Dokter Anak: Susu Formula Masih Jadi Andalan Penuhi Kebutuhan Gizi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah Bintaro Robert Soetandio menilai susu formula masih menjadi andalan keluarga dalam memenuhi asupan untuk tumbuh kembang anak. Hal itu tidak terlepas dari keunggulan susu formula (sufor) yang banyak mengandung nutrisi mulai dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, hingga mineral.
"Di samping itu, ada kandungan lain yang tidak kalah penting. Misalnya, AHA dan DHA. senyawa ini termasuk ke dalam asam lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi perkembangan otak, sistem saraf, dan mata bayi," kata dr Robert, Jumat (30/8/2024).
Sebelumnya, polemik UU mengatur peredaran susu formula berkembang. Sebagai langkah awal Kemenkes mulai memperketat edaran susu formula.
Menyikapi itu, Ketua UKK Tumbuh Kembang Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Rini Sekartini mengatakan, susu formula tidak perlu dikonotasikan negatif. Sebab, susu formula dapat menjadi salah satu sumber pemenuhan gizi dalam kondisi tertentu.
Dia mencontohkan anak yang tidak dapat menerima ASI karena ibunya meninggal dunia, mau tidak mau anak tersebut perlu mengonsumsi sufor. “Susu formula itu bukan suatu hal diharamkan. Susu formula boleh diberikan. Kalau dibutuhkan boleh,” ujarnya.
Dokter Spesialis Anak RS Mardi Waluyo Huminsa Ranto Morison Panjaitan menuturkan dalam kondisi tertentu anak tidak dapat diberikan ASI karena sang ibu memiliki kendala seperti mengidap HIV, dalam situasi tersebut dia mendorong penggunaan sufor kepada anak sebagai pengganti ASI.
Selain sufor, dia tidak menyarankan susu jenis lain yang dapat menjadi asupan pengganti untuk anak seperti kental manis. Menurut dia, kental manis memiliki kandungan gula yang tinggi dan malah dapat mengganggu masa pertumbuhan anak.
"Di samping itu, ada kandungan lain yang tidak kalah penting. Misalnya, AHA dan DHA. senyawa ini termasuk ke dalam asam lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi perkembangan otak, sistem saraf, dan mata bayi," kata dr Robert, Jumat (30/8/2024).
Sebelumnya, polemik UU mengatur peredaran susu formula berkembang. Sebagai langkah awal Kemenkes mulai memperketat edaran susu formula.
Menyikapi itu, Ketua UKK Tumbuh Kembang Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Rini Sekartini mengatakan, susu formula tidak perlu dikonotasikan negatif. Sebab, susu formula dapat menjadi salah satu sumber pemenuhan gizi dalam kondisi tertentu.
Dia mencontohkan anak yang tidak dapat menerima ASI karena ibunya meninggal dunia, mau tidak mau anak tersebut perlu mengonsumsi sufor. “Susu formula itu bukan suatu hal diharamkan. Susu formula boleh diberikan. Kalau dibutuhkan boleh,” ujarnya.
Dokter Spesialis Anak RS Mardi Waluyo Huminsa Ranto Morison Panjaitan menuturkan dalam kondisi tertentu anak tidak dapat diberikan ASI karena sang ibu memiliki kendala seperti mengidap HIV, dalam situasi tersebut dia mendorong penggunaan sufor kepada anak sebagai pengganti ASI.
Selain sufor, dia tidak menyarankan susu jenis lain yang dapat menjadi asupan pengganti untuk anak seperti kental manis. Menurut dia, kental manis memiliki kandungan gula yang tinggi dan malah dapat mengganggu masa pertumbuhan anak.
(jon)