Kartu Prakerja Vs Balai Latihan Kerja
Senin, 07 Juni 2021 - 07:00 WIB
Upaya peningkatan skill tenaga keja di Tanah Air terus dilakukan. Berbagai program digelar baik berupa program reguler yang dilaksakanan pemerintah maupun program baru bekerja sama dengan pihak swasta.
Di antara program peningkatan keterampilan yang realatif baru adalah Kartu Prakerja . Meski di awa-awal kehadirannya pada Maret tahun lalu sempat menuai kontroversi karena dianggap hanya menguntungkan sebagian kecil perusahana penyedia layanan pelatihan yang terlibat, pogram ini terbukti cukup diterima masyarakat.
Buktinya, hingga kini Kartu Prakerja telah memasuki gelombang ke-17 yang pendaftarannya dibuka akhir pekan lalu. Pada periode kali ini, program Kartu Prakerja mengalokasikan kuota sebanyak 44.000 peserta. Berbagai pelatihan ditawarkan mulai dari keterampilan di bidang jasa tata rias, pemasaran digital, teknik membuat aneka makanan, hingga pelatihan manajemen bisnis.
Program Kartu Prakerja sedianya merupakan salah satu cara untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Lebih dari itu, Kartu Prakerja menambahkan instrumen lain berupa manfaat perlindungan sosial berupa bantuan uang tunai bagi peserta guna meringankan beban rakyat Indonesia akibat pandemi Covid-19.
Manfaat nyata program tersebut diharapkan dapat dirasakan oleh para penerimanya, khususnya dalam menjaga daya beli di tengah upaya pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari pada sebuah diskusi di Jakarta baru-baru ini mengungkapkan, sepanjang 2020 lalu, Kartu Prakerja menjangkau 5,5 juta penerima dengan menyerap Rp20 triliun anggaran yang diamanatkan. Sementara itu, pada kuartal I/2021, manfaat Program Kartu Prakerja dirasakan oleh 2,77 juta peserta baru.
Tahun ini, kata Denni, anggaran Kartu Prakerja mencapai Rp10 triliun di mana penyerapannya sudah mencapai 98%. Menurutnya, program ini merupakan solusi konkret bagi masyarakat karena insentif yang diberikan mencapai Rp2,4 juta untuk setiap peserta.
Di antara program peningkatan keterampilan yang realatif baru adalah Kartu Prakerja . Meski di awa-awal kehadirannya pada Maret tahun lalu sempat menuai kontroversi karena dianggap hanya menguntungkan sebagian kecil perusahana penyedia layanan pelatihan yang terlibat, pogram ini terbukti cukup diterima masyarakat.
Buktinya, hingga kini Kartu Prakerja telah memasuki gelombang ke-17 yang pendaftarannya dibuka akhir pekan lalu. Pada periode kali ini, program Kartu Prakerja mengalokasikan kuota sebanyak 44.000 peserta. Berbagai pelatihan ditawarkan mulai dari keterampilan di bidang jasa tata rias, pemasaran digital, teknik membuat aneka makanan, hingga pelatihan manajemen bisnis.
Program Kartu Prakerja sedianya merupakan salah satu cara untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Lebih dari itu, Kartu Prakerja menambahkan instrumen lain berupa manfaat perlindungan sosial berupa bantuan uang tunai bagi peserta guna meringankan beban rakyat Indonesia akibat pandemi Covid-19.
Manfaat nyata program tersebut diharapkan dapat dirasakan oleh para penerimanya, khususnya dalam menjaga daya beli di tengah upaya pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari pada sebuah diskusi di Jakarta baru-baru ini mengungkapkan, sepanjang 2020 lalu, Kartu Prakerja menjangkau 5,5 juta penerima dengan menyerap Rp20 triliun anggaran yang diamanatkan. Sementara itu, pada kuartal I/2021, manfaat Program Kartu Prakerja dirasakan oleh 2,77 juta peserta baru.
Tahun ini, kata Denni, anggaran Kartu Prakerja mencapai Rp10 triliun di mana penyerapannya sudah mencapai 98%. Menurutnya, program ini merupakan solusi konkret bagi masyarakat karena insentif yang diberikan mencapai Rp2,4 juta untuk setiap peserta.
Lihat Juga :
tulis komentar anda