Perspektif Hukum Atas Rekomendasi Saham Influencer
Kamis, 04 Februari 2021 - 14:43 WIB
Pengaruh Influencer
Menurut kamus Oxford, influencer dapat diartikan sebagai seseorang yang memilki kemampuan mempengaruhi pembeli potensial atas suatu produk atau jasa yang direkomendasikan melalui media sosial. Berdasarkan skala pengikutnya influencer terbagi menjadi influencer mikro, makro, dan premium (Kurniawan, 2019).
Sebagai publik figur, hasil investasi saham influencer yang menjadi konten unggahannya dapat memicu followers untuk mengikuti jejaknya. Fenomena tersebut dapat mengintroduksi investasi pasar modal dan naiknyajumlah investor.
Unggahan influencer berpotensi mempengaruhi keputusan followers melakukan investasi saham. Unggahan tersebut ada dampak positif, termasuk potensi kontranya. Apabila tidak diimbangi dengan pengetahuan yang memadai dan keputusan investasi hanya sekadar mem-follow influencer, maka ketika investasi rugi,akan merasa dirugikan akibat terpengaruh influencer.
Aspek Hukum dan Opini
Adakah aturan terkait tindakan influencer mengunggah hasil investasi sahamnya di media sosial? Jika ditelaah kembali berdasarkanlegal framework UU No 8/1995 tentang Pasar Modal (UUPM), terdapat ketentuan yang mengatur mengenai jenis-jenis tindakan yang dilarang dalam industri pasar modal. Di antaranya adalah tindakan yang berpotensi mengandung unsur kegiatan tanpa izin, manipulasi pasar, dan/atau insider trading. Ketiganyaada ancaman sanksi pidana bagi pelakunya.
Pasal 34 ayat (1) UUPM mengatur bahwa pemberian nasihat kepada seseorang mengenai penjualan atau pembelian saham dengan suatu imbalan jasa hanya dapat dilakukan oleh pihak yang telah memiliki izin sebagai penasihat investasi dari OJK.
Aturan terkait manipulasi pasar diatur dalam Pasal 91, Pasal 92, dan Pasal 93 UUPM.
Teknik pump and dump, layering, cornering, pooling interest, dan lainnya juga merupakan tindakan yang dilarang. Praktik manipulasi pasar inidilakukan oleh pihak, yang secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa. Motif manipulasi pasar antara lain untuk menaikkan, menurunkan, atau mempertahankan harga efek.
Sementara itu, aturan insider trading diatur dalam Pasal 95 dan 98 UUPM. Ada larangan corporate insiders untuk mempengaruhi pihak lain melakukan pembelian atau penjualan atas suatu saham dan informasi orang dalam kepada pihak yang patut diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas saham. Corporate insiders adalah direktur, komisaris, pegawai, pemegang saham utama, profesi, dan pihak yang memiliki hubungan usaha dengan perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek.
Menurut kamus Oxford, influencer dapat diartikan sebagai seseorang yang memilki kemampuan mempengaruhi pembeli potensial atas suatu produk atau jasa yang direkomendasikan melalui media sosial. Berdasarkan skala pengikutnya influencer terbagi menjadi influencer mikro, makro, dan premium (Kurniawan, 2019).
Sebagai publik figur, hasil investasi saham influencer yang menjadi konten unggahannya dapat memicu followers untuk mengikuti jejaknya. Fenomena tersebut dapat mengintroduksi investasi pasar modal dan naiknyajumlah investor.
Unggahan influencer berpotensi mempengaruhi keputusan followers melakukan investasi saham. Unggahan tersebut ada dampak positif, termasuk potensi kontranya. Apabila tidak diimbangi dengan pengetahuan yang memadai dan keputusan investasi hanya sekadar mem-follow influencer, maka ketika investasi rugi,akan merasa dirugikan akibat terpengaruh influencer.
Aspek Hukum dan Opini
Adakah aturan terkait tindakan influencer mengunggah hasil investasi sahamnya di media sosial? Jika ditelaah kembali berdasarkanlegal framework UU No 8/1995 tentang Pasar Modal (UUPM), terdapat ketentuan yang mengatur mengenai jenis-jenis tindakan yang dilarang dalam industri pasar modal. Di antaranya adalah tindakan yang berpotensi mengandung unsur kegiatan tanpa izin, manipulasi pasar, dan/atau insider trading. Ketiganyaada ancaman sanksi pidana bagi pelakunya.
Pasal 34 ayat (1) UUPM mengatur bahwa pemberian nasihat kepada seseorang mengenai penjualan atau pembelian saham dengan suatu imbalan jasa hanya dapat dilakukan oleh pihak yang telah memiliki izin sebagai penasihat investasi dari OJK.
Aturan terkait manipulasi pasar diatur dalam Pasal 91, Pasal 92, dan Pasal 93 UUPM.
Teknik pump and dump, layering, cornering, pooling interest, dan lainnya juga merupakan tindakan yang dilarang. Praktik manipulasi pasar inidilakukan oleh pihak, yang secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa. Motif manipulasi pasar antara lain untuk menaikkan, menurunkan, atau mempertahankan harga efek.
Sementara itu, aturan insider trading diatur dalam Pasal 95 dan 98 UUPM. Ada larangan corporate insiders untuk mempengaruhi pihak lain melakukan pembelian atau penjualan atas suatu saham dan informasi orang dalam kepada pihak yang patut diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas saham. Corporate insiders adalah direktur, komisaris, pegawai, pemegang saham utama, profesi, dan pihak yang memiliki hubungan usaha dengan perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek.
tulis komentar anda