Kantor BPJS Kesehatan Digeledah, Bareskrim Uji Forensik 2 Laptop yang Disita
Jum'at, 25 Juni 2021 - 14:07 WIB
JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan atau uji forensik terhadap dua laptop yang disita saat menggeledah Kantor BPJS Kesehatan . Hal itu dilakukan untuk mendalami kasus dugaan kebocoran data 279 juta Warga Negara Indonesia (WNI) di BPJS Kesehatan.
"Telah dilakukan penyitaan dan saat ini masih dilakukan analisa dan pemeriksaan forensik terhadap dua laptop yang digunakan," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada awak media, Jakarta, Jumat (25/6/2021).
Selain itu terkait perkembangan penyidikan pada perkara ini, kata Ramadhan, Bareskrim Polri juga telah menetima data atau informasi dari PT S berupa laporan hasil Pentest.
Diketahui, Pentest adalah pengujian keamanan informasi dimana seorang asesor meniru serangan yang biasa sering terjadi untuk mengidentifikasi metode peretasan fitur keamanan aplikasi, sistem, atau jaringan.
"Pada tanggal 10 Juni 2021, tim Forensik Siber Bareskrim telah melihat secara langsung database BPJS Kesehatan," kata Ramadhan.
Sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diduga telah bocor dan dijual di forum online, termasuk data orang yang telah meninggal dunia. Informasi ini berdasarkan sebuah cuitan dari akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang pertama kali mengungkap kebocoran data tersebut.
Data bocor itu meliputi informasi yang cukup lengkap dari para penduduk Indonesia. Adapun informasi pribadi yang bocor meliputi NIK (Nomor Induk Kependudukan), nama, alamat, nomor telepon, dan bahkan jumlah gaji juga termasuk di dalamnya.
Untuk membuktikan kebenaran data dari 279 juta, si pengunggah data bahkan memberikan sampel berisi 1 juta data penduduk Indonesia. Sampel tersebut diunggah ke laman berbagi file bayfiles, anonfiles, dan mega.
"Telah dilakukan penyitaan dan saat ini masih dilakukan analisa dan pemeriksaan forensik terhadap dua laptop yang digunakan," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada awak media, Jakarta, Jumat (25/6/2021).
Selain itu terkait perkembangan penyidikan pada perkara ini, kata Ramadhan, Bareskrim Polri juga telah menetima data atau informasi dari PT S berupa laporan hasil Pentest.
Diketahui, Pentest adalah pengujian keamanan informasi dimana seorang asesor meniru serangan yang biasa sering terjadi untuk mengidentifikasi metode peretasan fitur keamanan aplikasi, sistem, atau jaringan.
"Pada tanggal 10 Juni 2021, tim Forensik Siber Bareskrim telah melihat secara langsung database BPJS Kesehatan," kata Ramadhan.
Sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diduga telah bocor dan dijual di forum online, termasuk data orang yang telah meninggal dunia. Informasi ini berdasarkan sebuah cuitan dari akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang pertama kali mengungkap kebocoran data tersebut.
Data bocor itu meliputi informasi yang cukup lengkap dari para penduduk Indonesia. Adapun informasi pribadi yang bocor meliputi NIK (Nomor Induk Kependudukan), nama, alamat, nomor telepon, dan bahkan jumlah gaji juga termasuk di dalamnya.
Untuk membuktikan kebenaran data dari 279 juta, si pengunggah data bahkan memberikan sampel berisi 1 juta data penduduk Indonesia. Sampel tersebut diunggah ke laman berbagi file bayfiles, anonfiles, dan mega.
(kri)
tulis komentar anda