Asupan Gizi Anak Tentukan Masa Depan Bangsa

Kamis, 18 Maret 2021 - 13:55 WIB
Ada beberapa penyebab stunting, yakni masalah asupan gizi sejak usia kandungan 1-4 bulan, pemeriksaan kehamilan kurang dari 4 kali, tidak mendapatkan ASI eksklusif, dan tidak mendapatkan imunitas yang lengkap. Dhian menyebut hampir 50 persen bayi tidak mendapatkan imunitas secara lengkap.

Lalu, setengah dari jumlah balita Indonesia pertumbuhannya tidak terpantau secara rutin. Dhian menjelaskan ada 54 persen anak usia 6-23 bulan asupan makanannya yang dibutuhkan tidak terpenuhi, terutama protein. Dia menegaskan anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan perhatian kecukupan gizi sejak dalam kandungan.

“Balita akan menjadi sehat jika sejak awal kehidupan sudah diberikan makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas SDM menjadi optimal. Zat gizi dari makanan sumber utama itu untuk memenuhi anak bertumbuh dan berkembang mencapai kesehatan paripurna, kesehatan fisik, mental dan sosial,” paparnya.

(Baca:Demokrat Sedang Panas, SBY Bertemu Dubes Uni Eropa)

Ada empat pilar untuk penerapan gizi seimbang. Pilar pertama, mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam. Masyarakat diimbau untuk memperbanyak konsumsi makanan kaya protein, seperti ikan, telur, susu, tempe, dan tahu, serta sayuran dan buah-buah. Kedua, membiasakan perilaku hidup sehat. Pilar ketiga, melakukan aktivitas fisik. Terakhir, mempertahankan dan memantau berat badan normal.

Lintas Sektor

pemerintah tak bisa sendiri untuk memerangi stunting. Dhian menyatakan upaya ini membutuhkan kerja sama lintas sektor, seperti pemerintah daerah (pemda), pendidikan, masyarakat, swasta atau industri. Toh, ini untuk meningkatkan daya saing SDM Indonesia di tingkat nasional dan global. “Itu menjadi lingkaran dalam sinergi dan harmonisasi perbaikan gizi,” ucap Dhian.

Salah satu ujung tombak pemerintah adalah guru PAUD dalam mengedukasi ibu dan anak tentang pola asuh, hidup dan makanan sehat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah mempunyai program PAUD Holistik-Integrasi (HI). Program ini memberdayakan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemda, hingga swasta untuk pemenuhan gizi, nutrisi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan kepada anak-anak sejak usia dini.

Atya mengakui di TK, anak-anak diminta membawa makanan yang sehat. “Tidak boleh mie instan,” ucapnya. Pengamat kesehatan masyarakat Ede S Darmawan mengatakan penanganan stunting ini memerlukan solusi yang bersifat lokal dan spesifik. Tidak bisa dibuat secara nasional. “Jadi pemda yang pertama kali harus disadarkan. Kemudian RT dan RW harus disadarkan bahwa kita menghadapi masalah. Kalau memiliki anak-anak stunting, maka generasi kita tidak akan lebih baik,” ujarnya.

(Baca:Guru Besar Kesehatan Anak UI: Ini Cara Edukasi 3M kepada Anak-anak)

Dia menerangkan pandemi Covid-19 seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Masyarakat tengah dibanjiri dan mencari informasi kesehatan, baik melalui media mainstream maupun medsos. Sejak pandemi melanda, masyarakat mulai sadar akan pentingnya hidup bersih. Pandemi, menurutnya, harus menjadi wake up call agar masyarakat hidup bersih dan sehat sehingga tidak mudah terkena penyakit.

“Kalau setiap daerah memandang setiap orang bagian dari keluarganya dan anak-anak kita semua, maka harus dipantau sebaik-baiknya. Kalau ada yang tidak beres, segera dibereskan. Ini mumpung orang lagi sadar. Mengalahkan Covid-19 itu bukan menunggu sakit, tetapi dengan hidup sehat,” tegas Dosen Universitas Indonesia (UI).

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Periode 2017-2020 Abdul Manan mengakui isu kesehatan selama ini kalah dengan pemberitaan politik, hukum, dan ekonomi. Pandemi, menurutnya, telah menyadarkan semua pihak bahwa kesehatan itu sesuatu yang penting. “Tema kesehatan sekarang jauh lebih mendapatkan perhatian. Bukan karena kita sehat, justru tidak sehat karena pandemi,” ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More