Muktamar NU: Sukses, Sehat, dan Keren
Rabu, 20 Oktober 2021 - 19:30 WIB
JAKARTA - Idham Cholid
Kader NU dan Alumni PMII
DUA bulan lagi Muktamar NU (Nahdlatul Ulama) digelar, tepatnya 23-25 Desember 2021 di Bandar Lampung. Forum permusyawaratan tertinggi para kiai ini tentu sangat dinanti. Berbagai harapan pun ditambatkan. Maklum, NU adalah ormas Islam terbesar, bahkan di seluruh dunia.
Lalu, apa yang sebenarnya diharapkan? Tergantung, kepada siapa hal itu ditanyakan. Namun, kepada siapa pun itu, yang pasti kita semua berharap, Muktamar dapat terselenggara dengan baik. "Yang penting, muktamar sukses, muktamar sehat dan keren," demikian Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj usai beraudiensi dengan Presiden RI Joko Widodo (7/1/2021).
Sukses, sehat dan keren, menurut saya menjadi kata kunci. Menarik dikaji untuk melihat perhelatannya nanti. Kesuksesan Muktamar NU tentu tak hanya diukur dengan adanya perubahan kepengurusan. Lebih dari itu, yang terpenting justru bagaimana menghasilkan keputusan-keputusan strategis sebagai panduan arah ke depan.
Baca juga: Said Aqil Siradj: Muktamar NU ke-34 Diputuskan Digelar Akhir Desember
Jika pun berkaitan dengan perubahan kepengurusan, maka proses yang terjadi haruslah demokratis. Tentu, jangan bayangkan model demokrasi langsung ala Pilpres misalnya, di mana konflik terbuka lebar, justru karena masing-masing pihak yang terlibat saling menjatuhkan.
Ukurannya sederhana saja. Karena ini forum tertinggi para kiai, bagaimana para peserta Muktamar, yang lazim disebut muktamirin, tetap teguh menjaga tata krama, meneladani akhlaq para pendiri. Tentu kita tak menginginkan preseden buruk sebagaimana Muktamar Jombang 2015 yang lalu. Saat itu, Pj Rais Aam KH Mustofa Bisri sampai turun tangan mendinginkan persidangan karena perdebatan tentang mekanisme pemilihan.
Kader NU dan Alumni PMII
DUA bulan lagi Muktamar NU (Nahdlatul Ulama) digelar, tepatnya 23-25 Desember 2021 di Bandar Lampung. Forum permusyawaratan tertinggi para kiai ini tentu sangat dinanti. Berbagai harapan pun ditambatkan. Maklum, NU adalah ormas Islam terbesar, bahkan di seluruh dunia.
Lalu, apa yang sebenarnya diharapkan? Tergantung, kepada siapa hal itu ditanyakan. Namun, kepada siapa pun itu, yang pasti kita semua berharap, Muktamar dapat terselenggara dengan baik. "Yang penting, muktamar sukses, muktamar sehat dan keren," demikian Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj usai beraudiensi dengan Presiden RI Joko Widodo (7/1/2021).
Sukses, sehat dan keren, menurut saya menjadi kata kunci. Menarik dikaji untuk melihat perhelatannya nanti. Kesuksesan Muktamar NU tentu tak hanya diukur dengan adanya perubahan kepengurusan. Lebih dari itu, yang terpenting justru bagaimana menghasilkan keputusan-keputusan strategis sebagai panduan arah ke depan.
Baca juga: Said Aqil Siradj: Muktamar NU ke-34 Diputuskan Digelar Akhir Desember
Jika pun berkaitan dengan perubahan kepengurusan, maka proses yang terjadi haruslah demokratis. Tentu, jangan bayangkan model demokrasi langsung ala Pilpres misalnya, di mana konflik terbuka lebar, justru karena masing-masing pihak yang terlibat saling menjatuhkan.
Ukurannya sederhana saja. Karena ini forum tertinggi para kiai, bagaimana para peserta Muktamar, yang lazim disebut muktamirin, tetap teguh menjaga tata krama, meneladani akhlaq para pendiri. Tentu kita tak menginginkan preseden buruk sebagaimana Muktamar Jombang 2015 yang lalu. Saat itu, Pj Rais Aam KH Mustofa Bisri sampai turun tangan mendinginkan persidangan karena perdebatan tentang mekanisme pemilihan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda