Terbukti Berhasil Melawan Corona, Taiwan Siap Berbagi Resep kepada Dunia
Rabu, 22 April 2020 - 13:25 WIB
Menteri Chen Shih-chung
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan ROC (Taiwan)
ANCAMAN munculnya penyakit menular yang baru terhadap kesehatan global, ekonomi, perdagangan dan pariwisata masih belum berhenti, dan semakin cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia karena transportasi udara internasional. Pneumonia yang tidak dikenal dari Wuhan, China pada akhir 2019 lalu, kini telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Taiwan.
Setelah mengalami pengalaman tragis SARS, Taiwan telah secara aktif merespons ancaman berbagai penyakit menular yang muncul selama 17 tahun terakhir ini, dan tidak pernah mengabaikannya. Oleh karena itu, ketika dipastikan bahwa pneumonia yang tidak dikenal terjadi di Wuhan, pada 31 Desember 2019, Taiwan segera mengambil langkah-langkah karantina check-in untuk penerbangan langsung Wuhan pada hari yang sama, dan melakukan tindakan awal untuk mencegah risiko penularan antarmanusia.
Pada 2 Januari 2020, Taiwan mendirikan Tim Penanggulangan Wabah Pneumonia Parah dan 20 Januari membangun Pusat Komando Epidemi Nasional untuk secara efektif mengintegrasikan sumber daya pencegahan epidemi lintas-kementerian. Meskipun Taiwan berdekatan dengan China secara geografis, jumlah yang terkonfirmasi per juta populasi berada di peringkat 123 dunia, menunjukkan bahwa pekerjaan pencegahan epidemi Taiwan telah mencapai hasil yang luar biasa.
Taiwan secara tegas mengakui bahwa penyakit menular tidak mengenal batas. Menanggapi gelombang Covid-19 ini, Taiwan memberlakukan karantina rumah selama 14 hari untuk para imigran dari negara-negara yang terdampak wabah, dan membangun sistem karantina elektronik melalui ponsel dari berbagai operator telekomunikasi di Taiwan. Penumpang mengisi formulir melalui ponsel yang terhubung dengan sistem informasi manajemen kepedulian masyarakat dan kelangsungan hidup, sehingga unit pemerintah dapat merawat serta memberikan bantuan hidup dan pertolongan medis.
Taiwan juga mencatat riwayat perjalanan pasien pada kartu IC asuransi kesehatan, agar dokter bisa memberikan perhatian, dan deteksi dini kasus untuk memblokir penyebaran di masyarakat. Bagi warga yang dikarantina di rumah atau terisolasi di rumah, GPS lokasi karantina juga dipergunakan melalui kerjasama dengan operator telekomunikasi untuk penentuan posisi dan pelacakan. Pelanggar akan dihukum atau penempatan paksa untuk mencegah efek penularan.
Taiwan juga telah meningkatkan kapasitas pengujian laboratorium, secara bertahap memperluas cakupan pengambilan sampel dan inspeksi, serta secara retrospektif memeriksa subjek berisiko tinggi seperti pasien influenza yang kritis untuk mengidentifikasi kemungkinan kasus untuk perawatan isolasi. Pada saat yang sama, 50 komunitas dan pusat kesehatan, 167 klinik laboratorium ditunjuk untuk perawatan dan pemeriksaan secara berjenjang. Selain itu juga mengharuskan rumah sakit untuk membuat area khusus perawatan kamar pasien, isolasi berdasarkan prinsip satu orang satu kamar untuk menghindari penularan di rumah sakit.
