Kebangkitan Karakter Harmonis Bangsa
Rabu, 09 Juni 2021 - 08:11 WIB
Y Argo Twikromo
Staf Pengajar UAJY, Antropolog, dan Peneliti MINDSET Institute
Tidak disangsikan lagi bahwa perkembangan kehidupan di Indonesia terus bergerak mengikuti perkembangan dunia global. Bahkan sering kali terjadi lompatan-lompatan tajam dalam pemanfaatan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang datang dari dunia luar. Bangsa ini seolah-olah menerima begitu saja seperangkat kemajuan dan kehebatan yang hadir, termasuk nilai, gaya hidup , sikap dan perilaku yang melekat di dalamnya. Bahkan apa pun yang datang dari luar diberi nuansa maju, hebat, atau ingin diraih secara cepat.
Perkembangan kehidupan modern ataupun global memang tidak bisa ditolak kehadirannya. Dengan demikian, bangsa ini dapat meraih kemajuan dan perkembangan kehidupan selayaknya bangsa-bangsa lain. Namun ketika keselarasan kurang diupayakan sebagai koridor utama, maka proses penaklukan terhadap kehidupan lokal bangsa cenderung terus bergulir. Silang budaya secara selaras dan seimbang justru jauh panggang daripada api. Kemajuan dan kehebatan yang diraih bangsa ini menjadi relatif kurang terkoneksi lagi dengan karakter kehidupan khas bangsa.
Perkembangan kehidupan dalam beberapa dasawarsa terakhir memberikan nuansa bahwa nilai-nilai kehidupan modern maupun global relatif menjadi koridor utama tata kelola kehidupan. Ruang eksploitasi menjadi semakin terbuka dan memberikan landasan bagi pihak-pihak tertentu dalam memaksimalkan keuntungan sepihak. Prinsip keselarasan kehidupan bersama relatif menjadi terabaikan. Makna relasi selaras antara manusia dengan sesama maupun dengan alam relatif semakin kerdil. Kacamata keadilan cenderung hanya dipahami dari sisi penerimaan relatif imbang suatu bentuk atau wujud nyata secara kasat mata. Bukan keselarasan kehidupan bersama secara holistik dan jangka panjang keberlanjutannya.
Dalam kondisi seperti ini, kompetisi atau persaingan tumbuh subur untuk meraih capaian dalam wujud nyata bagi kepentingan individu ataupun kelompok tertentu secara relatif cepat dan instan. Payung hukum sering kali dimanfaatkan sebagai pengatur dinamika eksploitasi dan kompetisi. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya berupaya agar mendapatkan perlindungan serta memperoleh hak dan kewajiban maupun bagian keuntungan secara imbang dalam kacamata pemahaman terhadap keadilan yang berkembang. Bahkan ada juga pihak-pihak yang sengaja bermain dengan payung tersebut agar seolah-olah tindakannya kelihatan adil.
Karakter Harmonis
Para leluhur bangsa ini telah mewariskan tata kelola kehidupan yang relatif mengedepankan relasi selaras antara manusia dengan sesama, dengan alam, dengan Sang Pencipta, dan bahkan antarketiganya. Tata kelola kehidupan tersebut justru mengandung orientasi kehidupan jauh ke depan atau jangka panjang. Tidak hanya terbatas pada kehidupan masa itu saja, namun dapat terwariskan antargenerasi jauh ke depan. Warisan kesuburan dan keindahan alam serta jejak sosial-budaya justru akan menyediakan sarana utama bagi kelangsungan hidup masa kini.
Pertemuan dan perjumpaan dengan berbagai komponen kehidupan berbeda cenderung bermuara pada silang sosial-budaya bernuansa selaras. Bahkan berbagai konflik internal maupun eksternal sering kali tak terhindarkan dalam panggung politik para penguasa ataupun kehidupan sehari-hari masa lalu. Namun peristiwa-peristiwa tersebut relatif terkendali oleh ketersediaan ruang yang relatif lebar bagi penghayatan dan internalisasi karakter harmonis.
