Mengandalkan Konsumsi (Lagi)

Senin, 22 Februari 2021 - 05:54 WIB
Kebijakan penerapan PPnBM mulai dari 0% hingga 75% yang dilakukan bertahap hingga akhir tahun ini juga diikuti oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,75%.

Selain itu, BI memberlakukan kebijakan uang muka

atau down payment (DP) bagi kredit kendaraan bermotor dan properti menjadi 0%. Kedua instrumen tersebut ditempuh BI agar konsumsi masyarakat kembali terkerek di masa pemulihan.

Fokus di Daya Beli

Pemerintah dan stakeholder terkait kini memang fokus pada sektor konsumsi. Maklum, karena sektor ini menjadi salah satu andalan untuk menopang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional di samping investasi.

Konsumsi menjadi tumpuan karena sektor lain seperti ekspor-impor masih belum menunjukkan kinerja memuaskan akibat tekanan di pasar global. Sepanjang tahun lalu, ekspor kita ke luar negeri mengalami kontraksi alias turun 2,61%. Khusus ekspor nonmigas turun 0,57%. Penurunan juga terjadi di sektor impor yakni sebesar 17,4%. Pada pos ini, impor sektor nonmigas juga turun 14,78%.

Sekadar diketahui, sektor konsumsi rumah tangga pada tahun lalu berkontribusi sebesar 58% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Artinya, lebih dari separuh ekonomi dalam negeri mengandalkan sektor konsumsi.

Tahun lalu, data BPS menyebutkan bahwa sektor konsumsi rumah tangga terkontraksi 2,63% akibat banyaknya warga yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Kondisi ini membuat konsumsi rumah tangga tertekan. Beruntung, pada 2020 konsumsi pemerintah masih mencatatkan hasil positif dengan pertumbuhan 1,94%.

Terkait kebijakan penurunan suku bunga acuan BI menjadi 3,5% serta DP kredit kendaraan dan properti 0%, ini tentu akan menjadi kabar baik bagi industri terkait. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik aturan tersebut karena diprediksi bisa mengembalikan daya beli masyarakat yang sempat lesu.

Gaikindo juga berharap, kebijakan itu bisa mengerek penjualan mobil tahun ini ke angka 750.000 unit, lebih baik dibanding penjualan tahun lalu yang hanya 500.000-an unit. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan masa sebelum pandemi yang rata-rata bisa mencetak penjualan di atas 1 juta unit per tahun.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More