan puasa sunah dan salat malam mohon petunjuk agar operasi berjalan dengan lancar dan aman,” tulis buku tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda