Kamp Plantungan, Penjara Perempuan Simpatisan Gerwani
Kamis, 23 September 2021 - 05:24 WIB
Menurut Sumilah, ketika tiba di Plantungan pada 1971, dirinya bersama tahanan lainnya harus menyiapkan sendiri tempat tinggal mereka mulai dari membabat tanaman merambat dan membersihkan alang-alang. Karena jauh sebelum menjadi kamp tahanan, bangunan di Kompleks Kamp Plantungan adalah rumah sakit militer yang dibangun Belanda pada 1870.
Kemudian, rumah sakit tersebut diubah menjadi lepratorium di tahun 1929. Pada 1960 rumah sakit tersebut berhenti beroperasi. Setelah dilakukan perbaikan pada 1969, pemerintah Indonesia menggunakan bangunan tersebut sebagai penjara anak-anak. Barulah pada Juni 1971 pemerintah Indonesia mengubahnya menjadi pusat rehabilitasi tahanan politik (tapol) G30S wanita golongan B.
Sumilah sendiri pernah ditahan di Penjara Wirogunan, Yogyakarta dan penjara wanita Bulu, Semarang sebelum akhirnya diasingkan di Kamp Plantungan tanpa peradilan. Ia dipenjara sejak November 1965 sampai dengan November 1979. “Saya ditahan sejak usia 14 tahun hanya karena senang menari Genjer-genjer,” kenang Sumilah.
Pada mulanya, Sumilah adalah korban salah tangkap aparat. Pasalnya, buron yang dimaksud adalah seorang guru SMP yang tinggal di lain desa. Hal itu pun baru diketahuinya saat pindah ke Plantungan, setelah dia melewati masa penahanan selama enam tahun.
Masa penahanan para tapol di Kamp Plantungan berakhir setelah Palang Merah Internasional mendesak pemerintah Indonesia mengembalikan para tahanan politik ke masyarakat. Pada 1975, pemerintahan Soeharto mulai membebaskan mereka. Sedangkan, 45 tahanan yang digolongkan berideologi komunis kuat selanjutnya direlokasi ke "inrehab" Bulu, Semarang, pada 1976. Tiga di antaranya, dokter Sumiyarsi, Mia Bustam, juga wartawan Istana, Roswati. Sedangkan, tahanan lainnya resmi meninggalkan Plantungan pada 1978-1979.
Kini Kamp Plantungan sudah berubah, tak ada lagi bangunan blok tahanan tapol perempuan. Pascabanjir bandang yang memporak-porandakan Kamp Plantungan pada 1990 silam. Pemerintah kemudian mengalihfungsikan kawasan tersebut sebagai tempat wisata pada 2000 yang kini dikenal dengan sebutan Bumi Perkemahan Jodipati Plantungan.
Sumber:
Wikipedia
Balairung Press UGM
Diolah dari berbagai sumber
Kemudian, rumah sakit tersebut diubah menjadi lepratorium di tahun 1929. Pada 1960 rumah sakit tersebut berhenti beroperasi. Setelah dilakukan perbaikan pada 1969, pemerintah Indonesia menggunakan bangunan tersebut sebagai penjara anak-anak. Barulah pada Juni 1971 pemerintah Indonesia mengubahnya menjadi pusat rehabilitasi tahanan politik (tapol) G30S wanita golongan B.
Sumilah sendiri pernah ditahan di Penjara Wirogunan, Yogyakarta dan penjara wanita Bulu, Semarang sebelum akhirnya diasingkan di Kamp Plantungan tanpa peradilan. Ia dipenjara sejak November 1965 sampai dengan November 1979. “Saya ditahan sejak usia 14 tahun hanya karena senang menari Genjer-genjer,” kenang Sumilah.
Pada mulanya, Sumilah adalah korban salah tangkap aparat. Pasalnya, buron yang dimaksud adalah seorang guru SMP yang tinggal di lain desa. Hal itu pun baru diketahuinya saat pindah ke Plantungan, setelah dia melewati masa penahanan selama enam tahun.
Masa penahanan para tapol di Kamp Plantungan berakhir setelah Palang Merah Internasional mendesak pemerintah Indonesia mengembalikan para tahanan politik ke masyarakat. Pada 1975, pemerintahan Soeharto mulai membebaskan mereka. Sedangkan, 45 tahanan yang digolongkan berideologi komunis kuat selanjutnya direlokasi ke "inrehab" Bulu, Semarang, pada 1976. Tiga di antaranya, dokter Sumiyarsi, Mia Bustam, juga wartawan Istana, Roswati. Sedangkan, tahanan lainnya resmi meninggalkan Plantungan pada 1978-1979.
Kini Kamp Plantungan sudah berubah, tak ada lagi bangunan blok tahanan tapol perempuan. Pascabanjir bandang yang memporak-porandakan Kamp Plantungan pada 1990 silam. Pemerintah kemudian mengalihfungsikan kawasan tersebut sebagai tempat wisata pada 2000 yang kini dikenal dengan sebutan Bumi Perkemahan Jodipati Plantungan.
Sumber:
Wikipedia
Balairung Press UGM
Diolah dari berbagai sumber
tulis komentar anda