Belajar dari Tarik-Ulur PON XX Papua

Jum'at, 05 Maret 2021 - 19:36 WIB
Kedua, penyusunan dan verifikasi Technical Handbook (THB) PON XX sudah dinyatakan tuntas pada pertengahan Februari 2021. THB merupakan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan event menjadi bukti penting tentang aspek teknis tata kelola penyelenggaraan PON XX. Penyusunan THB adalah karya representatif karena menghadirkan seluruh Technical Delegate (TD) dari seluruh cabang olahraga yang dipertandingkan. Nilai representasi ini menjadi modal bersama bahwa secara teknis PON nantinya bisa berlangsung dengan skenario standar dan terpercaya.

Ketiga, pengurangan cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan telah dilakukan untuk memberikan nilai tinggi penerapan protokol kesehatan dan juga kalkulasi lain, terutama pada pengurangan biaya operasional penyelenggaraan. Mengurangi cabor yang dipertandingkan atau dilombakan menjadi bagian skenario mengurangi kerumunan Di balik pro-kontra saat ini, telah dipastikan ada 10 cabor yang tidak diagendakan pada PON XX Papua, yakni balap sepeda, tenis meja, soft tenis, petanque, woodball, gateball, dansa, golf, bridge, dan dansa.

Keempat, satu tahun menerapkan 3 M menjadi sebuah kebiasaan baru ternyata membuahkan hasil. Tanggal 22 Februari 2021 ada informasi yang sangat menggembirakan terkait dengan pandemi Covid-19 yang cenderung mulai bisa terkendali.

Kelima, pengamanan event dengan screening dan deteksi sudah terbiasa dilakukan dengan pengukuran suhu. Persyaratan PCR dan rapid antigen bukan merupakan hal yang asing.

Keenam, salah satu faktor pemberat alasan penundaan PON adalah belum ditemukannnya vaksin pada setahun yang lalu. Tapi kini vaksin dengan berbagai versi sudah berhasil ditemukan, bahkan terus selalu diperbaiki tingkat keamanan, keampuhan, dan keawetannya. Kabar terbaru yang sangat menggembirakan lagi adalah pemerintah memberikan kebijakan baru untuk memprioritaskan atlet menerima vaksin. Prioritas vaksin bagi atlet menjadi energi tambahan yang besar bagi optimisme penyelenggaraan PON pada 2021 ini.

Tak Sekadar Pesta Olahraga

Pandemi Covid-19 merupakan krisis multidimensional tanpa terkecuali mengimbas ke persoalan me-manage penyelenggaraan event olahraga, khususnya PON XX. Krisis dalam kacamata bijak dapat diumpamakan sebagai “timbangan”. Satu sisi sebagai sebuah ancaman, tetapi sisi yang lainnya adalah peluang. Adaptasi harus dilakukan untuk merespons keduanya. Sikap waspada seperlunya hadir untuk membangun kewaspadaan, sedangkan emosi positif diperlukan untuk melihat peluang dengan spirit yang kuat. Olahraga adalah sumber spirit yang menjadi “bandul emas” yang diharapkan menambah bobot timbangan emosi positif. Menjalani masa krisis dengan lebih memberi bobot spirit hidup positif, tanpa kehilangan kewaspadaan. PON adalah sebuah reservoir besar bagi fungsi pengolah spirit tersebut.

Pertama, kesuksesan penyelenggaraan PON I di Solo pada tahun 1948, menjadi tonggak sejarah eksistensi kegagahan sebagai sebuah bangsa. Sebuah event pemersatu bangsa yang gemilang, karena berhasil diselenggarakan dalam kondisi yang sangat serba sulit secara politik, keamanan, ekonomi, dan sosial. Pelajaran besar yang merupakan pembuktian awal bahwa PON terlahir dan memiliki nilai nation and character building.

Kedua, panggung spirit PON memiliki fungsi sebagai reaktor energi kebangkitan bangsa secara lengkap. Indikator sukses penyelenggaraan PON dikenal dengan Tri Sukses, yakni: sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses ekonomi kerakyatan. Terdapat mega-refleksi empat-tahunan terhadap ketiga indikator sukses kebangsaan tersebut, pada saat duta seluruh daerah berada di tempat yang sama. PON sekaligus menjadi pemantik kesadaran kolektif tentang sport science, sport tourism, dan sport industry.

Ketiga, PON merupakan pengikatan silaturahmi nasional dalam panggung keolahragaan yang memiliki nilai strategis bagi promosi keunikan dan keunggulan daerah. Pada awalnya PON didesain tetap diselenggarakan di Jakarta sebagai ibukota negara. Namun, kemudian daerah diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More