Dongkrak Kinerja Kabinet!
Rabu, 23 Desember 2020 - 06:00 WIB
Dosen Universitas Padjajaran itu mengaku reshuffle diwarnai dengan kejutan seperti munculnya banker Budi Gunadi Sadikin sebagai menteri kesehatan. Dalam pandangannya, tidak masalah menkes tidak diisi oleh seorang dokter atau ahli kesehatan. Ditandaskan, yang dibutuhkan dari seorang menteri itu adalah kepemimpinan dan manajerial yang kuat.
"Meskipun dia bukan dokter, Budi Gunadi itu menterinya, tapi di Kemenkes itu hampir semua dirjennya itu dokter dan jauh lebih paham. Dia hanya mengelola kepemimpinan dalam penanganan kesehatan dan manajemen di dalamnya agar bisa lebih baik," ujarnya. (
)
Dia juga menyinggung masuknya Sandiaga Uno ke kabinet. Prabowo dan Sandiaga merupakan rival Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019. Idil meminta masyarakat tidak lagi mengungkit kubu-kubuan itu. Sekarang yang harus dilakukan kerja bersama agar Indonesia bisa lepas dari badai krisis yang diakibatkan pandemi COVID-19.
Piter Abdullah juga mengapresiasi nama-nama menteri baru yang dipilih Jokowi. Dia menyebut beberapa nama menteri cukup menjanjikan seperti Sandiaga Uno dan M Lutfi karena keduanya mempunyai rekam jejak keberhasilan sebagai pengusaha.
"Demikian juga dengan Risma sebagai wali kota Surabaya dan Budi Gunadi sebagai kepala Bank Mandiri dulunya. Tapi masih belum meyakinkan karena bidang yang dimasukin belum semuanya pas. Di sini hanya Luthfi yang dirasa cukup tepat," kata Piter.
Dia kemudian menuturkan, masuknya Sandiaga Uno ke jajaran menteri kabinet yang baru akan menjadi tantangan tersendiri. Tantangan yang lebih besar ada pada Budi Gunadi Sadikin sebagai Menkes.
"Memasuki dunia yang sangat berbeda. Tapi kita bisa berharap BGS bisa menjadi pilihan tepat," ungkapnya. Yang dibutuhkan memang seorang menteri bukan dokter. Kita pernah memilih dokter yang sangat bagus untuk menjadi menteri dan ternyata gagal. Karena beliau bukan seorang manager. Sementara peran seorang menteri lebih seperti seorang manager," tegas dia.
Adapun Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengingatkan para menteri baru itu memiliki pekerjaan besar karena tantangannya berbeda. Apalagi saat ini kondisi bangsa tengah berada di masa sulit akibat pandemi COVID-19, pemulihan ekonomi, kasus korupsi, dan lainnya.
"Tidak mudah karena mereka dituntut harus beradaptasi cepat, ritme kerja yang cepat dan lebih terukur dalam menyelesaikan problem-problem yang fundamental dari level hulu sampai hilir," kata Pangi kepada SINDO, Selasa (22/12/2020). ( )
Di sisi lain dia mempertanyakan pemilihan nama-nama tersebut karena berbasis kinerja atau hanya sekedar berbagi jatah menteri dari partai politik. Di antara mereka yang merupakan kader parpol yaitu Tri Rismaharini (PDIP), Sandiaga Uno (Gerindra), Yaqut Cholil Coumas (PKB). Kepercayaan terhadap kader partai itu dinilai Pangi memberi kesempatan untuk berkiprah dan punya panggung di pemerintahan. "Apakah reshuffle ini berbasis kinerja atau berbasis kepada power sharing bagi-bagi kursi menteri dari kader partai. Walaupun ada tokoh profesional, tapi saya lebih melihatnya postur menteri yang diisi kader-kader partai," katanya.
"Meskipun dia bukan dokter, Budi Gunadi itu menterinya, tapi di Kemenkes itu hampir semua dirjennya itu dokter dan jauh lebih paham. Dia hanya mengelola kepemimpinan dalam penanganan kesehatan dan manajemen di dalamnya agar bisa lebih baik," ujarnya. (
Baca Juga
Dia juga menyinggung masuknya Sandiaga Uno ke kabinet. Prabowo dan Sandiaga merupakan rival Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019. Idil meminta masyarakat tidak lagi mengungkit kubu-kubuan itu. Sekarang yang harus dilakukan kerja bersama agar Indonesia bisa lepas dari badai krisis yang diakibatkan pandemi COVID-19.
Piter Abdullah juga mengapresiasi nama-nama menteri baru yang dipilih Jokowi. Dia menyebut beberapa nama menteri cukup menjanjikan seperti Sandiaga Uno dan M Lutfi karena keduanya mempunyai rekam jejak keberhasilan sebagai pengusaha.
"Demikian juga dengan Risma sebagai wali kota Surabaya dan Budi Gunadi sebagai kepala Bank Mandiri dulunya. Tapi masih belum meyakinkan karena bidang yang dimasukin belum semuanya pas. Di sini hanya Luthfi yang dirasa cukup tepat," kata Piter.
Dia kemudian menuturkan, masuknya Sandiaga Uno ke jajaran menteri kabinet yang baru akan menjadi tantangan tersendiri. Tantangan yang lebih besar ada pada Budi Gunadi Sadikin sebagai Menkes.
"Memasuki dunia yang sangat berbeda. Tapi kita bisa berharap BGS bisa menjadi pilihan tepat," ungkapnya. Yang dibutuhkan memang seorang menteri bukan dokter. Kita pernah memilih dokter yang sangat bagus untuk menjadi menteri dan ternyata gagal. Karena beliau bukan seorang manager. Sementara peran seorang menteri lebih seperti seorang manager," tegas dia.
Adapun Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengingatkan para menteri baru itu memiliki pekerjaan besar karena tantangannya berbeda. Apalagi saat ini kondisi bangsa tengah berada di masa sulit akibat pandemi COVID-19, pemulihan ekonomi, kasus korupsi, dan lainnya.
"Tidak mudah karena mereka dituntut harus beradaptasi cepat, ritme kerja yang cepat dan lebih terukur dalam menyelesaikan problem-problem yang fundamental dari level hulu sampai hilir," kata Pangi kepada SINDO, Selasa (22/12/2020). ( )
Di sisi lain dia mempertanyakan pemilihan nama-nama tersebut karena berbasis kinerja atau hanya sekedar berbagi jatah menteri dari partai politik. Di antara mereka yang merupakan kader parpol yaitu Tri Rismaharini (PDIP), Sandiaga Uno (Gerindra), Yaqut Cholil Coumas (PKB). Kepercayaan terhadap kader partai itu dinilai Pangi memberi kesempatan untuk berkiprah dan punya panggung di pemerintahan. "Apakah reshuffle ini berbasis kinerja atau berbasis kepada power sharing bagi-bagi kursi menteri dari kader partai. Walaupun ada tokoh profesional, tapi saya lebih melihatnya postur menteri yang diisi kader-kader partai," katanya.
tulis komentar anda