Taiwan mulai mengontrol ekspor masker medis pada tanggal 24 Januari, dan melakukan kebijakan masker nasional dan memperluas kapasitas produksi masker. Sejak 6 Februari, sistem identitas asli untuk pembelian masker telah diberlakukan, dan dapat dibeli melalui Community Health Pharmacy dan klinik kesehatan. Mulai 12 Maret 2020, dibuka pemesanan online dan pengambilan barang di minimarket terdekat tempat tinggal warga.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan ROC (Taiwan)
ANCAMAN munculnya penyakit menular yang baru terhadap kesehatan global, ekonomi, perdagangan dan pariwisata masih belum berhenti, dan semakin cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia karena transportasi udara internasional. Pneumonia yang tidak dikenal dari Wuhan, China pada akhir 2019 lalu, kini telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Taiwan.
Setelah mengalami pengalaman tragis SARS, Taiwan telah secara aktif merespons ancaman berbagai penyakit menular yang muncul selama 17 tahun terakhir ini, dan tidak pernah mengabaikannya. Oleh karena itu, ketika dipastikan bahwa pneumonia yang tidak dikenal terjadi di Wuhan, pada 31 Desember 2019, Taiwan segera mengambil langkah-langkah karantina check-in untuk penerbangan langsung Wuhan pada hari yang sama, dan melakukan tindakan awal untuk mencegah risiko penularan antarmanusia.
Pada 2 Januari 2020, Taiwan mendirikan Tim Penanggulangan Wabah Pneumonia Parah dan 20 Januari membangun Pusat Komando Epidemi Nasional untuk secara efektif mengintegrasikan sumber daya pencegahan epidemi lintas-kementerian. Meskipun Taiwan berdekatan dengan China secara geografis, jumlah yang terkonfirmasi per juta populasi berada di peringkat 123 dunia, menunjukkan bahwa pekerjaan pencegahan epidemi Taiwan telah mencapai hasil yang luar biasa.
Taiwan secara tegas mengakui bahwa penyakit menular tidak mengenal batas. Menanggapi gelombang Covid-19 ini, Taiwan memberlakukan karantina rumah selama 14 hari untuk para imigran dari negara-negara yang terdampak wabah, dan membangun sistem karantina elektronik melalui ponsel dari berbagai operator telekomunikasi di Taiwan. Penumpang mengisi formulir melalui ponsel yang terhubung dengan sistem informasi manajemen kepedulian masyarakat dan kelangsungan hidup, sehingga unit pemerintah dapat merawat serta memberikan bantuan hidup dan pertolongan medis.
Taiwan juga mencatat riwayat perjalanan pasien pada kartu IC asuransi kesehatan, agar dokter bisa memberikan perhatian, dan deteksi dini kasus untuk memblokir penyebaran di masyarakat. Bagi warga yang dikarantina di rumah atau terisolasi di rumah, GPS lokasi karantina juga dipergunakan melalui kerjasama dengan operator telekomunikasi untuk penentuan posisi dan pelacakan. Pelanggar akan dihukum atau penempatan paksa untuk mencegah efek penularan.
Taiwan juga telah meningkatkan kapasitas pengujian laboratorium, secara bertahap memperluas cakupan pengambilan sampel dan inspeksi, serta secara retrospektif memeriksa subjek berisiko tinggi seperti pasien influenza yang kritis untuk mengidentifikasi kemungkinan kasus untuk perawatan isolasi. Pada saat yang sama, 50 komunitas dan pusat kesehatan, 167 klinik laboratorium ditunjuk untuk perawatan dan pemeriksaan secara berjenjang. Selain itu juga mengharuskan rumah sakit untuk membuat area khusus perawatan kamar pasien, isolasi berdasarkan prinsip satu orang satu kamar untuk menghindari penularan di rumah sakit.
Taiwan mulai mengontrol ekspor masker medis pada tanggal 24 Januari, dan melakukan kebijakan masker nasional dan memperluas kapasitas produksi masker. Sejak 6 Februari, sistem identitas asli untuk pembelian masker telah diberlakukan, dan dapat dibeli melalui Community Health Pharmacy dan klinik kesehatan. Mulai 12 Maret 2020, dibuka pemesanan online dan pengambilan barang di minimarket terdekat tempat tinggal warga.
Lihat Juga :
tulis komentar anda