Temui Ketum PBNU, Gus Abe: PMII Siap Perjuangkan Islam Moderat dan Aswaja di Kampus
Senin, 29 Maret 2021 - 20:49 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Muhammad Abdullah Syukri atau yang akrab disapa Gus Abe bertemu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, di Gedung PBNU, Jakarta, pada Senin (29/3/2021).
Dalam pertemuan tersebut Kiai Said berpesan kepada segenap pengurus dan kader PMII agar senantiasa berpegang teguh dan memperjuangkan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah yang rahmatan lil'alamin. "Saya berharap agar seluruh pengurus dan kader PMII berkomitmen memperjuangkan ajaran Islam Ahlusunnah wal Jama'ah yang Rahmatan Lil'alamin," pesan Kiai Said kepada Gus Abe.
Kiai Said juga berpesan kepada seluruh kader PMII agar dapat menyebarkan ajaran Islam yang moderat penuh dengan kasih dan cinta damai. "Seluruh kader PMII harus bisa menjadi kader yang mempu menyebarkan nilai Islam yang moderat dan penuh dengan kasih sayang sesama manusia," imbuhnya. Baca Juga: Ketum PBNU: Santri Adalah Bandul Islam Moderat Indonesia
Menanggapi hal tersebut, Gus Abe menyambutnya secara antusias. PMII merupakan pewaris tahta penyebaran ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang bergerak di tataran perguruan tinggi atau kampus. Hal ini tentunya menjadi tugas utama PMII ke depan baik kampus umum maupun kampus agama di seluruh Indonesia. “Membumikan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah harus dimulai dari tingkat pengkaderan paling bawah di PMII yakni tingkat rayon. PMII harus mulai mereformulasi model kaderisasi yang kontemporer dengan mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis ajarah Aswaja,” kata Gus Abe.
Indikator untuk mengukur kemajuan organisasi bergantung pada bagaimana sistem kaderisasi dijalankan. Jika sistem pengkaderan berhasil indikasinya akan melahirkan orang-orang yang bukan hanya militan, namun juga berkompeten dalam hal kepemimpinan. Menurut Gus Abe, para kader PMII harus berorientasi pada karya dan produk, setiap tindak tanduk kader perlu diarahkan untuk menghasilkan output yang nantinya bisa ditiru oleh generasi selanjutnya. Meskipun demikian, Gus Abe mengakui kebutuhan kader di setiap daerah berbeda-beda. Karena itu, ia akan merancang sebuah klasterisasi. Sebab antara cabang di kota-kota besar dengan di daerah itu berbeda karakteristiknya.
Untuk mempertemukan benang merah persoalan itu, diperlukan ilmu pengetahuan. Inilah yang dapat menyatukan kader-kader PMII di seluruh Indonesia, karena memiliki basis di perguruan tinggi. Dia berharap kader PMII memiliki banyak produk dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan yang dikuasai. Hal tersebut yang bisa menjadikan para kader percaya diri dan tidak takut untuk melangkah lebih maju. “Kalau kita takut untuk melangkah, kapan kita bisa maju? Kita perlu lompatan-lompatan besar. Secara substantif, saya akan membuat konferensi ilmiah sebagai salah satu wadah untuk memamerkan karya sahabat-sahabat,” ucapnya.
Gus Abe menambahkan PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang dibentuk untuk memasok intelektual-intelektual muda di Nahdlatul Ulama. Artinya, PMII dan NU adalah dua kekuatan yang saling berkaitan guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Insya Allah kami dan seluruh kader PMII siap berkolaborasi dengan NU untuk menjaga dan memperjuangkan ajaran Ahlusunnah wal Jama'ah an-Nahdliyyah yang rahmatan lil'alamin dan memperkuat profesionalitas kader-kader muda NU,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut Kiai Said berpesan kepada segenap pengurus dan kader PMII agar senantiasa berpegang teguh dan memperjuangkan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah yang rahmatan lil'alamin. "Saya berharap agar seluruh pengurus dan kader PMII berkomitmen memperjuangkan ajaran Islam Ahlusunnah wal Jama'ah yang Rahmatan Lil'alamin," pesan Kiai Said kepada Gus Abe.
Kiai Said juga berpesan kepada seluruh kader PMII agar dapat menyebarkan ajaran Islam yang moderat penuh dengan kasih dan cinta damai. "Seluruh kader PMII harus bisa menjadi kader yang mempu menyebarkan nilai Islam yang moderat dan penuh dengan kasih sayang sesama manusia," imbuhnya. Baca Juga: Ketum PBNU: Santri Adalah Bandul Islam Moderat Indonesia
Menanggapi hal tersebut, Gus Abe menyambutnya secara antusias. PMII merupakan pewaris tahta penyebaran ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang bergerak di tataran perguruan tinggi atau kampus. Hal ini tentunya menjadi tugas utama PMII ke depan baik kampus umum maupun kampus agama di seluruh Indonesia. “Membumikan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah harus dimulai dari tingkat pengkaderan paling bawah di PMII yakni tingkat rayon. PMII harus mulai mereformulasi model kaderisasi yang kontemporer dengan mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis ajarah Aswaja,” kata Gus Abe.
Indikator untuk mengukur kemajuan organisasi bergantung pada bagaimana sistem kaderisasi dijalankan. Jika sistem pengkaderan berhasil indikasinya akan melahirkan orang-orang yang bukan hanya militan, namun juga berkompeten dalam hal kepemimpinan. Menurut Gus Abe, para kader PMII harus berorientasi pada karya dan produk, setiap tindak tanduk kader perlu diarahkan untuk menghasilkan output yang nantinya bisa ditiru oleh generasi selanjutnya. Meskipun demikian, Gus Abe mengakui kebutuhan kader di setiap daerah berbeda-beda. Karena itu, ia akan merancang sebuah klasterisasi. Sebab antara cabang di kota-kota besar dengan di daerah itu berbeda karakteristiknya.
Untuk mempertemukan benang merah persoalan itu, diperlukan ilmu pengetahuan. Inilah yang dapat menyatukan kader-kader PMII di seluruh Indonesia, karena memiliki basis di perguruan tinggi. Dia berharap kader PMII memiliki banyak produk dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan yang dikuasai. Hal tersebut yang bisa menjadikan para kader percaya diri dan tidak takut untuk melangkah lebih maju. “Kalau kita takut untuk melangkah, kapan kita bisa maju? Kita perlu lompatan-lompatan besar. Secara substantif, saya akan membuat konferensi ilmiah sebagai salah satu wadah untuk memamerkan karya sahabat-sahabat,” ucapnya.
Gus Abe menambahkan PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang dibentuk untuk memasok intelektual-intelektual muda di Nahdlatul Ulama. Artinya, PMII dan NU adalah dua kekuatan yang saling berkaitan guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Insya Allah kami dan seluruh kader PMII siap berkolaborasi dengan NU untuk menjaga dan memperjuangkan ajaran Ahlusunnah wal Jama'ah an-Nahdliyyah yang rahmatan lil'alamin dan memperkuat profesionalitas kader-kader muda NU,” ujarnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda