Kasus Covid-19 di Papua Masih Tinggi, Puan Minta Penyelenggara PON Tingkatkan Kewaspadaan
Sabtu, 18 September 2021 - 00:16 WIB
Ini agar tidak ada rakyat yang tidak mendapat akses vaksin, terutama masyarakat adat yang berada di lokasi terpencil atau jauh dari pusat pelayanan kesehatan.“Meski Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 yang bermuatan sanksi bagi masyarakat penolak vaksin, namun pada kenyataannya cakupan vaksinasi di Indonesia masih belum merata. Pemerintah wajib meningkatkan kewaspadaan menjelang dan selama penyelenggaraan PON dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” kata politisi PDI Perjuangan itu.
Sementara, ahli epidemiologi dari Griffithh University Australia, Dicky Budiman, memprediksi status pandemi COVID-19 paling cepat berakhir pada pertengahan atau akhir 2022. Sedangkan, pemerintah menjadwalkan PON digelar pada 2-15 Oktober 2021.
Dicky menegaskan, virus Corona belum benar-benar musnah paling tidak hingga 10 tahun ke depan meski status pandemi dicabut. Sebab, inang Corona bukan hanya manusia melainkan juga hewan. Di samping itu, vaksin yang ada saat ini akan terus dikembangkan untuk mengimbangi mutasi virus.
Nantinya, setelah pandemi berakhir, statusnya tidak lantas berubah menjadi endemi tapi epidemi. Pada fase epidemi tersebut, COVID-19 tidak lagi terjadi di seluruh wilayah di dunia, tetapi hanya di suatu wilayah atau geografis tertentu.
Sementara, ahli epidemiologi dari Griffithh University Australia, Dicky Budiman, memprediksi status pandemi COVID-19 paling cepat berakhir pada pertengahan atau akhir 2022. Sedangkan, pemerintah menjadwalkan PON digelar pada 2-15 Oktober 2021.
Dicky menegaskan, virus Corona belum benar-benar musnah paling tidak hingga 10 tahun ke depan meski status pandemi dicabut. Sebab, inang Corona bukan hanya manusia melainkan juga hewan. Di samping itu, vaksin yang ada saat ini akan terus dikembangkan untuk mengimbangi mutasi virus.
Nantinya, setelah pandemi berakhir, statusnya tidak lantas berubah menjadi endemi tapi epidemi. Pada fase epidemi tersebut, COVID-19 tidak lagi terjadi di seluruh wilayah di dunia, tetapi hanya di suatu wilayah atau geografis tertentu.
(hab)
tulis komentar anda