Klaim Tak Ada Intervensi Majelis Syuro, PKS Sebut Suksesi Kepemimpinan Selalu Mulus
Sabtu, 27 Maret 2021 - 12:52 WIB
JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) Indra menyatakan suksesi kepemimpinan dan regenerasi di partainya cukup terbuka. Sepanjang pengalaman, pergantian ketua umum yang disebut presiden PKS berjalan sesuai mekanisme partai dan berdasarkan keputusan forum dan kader partai.
"Sehingga tidak aneh kalau kita liat turbulensi dalam proses munas (kongres) misalnya atau suksesi kepemimpinan partai itu nyaris tak ada riak," kata Indra saat diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Senjakala Regenerasi Parpol secara virtual, Sabtu (27/3/2021).
Indra menganggap, PKS yang lahir pasca Reformasi 98 selalu mulus dalam melalukan pergantian presiden dari presiden pertama hingga saat ini. Dan, dia mengklaim selama 11 pergatian presiden partai tak pernah sekalipun diwarnai turbulensi politik, karena partai ini menerapkan merit sistem.
"Karena memang secara prinsip tata kelola PKS menerapkan merit sistem yang baik, ada proses kesamaan peluang dan ada proses mana yang terbaik dari sisi waktu dan tempat yang bersangkutan," ujarnya.
"Ketika misalnya pak sohibul iman misalnya bukan dia yang tidak terbaik bukan itu, tapi semua pemimpin ada waktu yang tepat kapan dia ada di posisi dan waktu yang terbaik, ada jaman dan tempatnya," tutur Anggota DPR itu menambahkan.
Sebaliknya, kata Indra, jika saat ini seluruh presiden PKS hanya menjabat satu periode bukan berarti kepemimpinan mereka tidak baik. Dia memastikan seluruh presiden partai memiliki prestasi yang sama, misalnya prestasi yang ditunjukkan oleh Nur Mahmudi dan Hidayat Nurwahid yang membawa partai ini lolos ambang batas parlemen hingga 7-8 persen.
Selain itu, Indra juga menganggap, dalam setiap pemilihan presiden partai tak terpengaruh atau adanya intervensi dari Majelis Syuro Partai.
"Posisi ketua dewan syuro kan kita ada 99 majelis syuro di sana tentu ada perwakilan seluruh indonesia, ketua majelis syuro tentu sangat bijak menentukan siapa yang layak menjadi presiddn partai, ketika mendegarkan masukan aspirasi saran dari seluruh kader. Dan saya berani mengklaim PKS di tingkat pemilihan kecamatan itu ada pemiranya, pemilu internal," ungkapnya.
"Sehingga tidak aneh kalau kita liat turbulensi dalam proses munas (kongres) misalnya atau suksesi kepemimpinan partai itu nyaris tak ada riak," kata Indra saat diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Senjakala Regenerasi Parpol secara virtual, Sabtu (27/3/2021).
Indra menganggap, PKS yang lahir pasca Reformasi 98 selalu mulus dalam melalukan pergantian presiden dari presiden pertama hingga saat ini. Dan, dia mengklaim selama 11 pergatian presiden partai tak pernah sekalipun diwarnai turbulensi politik, karena partai ini menerapkan merit sistem.
"Karena memang secara prinsip tata kelola PKS menerapkan merit sistem yang baik, ada proses kesamaan peluang dan ada proses mana yang terbaik dari sisi waktu dan tempat yang bersangkutan," ujarnya.
"Ketika misalnya pak sohibul iman misalnya bukan dia yang tidak terbaik bukan itu, tapi semua pemimpin ada waktu yang tepat kapan dia ada di posisi dan waktu yang terbaik, ada jaman dan tempatnya," tutur Anggota DPR itu menambahkan.
Sebaliknya, kata Indra, jika saat ini seluruh presiden PKS hanya menjabat satu periode bukan berarti kepemimpinan mereka tidak baik. Dia memastikan seluruh presiden partai memiliki prestasi yang sama, misalnya prestasi yang ditunjukkan oleh Nur Mahmudi dan Hidayat Nurwahid yang membawa partai ini lolos ambang batas parlemen hingga 7-8 persen.
Selain itu, Indra juga menganggap, dalam setiap pemilihan presiden partai tak terpengaruh atau adanya intervensi dari Majelis Syuro Partai.
"Posisi ketua dewan syuro kan kita ada 99 majelis syuro di sana tentu ada perwakilan seluruh indonesia, ketua majelis syuro tentu sangat bijak menentukan siapa yang layak menjadi presiddn partai, ketika mendegarkan masukan aspirasi saran dari seluruh kader. Dan saya berani mengklaim PKS di tingkat pemilihan kecamatan itu ada pemiranya, pemilu internal," ungkapnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda