Luncurkan Buku, Jenderal Dudung: Komitmen Merah Putih Tak Boleh Ditawar Lagi
Sabtu, 29 Januari 2022 - 22:53 WIB
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menggelar Launching Buku berjudul "Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi,". Launching buku itu bertempat di Ballroom B - Hotel Rafless Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (29/1/2022).
Dudung mengatakan, buku yang ditulis oleh Raylis Sumitra tersebut berkaitan dengan kewaspadaannya terhadap kelompok intoleran yang ingin mencoba merobohkan empat pilar kebangsaan.
"Dalam buku tertulis bahwa kita saat ini mewaspadai kelompok intoleran, yaitu gerakan-gerakan yang mencoba merobohkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI serta UUD 1945 yang merupakan empat pilar kebangsaan yang harus kita jaga, agar Indonesia tidak goyah dan jatuh kepada tangan perusak persatuan dan kesatuan," kata Dudung dikutip dalam rilisnya, Sabtu (29/1/2022).
Lebih lanjut, Jenderal Dudung menjelaskan, dirinya meminjam istilah A.M. Hendropriyono dalam pengantar buku yang diluncurkannya tersebut.
"Saya meminjam istilah, Jenderal TNI Purn Prof Dr AM Hendropriyono dalam pengantar buku ini, pembiaran gerakan Intoleransi di Indonesia sangat berbahaya, karena sifat dari gerakan intoleransi adalah terorisme," ujarnya.
Istilah itu pun juga diambilnya dari Abah Lutfi (Habib Lutfi bin Yahya), dimana tidak memberikan peluang sejengkal pun terhadap kelompok intoleran dan berpegang teguh terhadap empat pilar kebangsaan.
"Komitmen kita pada Merah Putih tidak boleh ditawar lagi, Indonesia terlahir sebuah keniscayaan akan keberagaman dan perbedaan, dalam perbedaan itulah terletak kekuatan kita sebagai bangsa,"ucapnya.
Dia mengatakan, perkembangan gerakan intoleransi dan radikalisme saat ini sudah masuk ke seluruh lapisan elemen, sehingga harus diwaspadai.
"Oleh karenanya saya sudah perintahkan kepada seluruh jajaran TNI Angkatan Darat, agar jangan ragu-ragu untuk mengadapi mereka, dan jangan berlebihan karena gerakan-gerakan ini sangat pesat perkembangannya," tuturnya.
Dudung mengatakan, buku yang ditulis oleh Raylis Sumitra tersebut berkaitan dengan kewaspadaannya terhadap kelompok intoleran yang ingin mencoba merobohkan empat pilar kebangsaan.
"Dalam buku tertulis bahwa kita saat ini mewaspadai kelompok intoleran, yaitu gerakan-gerakan yang mencoba merobohkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI serta UUD 1945 yang merupakan empat pilar kebangsaan yang harus kita jaga, agar Indonesia tidak goyah dan jatuh kepada tangan perusak persatuan dan kesatuan," kata Dudung dikutip dalam rilisnya, Sabtu (29/1/2022).
Lebih lanjut, Jenderal Dudung menjelaskan, dirinya meminjam istilah A.M. Hendropriyono dalam pengantar buku yang diluncurkannya tersebut.
"Saya meminjam istilah, Jenderal TNI Purn Prof Dr AM Hendropriyono dalam pengantar buku ini, pembiaran gerakan Intoleransi di Indonesia sangat berbahaya, karena sifat dari gerakan intoleransi adalah terorisme," ujarnya.
Istilah itu pun juga diambilnya dari Abah Lutfi (Habib Lutfi bin Yahya), dimana tidak memberikan peluang sejengkal pun terhadap kelompok intoleran dan berpegang teguh terhadap empat pilar kebangsaan.
"Komitmen kita pada Merah Putih tidak boleh ditawar lagi, Indonesia terlahir sebuah keniscayaan akan keberagaman dan perbedaan, dalam perbedaan itulah terletak kekuatan kita sebagai bangsa,"ucapnya.
Dia mengatakan, perkembangan gerakan intoleransi dan radikalisme saat ini sudah masuk ke seluruh lapisan elemen, sehingga harus diwaspadai.
Baca Juga
"Oleh karenanya saya sudah perintahkan kepada seluruh jajaran TNI Angkatan Darat, agar jangan ragu-ragu untuk mengadapi mereka, dan jangan berlebihan karena gerakan-gerakan ini sangat pesat perkembangannya," tuturnya.
(mhd)
tulis komentar anda