Masyarakat Nekat Mudik, Satgas: Percuma Dilarang jika Tak Diimbangi Kesadaran

Senin, 10 Mei 2021 - 13:51 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Beberapa titik penyekatan jalur mudik, seperti di Pos Kedung Waringin, Bekasi, akhirnya jebol. Jebolnya penjagaan polisi ini tidak bisa dihindarkan, karena pemudik yang datang semakin banyak hingga ribuan orang dan menyebabkan kemacetan yang panjang di lokasi penyekatan.



"Ketika nanti kita kembali, kita orang muda yang usianya di bawah 40 tahun, pulang lagi ke tempat kerja di kota, maka bisa jadi orang tua kita terpapar Covid, tidak tersamarkan, meninggal wafat. Penyesalan akan terjadi selama hidup, tidak akan ada lagi gunanya," tegas Doni.

Oleh karena itu, tegas Doni, untuk menghindari orang tua terpapar Covid-19 maka harus dilakukan dengan menghindari pertemuan fisik. "Jadi sekali lagi menghindari pertemuan fisik adalah langkah strategis. Pemerintah telah menetapkan peniadaan mudik, dilarang mudik," ungkap Doni.

Apalagi kata Doni, saat ini masih ada 7% atau 18,9 juta masyarakat Indonesia masih ngotot mudik. "Namun demikian kita akui masih ada 7% warga negara kita yang masih ngotot tetap mudik, 7%. Artinya 18,9 juta orang tetap akan mudik akan pulang," tutupnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More