DPR Sebut Masyarakat Akhirnya Tafsirkan Sendiri-sendiri New Normal
Sabtu, 13 Juni 2020 - 17:58 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Saleh Pertaonan Daulay menyatakan, banyak istilah yang muncul sejak virus Corona (Covid-19) terjadi di Indonesia, sehingga masyarakat tampak bingung dengan istilah-istilah itu seperti kebijakan social-phiysical distancing, swab, tes rapid dan belakangan muncul new normal.
(Baca juga: 658 WNI di Luar Negeri Sembuh Corona, 1.037 Positif dan 316 Orang Dirawat)
Hal itu dikatakan Saleh dalam diskusi Polemik MNC TrijayaFM bertajuk 'New Normal Lintas Negara' secara virtual, Sabtu (13/6/2020). Saleh menegaskan, ketika new normal juga tak bisa dijelaskan secara rinci oleh pemerintah, maka implementasi di lapangan menjadi tidak jelas.
"Ada orang lihat kalau di Jakarta ya (new normal) (jadi) abnormal," kata Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu. (Baca juga: Gelar Pilkada di Tengah Pandemi, 218 Daerah Perlu Perhatian Ekstra)
Dia menjelaskan, setidaknya ada kemungkinan definisi tentang new normal. Pertama adalah masyarakat kembali ke aktivitas biasa sebelum Covid-19 ini ada. Definisi yang kedua, masyarakat kembali beraktivitas tetapi dalam situasi Covid-19.
(Baca juga: Fraksi PPP Dukung Maklumat MUI Tentang RUU HIP)
Kemudian yang ketiga menurutnya, masyarakat kembali beraktivitas tetapi dalam ancaman krisis ekonomi. Menurutnya, dari tiga definisi itu memiliki penanganan yang bebreda-beda.
"Misalnya adalah definisi yang pertama bahwa new normal kembali beraktivitas sebelum Covid-19 saya kira belum bisa dilakukan sekarang. Karena apa, tadi Pak Juri Ardiantoro (Deputi KSP) mengatakan, tingkat masyarakat yang terpapar Covid-19 positif ini makin hari makin tinggi," tuturnya.
Di sisi lain kata Saleh, jika kemudian masyarakat katakanlah beraktivitas dalam situasi kondisi Covid-19, maka ini mungkin boleh saja dilakukan, tapi resikonya cukup besar. Karena semuanya sadar bahwa Covid-19 ini masih mengancam, yang berpotensi terjadinya penularan lebih tinggi.
(Baca juga: 658 WNI di Luar Negeri Sembuh Corona, 1.037 Positif dan 316 Orang Dirawat)
Hal itu dikatakan Saleh dalam diskusi Polemik MNC TrijayaFM bertajuk 'New Normal Lintas Negara' secara virtual, Sabtu (13/6/2020). Saleh menegaskan, ketika new normal juga tak bisa dijelaskan secara rinci oleh pemerintah, maka implementasi di lapangan menjadi tidak jelas.
"Ada orang lihat kalau di Jakarta ya (new normal) (jadi) abnormal," kata Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu. (Baca juga: Gelar Pilkada di Tengah Pandemi, 218 Daerah Perlu Perhatian Ekstra)
Dia menjelaskan, setidaknya ada kemungkinan definisi tentang new normal. Pertama adalah masyarakat kembali ke aktivitas biasa sebelum Covid-19 ini ada. Definisi yang kedua, masyarakat kembali beraktivitas tetapi dalam situasi Covid-19.
(Baca juga: Fraksi PPP Dukung Maklumat MUI Tentang RUU HIP)
Kemudian yang ketiga menurutnya, masyarakat kembali beraktivitas tetapi dalam ancaman krisis ekonomi. Menurutnya, dari tiga definisi itu memiliki penanganan yang bebreda-beda.
"Misalnya adalah definisi yang pertama bahwa new normal kembali beraktivitas sebelum Covid-19 saya kira belum bisa dilakukan sekarang. Karena apa, tadi Pak Juri Ardiantoro (Deputi KSP) mengatakan, tingkat masyarakat yang terpapar Covid-19 positif ini makin hari makin tinggi," tuturnya.
Di sisi lain kata Saleh, jika kemudian masyarakat katakanlah beraktivitas dalam situasi kondisi Covid-19, maka ini mungkin boleh saja dilakukan, tapi resikonya cukup besar. Karena semuanya sadar bahwa Covid-19 ini masih mengancam, yang berpotensi terjadinya penularan lebih tinggi.
tulis komentar anda