Vaksin COVID-19 Tidak Langsung Bekerja, Pakar Epidemiologi Ingatkan Harus Jaga 5M

Senin, 25 Januari 2021 - 06:44 WIB
Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa cara kerja vaksin COVID-19 tidak bisa langsung bekerja sesat setelah seseorang disuntik vaksin. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah memulai program vaksinasi COVID-19 sejak 13 Januari 2021 lalu. Vaksin dilakukan untuk menjadi salah satu upaya dalam menangkal virus Corona .

Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa cara kerja vaksin COVID-19 tidak bisa langsung bekerja sesat setelah seseorang disuntik vaksin. Menurutnya, proteksi dari vaksinasi tersebut baru bisa muncul secara maksimal setelah 4 sampai 6 minggu pasca penyuntikan pertama vaksin.

"Artinya dalam kurun waktu itu potensi dia terinfeksi oleh COVID-19 dan mengalami gejala itu bisa terjadi di situ," ujar Dicky saat dikonfirmasi MNC Portal, Senin (25/1/2021).

Baca juga: Jokowi Ajak Umat Kristiani Ikut Sukseskan Program Vaksinasi COVID-19

Meski begitu kata dia, seseorang yang sudah mendapat suntikan vaksin tetap akan memiliki proteksi walaupun belum maksimal. Hal itu dapat meredam gejala yang ditimbulkan dari virus COVID-19 sehingga tidak terlalu parah.



"Walaupun itu akan sangat kasuistik (tergantung kasus)," katanya.

Untuk itu, Dicky menambahkan bagi masyarakat yang telah disuntik vaksin COVID-19 nantinya tetap harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

"Prinsipnya selama pandemi ini mau dia (seseorang) sudah divaksin atau belum harus menjaga 5M-nya untuk menghindari potensi paparan," tandasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More