Lebih Banyak Masyarakat Ingin Pembatasan Sosial Dihentikan

Minggu, 26 September 2021 - 15:48 WIB
Menurut hasil survei Indikator Politik, lebih banyak masyarakat tidak menginginkan pembatasan kegiatan atau soal dilanjutkan. Foto/dok,SINDONews
JAKARTA - Sebagian besar masyarakat menilai pembatasan sosial untuk menekan laju penularan Covid-19 sudah tak diperlukan lagi. Mereka menilai pembatasan tersebut justru merugikan perekonomian.

Hal itu tergambarkan dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia dalam rangka mengukur evaluasi publik terhadap penanganan pandemi Covid-19. Hasil survei ini dilakukan secara daring, Minggu (26/9/2021).

"Jadi pembatasan sosial menurut responden baik di Bulan Juli dan September itu tidak diperlukan lagi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya.



Dalam data yang dipaparkan pada bulan Juli, mereka yang menyatakan pembatasan sosial tidak diperlukan lagi angkanya sebesar 66,2%. Sementara, pada bulan September angka tersebut naik menjadi 67,3%.



Sementara, data tersebut juga memperlihatkan responden yang menyatakan setuju pembatasan sosial tetap dilakukan angkanya sebesar 27,1% pada bulan Juli. Angka ini menurun pada bulan September sebesar 20,9%.

Lebih jauh, Burhanuddin menyampaikan bahwa pihaknya juga menanyakan alasan pilihan responden tersebut. Mereka yang setuju dengan penerapan pembatasan sosial dilanjutkan beralasan bisa memutus mata rantai penularan Covid-19 paling dominan dengan angka sebesar 31.3%.



"(Sementara) dengan presentasi yang tadi saya paparkan, 58,2% masyarakat yang menjadi responden kami menganggap pembatasan kegiatan masyarakat sangat merugikan ekonomi rakyat," ujar dia.

Survei dilakukan melalui kontak telepon kepada 1.200 responden dengan metode simple random sampling, menggunakan margin of error sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(muh)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More