PWI Berharap Media Bisa Berperan untuk Tangkal Hoaks
Rabu, 27 Januari 2021 - 19:18 WIB
JAKARTA - Hoaks dan radikalisme menjadi salah satu ancaman nyata yang dihadapi masyarakat di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Oleh karena itu, semua elemen harus berjuang bersama-sama untuk memerangi hoaks dan radikalisme.
(Baca juga: Hari Ini, Nindy Ayunda dan Suaminya Akan Mediasi di Pengadilan Agama)
Salah satunya ialah media. Dalam webinar bertajuk Peranan Media Menghadapi Radikalisme dan Hoax, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari mengatakan, media memiliki peranan penting menghadapi dua hal tersebut.
(Baca juga: TPDI Minta Media Tidak Mencampuradukkan Opini dan Fakta)
Atal menjelaskan, media harus menjadi pengecek fakta alias fact checker dan sumber informasi yang lebih valid dibandingkan media sosial (medsos).
"Media harus memverifikasi atau membandingkannya dengan berita yang sama dari sumber yang berbeda," kata Atal dalam pers rilis, Rabu (27/1/2021).
(Baca juga: Gugatan Anak Terhadap Ayah yang Sudah Renta Masuk Tahap Mediasi, Ini Tuntutan Tergugat)
Dia pun mengimbau media untuk tidak melakukan glorifikasi dalam pemberitaan, tetapi memilih diksi yang lembut dan tidak menyudutkan pihak-pihak tertentu.
(Baca juga: Hari Ini, Nindy Ayunda dan Suaminya Akan Mediasi di Pengadilan Agama)
Salah satunya ialah media. Dalam webinar bertajuk Peranan Media Menghadapi Radikalisme dan Hoax, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari mengatakan, media memiliki peranan penting menghadapi dua hal tersebut.
(Baca juga: TPDI Minta Media Tidak Mencampuradukkan Opini dan Fakta)
Atal menjelaskan, media harus menjadi pengecek fakta alias fact checker dan sumber informasi yang lebih valid dibandingkan media sosial (medsos).
"Media harus memverifikasi atau membandingkannya dengan berita yang sama dari sumber yang berbeda," kata Atal dalam pers rilis, Rabu (27/1/2021).
(Baca juga: Gugatan Anak Terhadap Ayah yang Sudah Renta Masuk Tahap Mediasi, Ini Tuntutan Tergugat)
Dia pun mengimbau media untuk tidak melakukan glorifikasi dalam pemberitaan, tetapi memilih diksi yang lembut dan tidak menyudutkan pihak-pihak tertentu.
tulis komentar anda