Vaksin Booster Dinilai Aman dan Penting
Jum'at, 19 November 2021 - 07:24 WIB
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena mengungkapkan ada beberapa hal yang membuat vaksin booster penting dilakukan. Yakni, hingga saat ini belum ada vaksin yang memiliki antibodi optimal, kemudian antibodi juga menurun setelah enam bulan divaksin.
Apalagi saat ini muncul berbagai varian baru. "Jadi pemberian booster amat penting. Memang prioritas saat ini baru tenaga kesehatan, petugas lain yang juga rentan, dan lansia," ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini mengaku bersyukur, Indonesia termasuk negara yang cepat melakukan vaksinasi. Dia menilai, tepat pilihan Presiden Jokowi menjalankan berbagai skema penanganan Covid-19 sekaligus.
Pertama menugaskan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian BUMN untuk bersama-sama mengejar upaya vaksinasi sebagai opsi melawan Covid-19. Dengan begitu vaksinasi bisa dikebut.
Kemudian di aspek pencegahan dulu ada PSBB, lalu PPKM. Begitu juga dengan dukungan APD, alat kesehatan, obat-obatan, dan tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak yang menghadapi Covid-19.
"Ini paralel dikerjakan oleh pemerintah. Kerja keras semua pihak yang membuat Indonesia akhirnya berhasil melewati masa krusial ketika varian delta masuk ke negeri ini. Tentu di antara kerja itu semua kita percaya kekuatan doa dari seluruh komponen di Indonesia," kata Melki.
Kendati demikian, dia mengingatkan prestasi juga jadi tantangan karena harus dipertahankan, baik aspek deteksi yang harus dikerjakan dengan baik dan memastikan protokol kesehatan tetap dijaga. Dia meminta semua pihak tidak lengah dan abai.
Fasilitas kesehatan saat ini pun tetap harus dipersiapkan dengan baik. "Obat yang dibutuhkan, peralatan, tenaga kesehatan juga tetap harus disupport dengan baik. Vaksinasi tidak boleh dilonggarkan," ujarnya.
Kepala Bagian Operasional PT Bio Farma dr. Erwin Setiawan mengungkapkan berkat dukungan semua pihak, saat ini stok vaksin 283 juta dosis dan sudah didistribusikan sebanyak 251 juta ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. "Hal ini untuk mengejar target cakupan di seluruh Indonesia," ujarnya.
Lihat Juga: Mulai 2024 Vaksin Covid-19 Tak Gratis, Yerry Tawalujan Berharap Harganya Terjangkau Peserta BPJS
Apalagi saat ini muncul berbagai varian baru. "Jadi pemberian booster amat penting. Memang prioritas saat ini baru tenaga kesehatan, petugas lain yang juga rentan, dan lansia," ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini mengaku bersyukur, Indonesia termasuk negara yang cepat melakukan vaksinasi. Dia menilai, tepat pilihan Presiden Jokowi menjalankan berbagai skema penanganan Covid-19 sekaligus.
Pertama menugaskan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian BUMN untuk bersama-sama mengejar upaya vaksinasi sebagai opsi melawan Covid-19. Dengan begitu vaksinasi bisa dikebut.
Kemudian di aspek pencegahan dulu ada PSBB, lalu PPKM. Begitu juga dengan dukungan APD, alat kesehatan, obat-obatan, dan tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak yang menghadapi Covid-19.
"Ini paralel dikerjakan oleh pemerintah. Kerja keras semua pihak yang membuat Indonesia akhirnya berhasil melewati masa krusial ketika varian delta masuk ke negeri ini. Tentu di antara kerja itu semua kita percaya kekuatan doa dari seluruh komponen di Indonesia," kata Melki.
Kendati demikian, dia mengingatkan prestasi juga jadi tantangan karena harus dipertahankan, baik aspek deteksi yang harus dikerjakan dengan baik dan memastikan protokol kesehatan tetap dijaga. Dia meminta semua pihak tidak lengah dan abai.
Fasilitas kesehatan saat ini pun tetap harus dipersiapkan dengan baik. "Obat yang dibutuhkan, peralatan, tenaga kesehatan juga tetap harus disupport dengan baik. Vaksinasi tidak boleh dilonggarkan," ujarnya.
Kepala Bagian Operasional PT Bio Farma dr. Erwin Setiawan mengungkapkan berkat dukungan semua pihak, saat ini stok vaksin 283 juta dosis dan sudah didistribusikan sebanyak 251 juta ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. "Hal ini untuk mengejar target cakupan di seluruh Indonesia," ujarnya.
Lihat Juga: Mulai 2024 Vaksin Covid-19 Tak Gratis, Yerry Tawalujan Berharap Harganya Terjangkau Peserta BPJS
(rca)
tulis komentar anda