Staf Pengajar UAJY, Antropolog, dan Peneliti MINDSET Institute
Tidak disangsikan lagi bahwa perkembangan kehidupan di Indonesia terus bergerak mengikuti perkembangan dunia global. Bahkan sering kali terjadi lompatan-lompatan tajam dalam pemanfaatan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang datang dari dunia luar. Bangsa ini seolah-olah menerima begitu saja seperangkat kemajuan dan kehebatan yang hadir, termasuk nilai, gaya hidup , sikap dan perilaku yang melekat di dalamnya. Bahkan apa pun yang datang dari luar diberi nuansa maju, hebat, atau ingin diraih secara cepat.
Perkembangan kehidupan modern ataupun global memang tidak bisa ditolak kehadirannya. Dengan demikian, bangsa ini dapat meraih kemajuan dan perkembangan kehidupan selayaknya bangsa-bangsa lain. Namun ketika keselarasan kurang diupayakan sebagai koridor utama, maka proses penaklukan terhadap kehidupan lokal bangsa cenderung terus bergulir. Silang budaya secara selaras dan seimbang justru jauh panggang daripada api. Kemajuan dan kehebatan yang diraih bangsa ini menjadi relatif kurang terkoneksi lagi dengan karakter kehidupan khas bangsa.
Perkembangan kehidupan dalam beberapa dasawarsa terakhir memberikan nuansa bahwa nilai-nilai kehidupan modern maupun global relatif menjadi koridor utama tata kelola kehidupan. Ruang eksploitasi menjadi semakin terbuka dan memberikan landasan bagi pihak-pihak tertentu dalam memaksimalkan keuntungan sepihak. Prinsip keselarasan kehidupan bersama relatif menjadi terabaikan. Makna relasi selaras antara manusia dengan sesama maupun dengan alam relatif semakin kerdil. Kacamata keadilan cenderung hanya dipahami dari sisi penerimaan relatif imbang suatu bentuk atau wujud nyata secara kasat mata. Bukan keselarasan kehidupan bersama secara holistik dan jangka panjang keberlanjutannya.
Dalam kondisi seperti ini, kompetisi atau persaingan tumbuh subur untuk meraih capaian dalam wujud nyata bagi kepentingan individu ataupun kelompok tertentu secara relatif cepat dan instan. Payung hukum sering kali dimanfaatkan sebagai pengatur dinamika eksploitasi dan kompetisi. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya berupaya agar mendapatkan perlindungan serta memperoleh hak dan kewajiban maupun bagian keuntungan secara imbang dalam kacamata pemahaman terhadap keadilan yang berkembang. Bahkan ada juga pihak-pihak yang sengaja bermain dengan payung tersebut agar seolah-olah tindakannya kelihatan adil.
Karakter Harmonis
Para leluhur bangsa ini telah mewariskan tata kelola kehidupan yang relatif mengedepankan relasi selaras antara manusia dengan sesama, dengan alam, dengan Sang Pencipta, dan bahkan antarketiganya. Tata kelola kehidupan tersebut justru mengandung orientasi kehidupan jauh ke depan atau jangka panjang. Tidak hanya terbatas pada kehidupan masa itu saja, namun dapat terwariskan antargenerasi jauh ke depan. Warisan kesuburan dan keindahan alam serta jejak sosial-budaya justru akan menyediakan sarana utama bagi kelangsungan hidup masa kini.
Pertemuan dan perjumpaan dengan berbagai komponen kehidupan berbeda cenderung bermuara pada silang sosial-budaya bernuansa selaras. Bahkan berbagai konflik internal maupun eksternal sering kali tak terhindarkan dalam panggung politik para penguasa ataupun kehidupan sehari-hari masa lalu. Namun peristiwa-peristiwa tersebut relatif terkendali oleh ketersediaan ruang yang relatif lebar bagi penghayatan dan internalisasi karakter harmonis.
tulis komentar anda