Merdeka dari Pandemi

Senin, 16 Agustus 2021 - 12:23 WIB
Pertarungan melawan pandemi membutuhkan konsistensi dan stamina yang panjang. Kita semua harus memutar otak, berakrobat menghadapi wabah yang masih terus mengamuk. Mengatasi pagebluk harus fokus, butuh sinergi, koordinasi dan komunikasi kuat, pembiayaan yang tidak sedikit, dan blue print penanganan terarah. Namun yang utama dan paling utama adalah mengimplementasikan apa yang sudah dirancang, lalu menilai dengan indikator yang transparan.

Peringkat ketahanan Covid yang dirilis oleh Bloomberg pada 28 Juli 2021 menempatkan Indonesia di posisi ke 53 atau yang paling buruk di antara semua negara yang dinilai. Peringkat ini jauh di bawah Singapura (11), Brasil (36), Thailand (41), dan India (44). Studi ini menunjukkan negara mana yang mengani virus paling efektif dengan gangguan sosial dan ekonomi paling sedikit. Kita tidak perlu reaktif terhadap hasil studi tersebut, tapi menjadikannya cermin, guna memperbaiki kekurangan.

Perbaikan Secara Konkret

Selain contact tracing yang sudah sering kali dibahas, tes di Tanah Air masih tertinggal. Dilansir dari ourworldindata.org, tes di Indonesia belum pernah mencapai 1 per 1.000 orang per pekan seperti yang dipersyaratkan WHO. Tes di Malaysia berkisar 4, India dan Iran 1,2, Thailand dan Vietnam 1 per 1.000 penduduk per pekan.

Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dan Bangladesh. Rerata kumulatif tes Indonesia sebelum Juni 2021 di bawah 100.000 tes per hari. Rerata tes harian tertinggi (205.713) ada pada Juli 2021. Bandingkan dengan India yang melakukan jutaan tes, bahkan pernah 3 juta tes per hari ketika kasus sangat tinggi. Cakupan tes yang rendah menyulitkan upaya pengendalian, terlebih sebagian besar penderita Covid-19 tanpa gejala dan bisa terus menularkan.

Whole genome sequence (WGS) bisa digunakan untuk mengetahui sebaran varian dan pola mutasi virus. Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang mengumpulkan semua WGS di dunia mencatat ada 2.595.452 genom terkumpul hingga 10 Agustus 2021. Indone sia baru mengirimkan 4.545 genom, di bawah Singapura 4.760, Filipina 5.327, Brasil 27.692, India 42.423, dan Jepang yang mengirim 73,476 genom.

Amerika dan Inggris sudah mengirimkan lebih dari setengah juta genom. Jumlah ini harus ditingkatkan mengingat tren kurva kasus dan kematian. Ganasnya varian baru seperti Delta akan lebih mudah diantisipasi jika memiliki data WGS yang adekuat.

Berdasarkan ourworldindata.org, 30,7% populasi dunia telah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Secara global, 4,6 miliar dosis telah diberikan. Setiap hari sebanyak 36,63 juta dosis disuntikkan. Kanada, UK, dan Saudi Arabia sudah memvaksinasi sebagian besar penduduknya. Cakupan vaksinasi Brasil, Malaysia, Kamboja, dan Jepang sudah mencapai 50%, India 30% dan Thailand 22%.

Di Indonesia, jumlah yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin, baru mencapai 19%. Alangkah baiknya jika ini terus ditingkatkan guna mencapai herd immunity . Ketersediaan vaksin, akses, dan birokrasi adalah bagian yang harus diperbaiki.

Kampanye promosi kesehatan (perubahan perilaku masyarakat) tidak bisa dilakukan secara parsial. Perlu perencanaan, keterlibatan jejaring masyarakat, kejelasan alur, monev hingga pendanaan. Bukan sekadar memperbanyak leaflet, pesan berantai, baliho, atau iklan berulang yang mungkin dianggap “basi” oleh sebagian masyarakat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More