Ristek Gabung ke Kemendikbud, Link and Match Jadi Tantangan
Kamis, 06 Mei 2021 - 05:31 WIB
“Artinya riset yang dilakukan membahas bagaimana perkembangan kognisi anak, meningkatkan kemampuan literasi. Risetnya lebih untuk mendapatkan ilmu dasar agar orang tidak sesat berfikir,” tegasnya.
Sedangkan riset di Kemenristek membahas mengenai terapan. Riset lebih pada membahasa apa yang ingin dihasilkan. Ditegaskan bahwa riset di Kemendikbud dan Kemenristek memiliki dasar yang berbeda.
“Pandangan saya kalaupun dileburkan Ristek lebih ke Perindustrian karena risetnya akan berbasis industri, bukan ilmu pengetahuan,” paparnya.
Dengan adanya penggabungan ini, menurutnya, ada potensu merusak jenjang karir seseorang yang sudah dirintis sejak lama. "ini bisa merusak karir orang karena pasti karirnya sudah dirintis sejak lama. Ini seharusnya dipikirkan,” tegasnya.
Dampak lainnya juga bisa merusak pengembangan SDM. Karena, kata dia, orang akan berusaha mendapatkan jabatan dengan struktur baru tersebut. Dapat dipastikan banyak pejabat eselon 1 di Kemenristek yang kehilangan jabatan. “Ini buruk dampaknya untuk pengembangan SDM,” ucapnya.
Sebelumnya, usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menegaskan, dirinya sangat dekat dengan dunia riset dan teknologi. Pasalnya dunia riset memang sangat erat dengan Pendidikan yang selama ini dipegangnya.
Dia lantas menuturkan punya harapan besar untuk meningkat inovasi dan riset serta teknologi di perguruan tinggi di Indonesia. Dia menginginkan perguruan tingga melakukan iset sebanyak-banyaknya, sehingga akan muncul inovasi baru yang memang milik Indonesia. "Saya menginginkan sebanyak mungkin murid-murid kita, mahasiswa kita, dan dosen-dosen kita melakukan penelitian dan melakukan program-program seperti Kampus Merdeka di dalam badan-badan di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional," katanya.
Menurutnya, pelajar dan mahasiswa di Indonesia bisa belajar melalui riset, proyek-proyek sosial, magang di suatu industri, hingga pertukaran pelajar. Hal ini juga selaras dengan link and match serta peningkatan kemampuan mahasiswa dalam perguruan tinggi. Karena itu dia menegaskan, penggabungan Kemendikdub dengan Kemenristek menjadi kabar gembira bagi para perguruan tinggi. ‘’Sebab, kini riset dan transformasi pendidikan ada pada satu pintu kementerian, sehingga para rektor akan semakin mudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat,’’ kata dia.
Perubahan Struktur Masih Dibahas
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud-Ristek Nizam menerangkan pihaknya masih membahas perubahan struktur dan anggaran Kemendikbud-Ristek. Tak bisa dimungkiri riset dan teknologi merupakan kunci dan motor kemajuan suatu bangsa. Maka, masuknya ristek ke tubuh Kemendikbud langsung memantik sejumlah tanya, seperti arah riset nasional, pendanaan, dan keseriusan pemerintah.
Sedangkan riset di Kemenristek membahas mengenai terapan. Riset lebih pada membahasa apa yang ingin dihasilkan. Ditegaskan bahwa riset di Kemendikbud dan Kemenristek memiliki dasar yang berbeda.
“Pandangan saya kalaupun dileburkan Ristek lebih ke Perindustrian karena risetnya akan berbasis industri, bukan ilmu pengetahuan,” paparnya.
Dengan adanya penggabungan ini, menurutnya, ada potensu merusak jenjang karir seseorang yang sudah dirintis sejak lama. "ini bisa merusak karir orang karena pasti karirnya sudah dirintis sejak lama. Ini seharusnya dipikirkan,” tegasnya.
Dampak lainnya juga bisa merusak pengembangan SDM. Karena, kata dia, orang akan berusaha mendapatkan jabatan dengan struktur baru tersebut. Dapat dipastikan banyak pejabat eselon 1 di Kemenristek yang kehilangan jabatan. “Ini buruk dampaknya untuk pengembangan SDM,” ucapnya.
Sebelumnya, usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menegaskan, dirinya sangat dekat dengan dunia riset dan teknologi. Pasalnya dunia riset memang sangat erat dengan Pendidikan yang selama ini dipegangnya.
Dia lantas menuturkan punya harapan besar untuk meningkat inovasi dan riset serta teknologi di perguruan tinggi di Indonesia. Dia menginginkan perguruan tingga melakukan iset sebanyak-banyaknya, sehingga akan muncul inovasi baru yang memang milik Indonesia. "Saya menginginkan sebanyak mungkin murid-murid kita, mahasiswa kita, dan dosen-dosen kita melakukan penelitian dan melakukan program-program seperti Kampus Merdeka di dalam badan-badan di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional," katanya.
Menurutnya, pelajar dan mahasiswa di Indonesia bisa belajar melalui riset, proyek-proyek sosial, magang di suatu industri, hingga pertukaran pelajar. Hal ini juga selaras dengan link and match serta peningkatan kemampuan mahasiswa dalam perguruan tinggi. Karena itu dia menegaskan, penggabungan Kemendikdub dengan Kemenristek menjadi kabar gembira bagi para perguruan tinggi. ‘’Sebab, kini riset dan transformasi pendidikan ada pada satu pintu kementerian, sehingga para rektor akan semakin mudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat,’’ kata dia.
Perubahan Struktur Masih Dibahas
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud-Ristek Nizam menerangkan pihaknya masih membahas perubahan struktur dan anggaran Kemendikbud-Ristek. Tak bisa dimungkiri riset dan teknologi merupakan kunci dan motor kemajuan suatu bangsa. Maka, masuknya ristek ke tubuh Kemendikbud langsung memantik sejumlah tanya, seperti arah riset nasional, pendanaan, dan keseriusan pemerintah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda