Berkelakar, Hasto Tantang Sekjen Parpol Lain Lomba Kecepatan Menyapu

Minggu, 21 Maret 2021 - 17:15 WIB
Sampah daun yang mereka sapu tak dibuang. Dedaunan itu dikumpulkan di sebuah bak untuk kemudian dibusukkan dan terproses alami menjadi kompos. Oleh Babeh Idin, dijelaskan bahwa konsepnya adalah sustainable living. Kompos itu kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk untuk berbagai tanaman di sana. "Ada kopi, porang, dan berbagai tanaman buah," kata Babe Idin.

"Hutan kota itu esensinya harus ada nilai ekonomi. Jadi seperti kami bisa ditangani kopi, hutan bambu, lebah, hingga pengolahan sampah. Misal porang, itu nilai ekonomisnya tinggi menjadi nasi shiratakie. Harganya Rp 200 ribu sekilo. Jadi ini bagaimana conservacy entrepreneurship dikembangkan," tambah Babeh Idin.

Hasto juga mengamini apa yang dikatakan oleh Babeh Idin. Menurutnya, selain alam menjadi indah dan udara bersih karena penanaman pohon, namun ada nilai ekonomi yang bisa diperoleh masyarakat yang mengelolanya. "Jadi ada potensi ekonomi untuk masyarakat yang mengelola," kata Hasto.

Usai bersih-bersih dan menyapu, Hasto dan kawan-kawan lalu melakukan penanaman bibit porang serta kopi. Selanjutnya, dilakukan penebaran benih ikan di aliran Sungai Pesanggrahan. Hasto, Eriko, Babeh Idin, hingga Yuke melakukannya.

"Saya merasa damai di sini. Apalagi ada pohon bambu yang 27 tahun lalu ditanam oleh Ibu Megawati di sini. Semoga ikan yang kami tebar ini hidup, berkembang, menjadi bagian ekosistem sehat di sini," ujar Hasto.

Usai itu, Hasto dan semuanya beristirahat sambil menyantap buah rambutan dan singkong yang merupakan hasil tanaman oleh Babeh Idin di lokasi tersebut.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program penghijauan yang dilaksanakan PDIP di seluruh Indonesia. Di Jakarta, kegiatan dipusatkan di Gelora Bung Karno dan Waduk Rawa Lindung Pesanggarahan.
(mpw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More