Berkelakar, Hasto Tantang Sekjen Parpol Lain Lomba Kecepatan Menyapu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usai menanam pohon di Waduk Rawa Lindung Pesanggrahan, Jakarta, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto tak berhenti dengan kegiatan merawat lingkungan . Bersama Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga, Hasto mengarah ke tempat Chaerudin, atau akrab disapa Babeh Idin, yang dikenal sebagai aktivis penjaga lingkungan hidup Pesanggrahan Sangga Buana.
Lokasinya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang masih dialiri Kali Pesanggrahan. Di sana, Hasto bersama sejumlah kader PDIP termasuk Ketua DPC Jakarta Selatan Yuke Yurike, akan menanam bibit pohon dan menebar benih ikan.
Namun uniknya, Hasto dan Eriko justru mendapat tugas' bersih-bersih dulu dari Babeh Idin. Keduanya lalu mengambil sapu lidi. Dedaunan dari pohon-pohon yang ramai di lokasi itu menjadi obyek yang dibersihkan.
"Dulu waktu saya kecil juga sering mengerjakan hal ini," kata Hasto sambil terus menyapu mengumpulkan sampah dedaunan itu, Minggu (21/3/2021).
"Saya juga Pak Sekjen. Waktu masih saya kecil juga dapat tugas bersih-bersih dan menyapu dari bapak saya," kata Eriko Sotarduga yang tampak semangat juga mengerjakannya.
Sambil tertawa, Hasto lalu berkelakar menantang sekretaris jenderal partai politik lain untuk berlomba menyapu sampah daun di Gelora Bung Karno (GBK).
"Saya tantang lomba kecepatan menyapu. Soalnya saya sudah biasa melakukan hal ini sejak kecil," kata Hasto sambil tertawa. Semua yang hadir turut tertawa mendengarnya.
Sampah daun yang mereka sapu tak dibuang. Dedaunan itu dikumpulkan di sebuah bak untuk kemudian dibusukkan dan terproses alami menjadi kompos. Oleh Babeh Idin, dijelaskan bahwa konsepnya adalah sustainable living. Kompos itu kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk untuk berbagai tanaman di sana. "Ada kopi, porang, dan berbagai tanaman buah," kata Babe Idin.
"Hutan kota itu esensinya harus ada nilai ekonomi. Jadi seperti kami bisa ditangani kopi, hutan bambu, lebah, hingga pengolahan sampah. Misal porang, itu nilai ekonomisnya tinggi menjadi nasi shiratakie. Harganya Rp 200 ribu sekilo. Jadi ini bagaimana conservacy entrepreneurship dikembangkan," tambah Babeh Idin.
Hasto juga mengamini apa yang dikatakan oleh Babeh Idin. Menurutnya, selain alam menjadi indah dan udara bersih karena penanaman pohon, namun ada nilai ekonomi yang bisa diperoleh masyarakat yang mengelolanya. "Jadi ada potensi ekonomi untuk masyarakat yang mengelola," kata Hasto.
Usai bersih-bersih dan menyapu, Hasto dan kawan-kawan lalu melakukan penanaman bibit porang serta kopi. Selanjutnya, dilakukan penebaran benih ikan di aliran Sungai Pesanggrahan. Hasto, Eriko, Babeh Idin, hingga Yuke melakukannya.
"Saya merasa damai di sini. Apalagi ada pohon bambu yang 27 tahun lalu ditanam oleh Ibu Megawati di sini. Semoga ikan yang kami tebar ini hidup, berkembang, menjadi bagian ekosistem sehat di sini," ujar Hasto.
Usai itu, Hasto dan semuanya beristirahat sambil menyantap buah rambutan dan singkong yang merupakan hasil tanaman oleh Babeh Idin di lokasi tersebut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program penghijauan yang dilaksanakan PDIP di seluruh Indonesia. Di Jakarta, kegiatan dipusatkan di Gelora Bung Karno dan Waduk Rawa Lindung Pesanggarahan.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Lokasinya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang masih dialiri Kali Pesanggrahan. Di sana, Hasto bersama sejumlah kader PDIP termasuk Ketua DPC Jakarta Selatan Yuke Yurike, akan menanam bibit pohon dan menebar benih ikan.
Namun uniknya, Hasto dan Eriko justru mendapat tugas' bersih-bersih dulu dari Babeh Idin. Keduanya lalu mengambil sapu lidi. Dedaunan dari pohon-pohon yang ramai di lokasi itu menjadi obyek yang dibersihkan.
"Dulu waktu saya kecil juga sering mengerjakan hal ini," kata Hasto sambil terus menyapu mengumpulkan sampah dedaunan itu, Minggu (21/3/2021).
"Saya juga Pak Sekjen. Waktu masih saya kecil juga dapat tugas bersih-bersih dan menyapu dari bapak saya," kata Eriko Sotarduga yang tampak semangat juga mengerjakannya.
Sambil tertawa, Hasto lalu berkelakar menantang sekretaris jenderal partai politik lain untuk berlomba menyapu sampah daun di Gelora Bung Karno (GBK).
"Saya tantang lomba kecepatan menyapu. Soalnya saya sudah biasa melakukan hal ini sejak kecil," kata Hasto sambil tertawa. Semua yang hadir turut tertawa mendengarnya.
Sampah daun yang mereka sapu tak dibuang. Dedaunan itu dikumpulkan di sebuah bak untuk kemudian dibusukkan dan terproses alami menjadi kompos. Oleh Babeh Idin, dijelaskan bahwa konsepnya adalah sustainable living. Kompos itu kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk untuk berbagai tanaman di sana. "Ada kopi, porang, dan berbagai tanaman buah," kata Babe Idin.
"Hutan kota itu esensinya harus ada nilai ekonomi. Jadi seperti kami bisa ditangani kopi, hutan bambu, lebah, hingga pengolahan sampah. Misal porang, itu nilai ekonomisnya tinggi menjadi nasi shiratakie. Harganya Rp 200 ribu sekilo. Jadi ini bagaimana conservacy entrepreneurship dikembangkan," tambah Babeh Idin.
Hasto juga mengamini apa yang dikatakan oleh Babeh Idin. Menurutnya, selain alam menjadi indah dan udara bersih karena penanaman pohon, namun ada nilai ekonomi yang bisa diperoleh masyarakat yang mengelolanya. "Jadi ada potensi ekonomi untuk masyarakat yang mengelola," kata Hasto.
Usai bersih-bersih dan menyapu, Hasto dan kawan-kawan lalu melakukan penanaman bibit porang serta kopi. Selanjutnya, dilakukan penebaran benih ikan di aliran Sungai Pesanggrahan. Hasto, Eriko, Babeh Idin, hingga Yuke melakukannya.
"Saya merasa damai di sini. Apalagi ada pohon bambu yang 27 tahun lalu ditanam oleh Ibu Megawati di sini. Semoga ikan yang kami tebar ini hidup, berkembang, menjadi bagian ekosistem sehat di sini," ujar Hasto.
Usai itu, Hasto dan semuanya beristirahat sambil menyantap buah rambutan dan singkong yang merupakan hasil tanaman oleh Babeh Idin di lokasi tersebut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program penghijauan yang dilaksanakan PDIP di seluruh Indonesia. Di Jakarta, kegiatan dipusatkan di Gelora Bung Karno dan Waduk Rawa Lindung Pesanggarahan.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(mpw)