Membaca Peluang Tokoh Tua di Pilpres 2024

Minggu, 07 Maret 2021 - 06:01 WIB
Dia menilai kemunculan figur muda sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024 sangat diperlukan. Tujuannya, kata dia, bukan semata-mata untuk menggaet suara pemilih muda tapi sebagai upaya membangun budaya politik yang baru.

Sebab selama ini, kata Hidayat, dinamika politik Indonesia kurang progresif akibat sebagian besar posisi strategis politik dikuasai figur lama. "Untuk itu jika kita ingin ada penyegaran dinamika politik yang lebih konstruktif dan produktif diperlukan pemain-pemain politik muda yang dipercaya mempunyai gagasan-gagasan yang sesuai dengan kondisi kekinian. Indonesia terlalu luas untuk diurus oleh figur politik yang sudah sepuh," jelas Hidayat.

Hidayat menambahkan walaupun faktor usia capres dan cawapres mempunyai nilai strategis dalam menarik perhatian pemilih muda namun partai juga perlu memperhatikan kompetensi calon yang dijagokan. Namun, kata dia, berusia muda saja tidak cukup.

Dia melanjutkan lebih penting dan mendasar lagi, calon presiden ke depan memiliki komitmen dan visi besar terhadap masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia (HAM), pemerataan pertumbungan ekonomi dan pembangunan. "Jadi tidak sederhana soal tua dan muda untuk calon presiden mendatang. Yang muda perlu, tapi juga ada variable lain yang juga diperlukan,” kata doktor ilmu politik dan pembangunan tersebut.

Menurut Hidayat, partai politik yang memiliki kader muda dan potensial harus berani "menjual" kadernya untuk tampil di kontestan Pilpres 2024 mendatang. “Partai politik harus bisa menjadi contoh bagi kelompok civil society dalam mendorong kader-kader muda yang visioner dan memiliki track record yang baik dan bersih,” pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More