Kebijakan Kemenhub soal Kursi Pesawat Tak Bakal Dongkrak Penumpang
Rabu, 13 Januari 2021 - 14:06 WIB
“Kalau dites antigen itu tidak menjamin bahwa yang bersangkutan bebas Covid-19. Masalahnya, virusnya sendiri bermutasi. Orang-orang yang tanpa gejala dan terpapar (kemungkinan) masuk ke dalam. Penularannya akan tinggi. Satu orang terpapar bisa menularkan satu pesawat,” ujarnya saat dihubungi SINDONews, Selasa (12/1/2021).
(Baca: Satgas Imbau Daerah Zona Merah di Luar Jawa-Bali Lakukan Pembatasan Kegiatan)
Dia menjelaskan lolosnya penumpang yang positif itu disebabkan kurangnya ketatnya aturan dan pengawasan. Beberapa waktu lalu, ramai penumpang yang menggunakan hasil tes palsu untuk terbang. Belakangan, kepolisian menangkap pelaku penjual hasil tes palsu itu.
Pandemi Covid-19 memang memukul industri penerbangan. Maskapai tidak bisa beroperasi secara leluasa karena sejumlah pembatasan. Belum lagi, banyak masyarakat yang juga menahan untuk bepergian karena khawatir terpapar Covid-19.
“Pelaku usaha, maskapai itu sedang kesulitan cash flow akhirnya diduga meminta dan mempengaruhi kebijakan Kemenhub untuk memberikan kebebasan. Yang terjadi, pertimbangan lebih ke faktor ekonomi,” tuturnya.
(Baca juga : Kontrak Bersama Barcelona Akan Habis, Harga Jual Lionel Messi Anjlok
Trubus memprediksi tidak akan berhasil mendongkrak jumlah penumpang. Bisnis penerbangan tengah mengalami komplikasi masalah, yakni pandemi dan kekhawatiran masalah terhadap keamanan dan keselamatan setelah Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Kebijakan telah diambil, Trubus meminta pemerintah menguat pelacakan kasus.
“Kebijakan ini enggak akan ngefek. Tetap sepi. Penumpang lebih banyak menempuh perjalanan dengan transportasi lain. Pesawat disamping tidak aman karena Covid-19 dan keselamatan. Masyarakat dalam posisi tidak mau, sungkan lah atau enggan menggunakan,” pungkasnya.
(Baca: Satgas Imbau Daerah Zona Merah di Luar Jawa-Bali Lakukan Pembatasan Kegiatan)
Dia menjelaskan lolosnya penumpang yang positif itu disebabkan kurangnya ketatnya aturan dan pengawasan. Beberapa waktu lalu, ramai penumpang yang menggunakan hasil tes palsu untuk terbang. Belakangan, kepolisian menangkap pelaku penjual hasil tes palsu itu.
Pandemi Covid-19 memang memukul industri penerbangan. Maskapai tidak bisa beroperasi secara leluasa karena sejumlah pembatasan. Belum lagi, banyak masyarakat yang juga menahan untuk bepergian karena khawatir terpapar Covid-19.
“Pelaku usaha, maskapai itu sedang kesulitan cash flow akhirnya diduga meminta dan mempengaruhi kebijakan Kemenhub untuk memberikan kebebasan. Yang terjadi, pertimbangan lebih ke faktor ekonomi,” tuturnya.
(Baca juga : Kontrak Bersama Barcelona Akan Habis, Harga Jual Lionel Messi Anjlok
Trubus memprediksi tidak akan berhasil mendongkrak jumlah penumpang. Bisnis penerbangan tengah mengalami komplikasi masalah, yakni pandemi dan kekhawatiran masalah terhadap keamanan dan keselamatan setelah Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Kebijakan telah diambil, Trubus meminta pemerintah menguat pelacakan kasus.
“Kebijakan ini enggak akan ngefek. Tetap sepi. Penumpang lebih banyak menempuh perjalanan dengan transportasi lain. Pesawat disamping tidak aman karena Covid-19 dan keselamatan. Masyarakat dalam posisi tidak mau, sungkan lah atau enggan menggunakan,” pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda