Teknologi Sekuensing Pegang Peran Penting Dalam Penemuan Vaksin COVID-19

Jum'at, 26 Februari 2021 - 08:00 WIB
Pengajar Fakultas Bioinformatika, David Agustriawan mengatakan teknologi membuka ruang untuk mempelajari kode genetik dari organisme. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Masyarakat dunia saat ini tengah menantikan pembagian vaksin COVID-19 di negaranya masing-masing, termasuk Indonesia. Vaksin untuk COVID-19 menjadi salah satu yang tercepat ditemukan dalam situasi pandemi, biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun karena prosesnya yang panjang.

Namun dengan kecanggihan dan perkembangan teknologi pengurutan atau sekuensing deoxyribonucleic acid (DNA) vaksin ini dapat ditemukan segera dan mendapatkan emergency use authorization (EUA) secara cepat.

Pengajar Fakultas Bioinformatika, David Agustriawan mengatakan teknologi membuka ruang untuk mempelajari kode genetik dari organisme. Dengan teknologi sekuensing yang lebih efisien, cepat dan murah atau i Next Generation Sequencing (NGS) generasi pertama pemrosesan sekuens DNA secara paralel dalam jumlah yang besar dari beberapa sampel dan dengan biaya yang jauh lebih rendah.

David melanjutkan teknologi sekuensing pun memiliki peran penting pembuatan vaksin untuk mengatasi pandemi COVID-19 dalam waktu yang singkat selama kurang dari satu tahun. Dia menegaskan pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi Bioinformatika dalam menganalisa data genome SARS-CoV-2 untuk mencari conserve region dan perancangan obat.

"Masih banyak lagi sektor kehidupan yang dapat dioptimalkan melalui teknologi sekuensing. Dengan demikian, manfaat dari penelitian Biologi Molekuler dengan teknologi NGS sangat besar sekali," ujar David dalam siaran pers resminya, Kamis (25/02/2021).



Teknologi sekuensing dapat menghasilkan jutaan hingga miliaran reads dalam sekali proses dengan ukuran gigabase (1 miliar nukleotida) hanya dalam waktu beberapa hari atau beberapa jam. Hasil sekuensing DNA dari suatu organisme dapat digunakan dalam banyak bidang Biologi Molekuler, seperti dalam bidang kesehatan, forensik, pertanian, perikanan, dan yang lainnya.

Dia mencontohkan, dalam bidang kesehatan untuk kasus penyakit kanker dari hasil sekuensing NGS dari data pasien kanker dan normal dapat diolah dan dianalisis oleh ahli Bioinformatika. "Dengan membandingkan kedua data tersebut maka akan mampu mengidentifikasi biomarker potensial seperti mutasi DNA, gen atau microRNA, DNA metilasi yang ekspresinya tidak normal pada sel kanker yang diteliti. Dengan mengetahui biomarker potensial tersebut maka dapat dibuat terapi atau pengobatan yang menargetkan biomarker potensial tersebut," jelas David.

Sementara untuk bidang forensik, reads dari hasil sekuensing dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelaku pembunuhan, penyebaran virus HIV/AIDS atau yang lainnya, dengan membandingkan DNA virus HIV/AIDS yang ditemukan pada korban dengan DNA virus HIV/AIDS yang ditemukan pada terduga pelaku.

Tidak hanya itu, sekuensing juga bisa digunakan di bidang pertanian untuk mengidentifikasi biomarker pada tanaman bibit unggul. Pada bidang perikanan di Indonesia, dengan teknologi sekuensing memungkinkan untuk menciptakan bibit unggul dari varietas ikan yang ada di Indonesia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More